TPST MANDIRI ENERGI : Solusi Darurat Sampah Indonesia

Landfill near Trees

Oleh : Sonson Garsoni*)

Pendahuluan

Kota-kota di Indonesia saat ini menghadapi krisis sampah yang semakin mendesak. Salah satu isu utama adalah kondisi yang semakin penuh di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), ditambah dengan kendala dalam perluasan TPA karena penolakan masyarakat untuk memiliki lokasi pembuangan sampah di dekat tempat tinggal mereka. Dalam menghadapi kondisi darurat ini, diperlukan solusi yang inovatif dan ramah lingkungan untuk mengelola sampah dengan efektif.

Tantangan TPA dan Resistensi Masyarakat

TPA di berbagai kota semakin overloaded, dan dengan meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan setiap tahun, perluasan TPA menjadi solusi yang sangat terbatas.

Penolakan masyarakat terhadap lokasi TPA sering kali disebabkan oleh kekhawatiran akan pencemaran dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan sampah.

Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu ( TPST) Mandiri Energi

Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang berbiaya operasional murah. Sebagian tahap proses produksi pada teknologi kompos dan biogas dilakukan oleh bekerjanya jasad renik (mikroba), bukan tenaga manusia; Sementara pengubah limbah plastik maupun karet dilakukan oleh api (thermal cracking). Ke tiga teknis- teknologis itu nyaris tanpa biaya operasional (Opex), dilain pihak padahal perolehannya adalah listrik tenaga biogas dan bahan bakar minyak dari limbah plastik dan karet. Neraca massa sampah Indonesia dengan komposisi terbesar organik, kandungan air tinggi, memiliki kelayakan teknis untuk menjadi TPST Mandiri Energi, tanpa komponen biaya BBM maupun listrik.

Selain berfungsi sebagai lokasi pengolahan sampah, TPST ini dapat menjadi tempat pendidikan bagi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik.

Berikut adalah beberapa cara pengolahan sampah yang dapat dilakukan di TPST:

  1. Produksi Kompos dan Biogas 1.1- Sampah organik yang dihasilkan dari rumah tangga, limbah kandang, pertamanan dan area publik dapat diolah menjadi kompos, yang memiliki nilai guna sebagai pupuk alami. Pengolahan ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat yang terlibat dalam proses produksi pupuk organik dan pertanian. 1.2 – Selain itu, limbah organik juga dapat digunakan untuk produksi biogas. Biogas ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk keperluan memasak, bahan bakar burner atau bahkan untuk pembangkit listrik. Dengan menggunakan biogas, kita tidak hanya mengurangi ketergantungan pada energi fosil tetapi juga mengurangi emisi gas rumah kaca.
  2. Pirolisis Plastik 2.1 – Sampah plastik dan limbah karet ( ban, kabel) merupakan salah satu komponen terbesar yang menyumbang masalah sampah di kota-kota. Dengan teknologi pirolisis, plastik an karet dapat diubah menjadi minyak bakar (heavy oil) dan gas serta minyak dapat digunakan untuk pembangkit listrik. Proses ini juga membantu mengurangi jumlah plastik dan karet yang masuk ke TPA dan badan lingkungan. 2.2- Selain itu, produk hasil pirolisis seperti minyak bakar dapat menjadi alternatif energi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar konvensional.
  3. RDF untuk Energi Panas
  • Kendati membutuhklan biaya energi jauh lebih tinggi dibanding ke 3 teknologi diatas, komposisi kecil dari neraca sampah kota yang umumnya berkarakter kering dapat diproses menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF). RDF ini dapat digunakan sebagai sumber energi panas dalam proses pirolisis plastik karet, sehingga meningkatkan efisiensi energi dan memaksimalkan pemanfaatan sampah menjadi nir-residu (zero waste).

Komfigurasi beberapa teknologi ( bukan single technologies) meliputi biogas, kompos, dan pirolisis plastik ini sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia karena beberapa alasan yang mendasar, di antaranya:

  1. Pengelolaan Limbah yang Efisien

Biogas dan pirolisis plastik memungkinkan pengolahan limbah organik dan plastik secara efektif. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah limbah yang besar, memerlukan solusi yang dapat mengurangi beban limbah, dan teknologi ini dapat mengkonversi limbah menjadi energi yang berguna.

  1. Sumber Energi Terbarukan

Kedua teknologi ini menghasilkan energi, dengan biogas yang dapat digunakan untuk memproduksi listrik. Mengingat Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang sangat potensial, pemanfaatan biogas dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil dan mendukung program energi bersih.

  1. Meningkatkan Kesuburan Tanah

Penggunaan kompos sangat penting untuk meningkatkan C Organik tanah yang kini di kebanyakan areal pertanian berkadar rendah (< 2%).

Dengan memproduksi kompos dari limbah organik, dapat membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas retensi air, dan memperbaiki kualitas tanah secara keseluruhan, yang sangat penting untuk pertanian berkelanjutan.

  1. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Teknologi pirolisis plastik tidak hanya mengolah limbah plastik tetapi juga dapat meminimalisir emisi gas rumah kaca dengan mengurangi jumlah limbah yang masuk ke TPA, yang sering kali menghasilkan metana (CH4), gas rumah kaca yang memiliki daya rusak 21 kali dibanding karbon dioksida (CO2).

  1. Potensi Ekonomi Lokal

Implementasi teknologi ini juga dapat menciptakan lapangan kerja baru di sektor pengelolaan limbah dan pertanian, mendorong partisipasi masyarakat dan memberikan manfaat ekonomi lokal.

  1. Keselarasan dengan Kebijakan Lingkungan

Solusi ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan kebijakan lingkungan yang lebih baik, seperti pengurangan sampah plastik, menurunkan emisi yang ditimbulkan sampah dan limbah organik serta meningkatkan ketahanan pangan.

  1. Pemberdayaan Masyarakat

Dengan adanya program pelatihan dan pendampingan, masyarakat dapat diajarkan cara mengelola limbah dengan baik dan memproduksi energi serta pupuk organik, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan.

Kesimpulan

Krisis sampah di Indonesia memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mandiri Energi yang fokus pada produksi kompos, biogas, pirolisis plastik, dan RDF dapat menjadi solusi cerdas untuk menangani masalah ini.

Secara keseluruhan, solusi teknologi biogas, kompos, dan pirolisis plastik memberikan pendekatan yang berkelanjutan untuk menangani masalah limbah di Indonesia, sambil sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian dan memastikan keberlanjutan lingkungan.

Dengan biaya operasional rendah dan manfaat yang banyak, solusi ini sangat relevan dan menjadi keharusan untuk masa depan Indonesia yang lebih bersih dan lebih hijau.

Dengan memanfaatkan inovasi teknologi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah, diharapkan kita dapat mengurangi beban TPA dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, dampak positif dapat dicapai untuk masa depan yang lebih baik*

*) Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Asosiasi Konsultan Non Kontruksi Indonesia (Askkindo), Founder PT Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK)