Menjalankan Incenerator dengan Burner Berbahan Bakar Biogas Hasil Fermentasi Sampah Organik

Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mandiri Energi dengan memanfaatkan hasil pemilahan jenis organik sebagai bahan baku digester Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk, dirasakan dapat menyelesaikan permasalahan besarnya biaya BBM Incenerator ( bagi pembakaran jenis sampah anorganik/ undegradable). 

Sebagaimana diketahui, Incinerator yang baik harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan, aspek ekonomis, aspek sosial dan lain sebagainya. Incinerator yang baik dituntut untuk dapat menjawab permasalahan-permasalahan pengurangan sampah secara efektif, lokasi jauh dari area penduduk, adanya pemisahan sampah organik dan anorganik, pembakaran sampah mencapai suhu 800 o celcius, emisi gas buang ramah lingkungan dan dapat berkelanjutan tanpa dibebani biaya operasional yang memberatkan. 

Selama ini banyak incenerator pembakaran sampah anorganik/ undegradable maupun sampah medis di rumah sakit terbengkalai karena mahalnya biaya bahan bakar (solar. LPG). Guna mengefektifkannya, perlu dicarikan solusi penyediaan bahan bakar yang murah, salah satunya dapat ditempuh dengan membangkitkan biogas dari sampah jenis organik. Tempat Pengelolan Sampah Terpadu (TPST) memiliki bahan baku cukup besar bagi pembangkitan biogas guna menjalankan Incenerator dengan burner berbahan bakar hasil dari proses fermentasi sampah organik. Guna mendapatkan kalori tinggi, biogas alami dapat dinaikan komposisi metana (CH4) dengan proses pemurnian (purifikasi) menjadi biometan RNG (Renewable Natural Gas). 

Biometan RNG, adalah bahan bakar guna subtitusi sempurna atas solar maupun kayu bakar pada penggunaan menyalakan burner biogas, pengganti sempurna bensin premium untuk menjalankan generator listrik, maupun pengganti LPG menyalakan kompor dan burner. Energi biogas murni ( biometan RNG) tiap 1 m3 memiliki kesetaraan dengan 0.46 kg LPG = 0.62 liter minyak tanah = 0.80 liter bensin = 3.50 kg kayu bakar.