TANGKI DIGESTER Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk di INHOFTANK Bandung Dibangun sejak tahun 1911- MASA HINDIA BELANDA

Aplikasi biogas sebagai bahan bakar menjalankan mesin ( perontok padi, mesin pencacah dan engine penggerak perahu), menghasilkan listrik ( generator dan alternator dinamo berbahan bakar biogas) maupun pembangkit panas ( melalui burner, mesin pengering bijian box dryer, pemanas indukan ayam/ brooder, tungku) maupun pemanfaatan biomassa (limbah dan sampah organik) dalam pembangkitan biogas, selain kotoran sapi, yang kini mulai dikenal dan digunakan masyarakat adalah ketika Sonson Garsoni II mulai mengenalkannya tahun 2004. Sebelum Sonson Garsoni dari Bandung dan kemudian dikenal sebagai penyedia alat dan teknologi pembangkitan energi dan bahan bakar biogas, sejarah biogas, di Indonesia memang dari Bandung.

Dahulu, di Bandoeng, sebelum memasuki perairan umum, air buangan rumah tangga dialirkan melalui instalasi pengolahan yang dibangun di daerah pinggiran yang terletak di sebelah selatan. Instalasi pengolahan itu disebut “inhoftank” karena pengawasannya dilakukan oleh Tuan Inhof. Walau bekerja di tempat yang kotor, para pegawainya selalu menjaga kebersihan.

Pada masa Hindia-Belanda itu, Imhofftank adalah sebuah pabrik pengelolaan limbah rumah tangga di Bandung. Hasil produksinya? Biogas dan pupuk. Pabrik ini memiliki saluran-saluran seperti selokan yang terhubung dengan beberapa kawasan di Kota Bandung. Sebagian kotoran rumah-tangga di Bandung yang  ditumpahkan ke parit-parit dan selokan akan masuk ke saluran ini dan kemudian ditampung di kolam atau tangki-tangki penampungan dan pengendapan Imhofftank. Di tangki ini limbah dibiarkan tergenang dan membusuk sehingga menimbulkan gas metan.

Gas metan yang dihasilkan dipompa dengan kompresor dan dimasukkan ke dalam tabung silinder besi berdaya tampung 40 liter dengan tekanan lebih dari 1 atmosfer. Gas metan dalam tabung ini lalu dipergunakan untuk menjalankan bis-bis sekolah. Selain tangki penampungan yang memroduksi gas metan,  juga terdapat tangki pengeringan. Pada tangki pengeringan dibangun juga laboratorium dan gudang.

Setelah melalui sejumlah proses, limbah rumah tangga kering tersebut dijadikan pupuk organik yang dikirim ke kawasan pertanian dan kebun bunga di daerah Lembang, Cisarua, Pangalengan, dan Ciwidey. Pengawasan semua proses ini dilakukan oleh Tuan Imhoff. Dari namanyalah kemudian nama kawasan ini dikenal dengan sebutan Imhofftank yang sekarang berubah menjadi Inhoftank.

Selama pendudukan Jepang, pabrik pupuk Imhofftank tidak dijalankan karena Jepang lebih memerlukan sumber energi gas metan untuk menjalankan truk-truk militernya. instalasi yang disebut Imhofftank yang terletak di selatan Kota Bandung. Persisnya di daerah Tegalega. Penduduk wilayah sekitar menyebutnya pabrik mes, yang rupanya mengambil dari bahasa Belanda, mest yang berarti pupuk.

disadur http://www.kencanaonline.com/ dari Ridwan Hutagalung, dari sumber2 Buku ” Perjuangan Unsur Ganesha 10″, 1942-1950 (Penerbit ITB, 1995)
——————————————————————-
Menurut sejarah, gas methan ini sudah lama digunakan oleh warga Mesir, China, dan Roma kuno untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas. Sedangkan, proses fermentasi lebih lanjut untuk menghasilkan gas methan ini pertama kali ditemukan oleh Alessandro Volta (1776). Hasil identifikasi gas yang dapat terbakar ini dilakukan oleh Willam Henry pada tahun 1806. Dan Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), adalah orang pertama yang memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan. Salah satu penghargaan Bandung kepada sumber energi terbarukan metan, diabadikannya Pasteur menjadi sebuah nama jalan di kawasan Bandung Utara

Adapun alat penghasil biogas secara anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900. Pada akhir abad ke-19, riset untuk menjadikan gas methan sebagai biogas dilakukan oleh Jerman dan Perancis pada masa antara dua Perang Dunia. Selama Perang Dunia II, banyak petani di Inggris dan Benua Eropa yang membuat alat penghasil biogas kecil yang digunakan untuk menggerakkan traktor.

Kini, baru 1 abad kemudian, ikhtiar dan contoh baik dari jaman Hindia Belanda tersebut telah menjadi inspirasi bagi Sonson Garsoni, dengan mengembangkannya menjadi alat pembangkitan Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk yang lebih praktis dan ekonomis hingga lebih jauh bisa menghasilkan listrik melalui instalasi PLTBM – Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa