Menghasilkan Bioethanol Bahan Bakar Nabati (Bakarti) dan Biogas dari Sampah Organik


Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.

Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana), atau fermentasi untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).

1.  Sampah sayuran masih keras, segera giling FMM 1200 ML agar lumat menyerupai bubur. Hasil bubur (lembek) segera diperas dengan kain ( bahan kaos). Setiap 100 kg sampah organik ( 1 drum) menghasilkan 20 liter air perasan.
2.     Sampah yang mengandung gula (glocosa) berasa manis (berupa buah-buahan seperti jeruk, papaya, buah maja, nanas, sisa juice, sisa kopi manis dan semangka) perlakukan secara terpisah. Pemisahan proses bertujuan agar perolehan bahan bakar kadar tinggi akan lebih efisien dengan disbanding penggunaan bahan bakar biogas pada proses penyulingan (destilasi)
 Proses destilasi yaitu suatu teknik pemisahan komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan titik didihnya. Teknik pemisahan ini digunakan dalam industri perminyakan untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi. (Nana Sutresna, Kimia untuk SMA/MA kelas XII Jilid 1, 2007, hlm. 17.). 
3.   Hancurkan 1 sendok ( 5 butir tablet Gramalet), dan 5 sendok ragi tapai ( sacharomices cerivisiae) yang terdapat pada Aktivator (GP1) lalu tambahkan ke tiap 100 liter cairan hasil perasan sampah sayuran. 

4.   Aduk hinnga rata campuran bahan itu dan masukan drum fermentasi (fermentor 100 liter) biarkan terfermentasi dalam kondisi tertutup selama minimal 7 hari. Ragi tapai yang terdiri atas beragam organisme seperti Bacillus sp, Rhizopus sp, Candida utillus, merombak bahan organik itu menjadi alkohol.
5.      Dalam 7 hari, limbah padat hasil penggilingan akan mengapung di permukaan. Pisahkan limbah padat bagian atas dengan memasukan ke Biodigester. Di dalam tiap drum berkapasitas 100 liter, ketebalan limbah padat kira-kira 7-10 cm. Segera pindahkan limbah padat dan cairan fermentasi itu ke dalam drum destilasi (destilator)

6.      Sekarang destilasi atau suling cairan fermentasi dengan memanaskan pada kompor ( bahan bakar biogas) hingga suhu 800 C. Karena perbedaan titik didih, alcohol lebih dulu menguap dan terkondensasi. Pada sulingan pertama dihasilkan bioetanol berkadar alkohol 50%. Bagi keperluan menghasilkan bioethanol kadar tinggi, lakukan destilasi ulang

7.  Bioethanol kadar tinggi adalah bahan bakar nabati (BBN) atau bakarti, mudah menguap, agar disimpan dalam jerigen yang tertutup rapat. Bakarti dapat digunakan pada kompor (burner), campuran bensin, bahan bakar mesin ( generator, engine penggerak).