Fasilitas pengolahan limbah organik di TPS 3R, berupa kolam tembok semen ( sepanjang 80 m kedalaman 1 m) kemudian diatasnya diletakan rangkaian (saling terhubung) 40 tangki @1000 L/ unit bagi budidaya ikan sebagaimana terpasang di Bank Sampah Posko Hijau – Green Phoskko Organic Product Jl Desa Karikil di Banjaran Bandung, terbukti sangat handal dalam memberi keuntungan dan kemanfaatan dari pengoperasian reaktor konversi musnah (RKM) sampah.
Secara ekonomi, kolam lumpur mampu memberi media probiotik bagi 120 m3 budidaya lele. Dari kapasitas terkecil metoda BiophoskkoGas ( Biogas- Pirolisis- Komposter- Gasifier) mengolah 1,85 ton sampah/ hari memberi 120 m3 kolam, akan didapat 24 ton lele per 1 siklus 3 bulan. Sungguh suatu penerimaan besar jika mengingat harga lele di pasaran saat ini di kisaran Rp 20.000/ kg, atau per siklus diperoleh Rp 48.000.000/3 bulan.
Rangkaian bejana berhubungan 40 tangki kolam lele @ 1000 liter yang tertutup, menjamin terhindarnya curahan air hujan ( PH asam tidak baik bagi perkembangan lele) memasuki kolam maupun kehilangan akibat lompatnya lele keluar tangki kolam. Disamping instalasi telah memberi estetika, pemberian pakan dapat dilakukan terjadwal dengan pompa lumpur (submersible pumps) serta penambahan dan penggantian air bisa dilakukan dengan cepat.
Upaya pengelolaan lingkungan melalui pemusnahan sampah di TPS 3R agar dapat memenuhi kebutuhan dan mendukung kegiatan budidaya lele dapat dilakukan dengan cara diantaranya melakukan kegiatan pemantauan kualitas air atau pengelolaan kualitas air dan kesehatan ikan secara bersama-sama.
Tiga hari sebelum bibit ikan masuk kolam, air kolam harus diguyur probiotik Green Phoskko1 atau GP1 lebih dahulu agar kondisi air cepat matang dan tumbuh banyak plankton. Dengan peranan aktivator GP-1 dalam rangkaian bejana (tanki) berhubungan dalam suatu rangkaian akan diperoleh dan harus senantiasa dipelihara :
- kondisi optimalnya pertumbuhan larva di kisaran suhu antara 26-30*C dan untuk pemijahan 24-28*C.
- perairan kolam dan tangki slurry biogas pada kedalaman tersebut cukup sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2 (oksigen)
- memberi air terlihat gelap bening kecoklatan atau kehitaman dan kotoran mengendap di dasar kolam,
- terdapat banyak mikroorganisme hidup seperti jentik-jentik, kutu air (daphia), cacing darah, dan plankton sebagai makanan alami ikan lele.
CARA KERJA
Organik Indonesia: Mengembangkan Budidaya Lele dalam Lumpur Konversi Musnah Sampah di TPS 3R