Produksi Kompos Bergerak ( Compost Production Mobile ).

Kompos hasil penguraian material organik memiliki karakter, berharga murah namun, mengambil ruang yang besar ( bulky). Kompos, kendati memiliki zat dan nutrisi penting bagi perbaikan tanah pertanian dan pemupukan tanaman, khususnya dalam menghasilkan bahan pangan sehat menyehatkan, masih dihargai relatif murah oleh para penggunanya, misal petani dan perkebunan. Kondisi ini sering, kemudian, mendorong banyak pihak membuat dan menjual kompos tanpa menimbang  dan mempertimbangkan pentingnya mutu. Tanah hitam, tanah bakar, humus maupun media tanam – yang pengambilannya atau pembuatannya sederhana, disajikan dengan nama kompos. Padahal, tidak sesederhana itu, kompos adalah material hasil penguraian mikroba menjadi material baru menyerupai tanah namun memiliki antara lain nutrisi (NPK dan unsur mikro), C/N rasio < 20, bebas dari mikroba merugikan (patogen), kadar air < 20 % serta memiliki senyawa lain bagi metabolisme tanaman dan pembiakan mikrobial tanah. Diluar standar mutu itu, dalam klasifikasi peraturan pemerintah (PP), material yang serupa kompos, walaupun tampak gembur dan hitam, disebut sebagai pembenah tanah (amilioran). Karena, kompos yang benar sudah seharusnya gembur sebagai hasil penguraian, dalam sistim produksi tidaklah lagi memerlukan tahap penghancuran atau mesin penghancuri. Sejatinya, kompos, yang benar, sesaat penguraian selesai akan terlihat secara kasat mata memang akan gembur, hitam, tidak berbau. 
 
Kualitas kompos mempengaruhi pengguna, petani dan pekebun, dalam menghargai kompos. Kekhawatiran terbawanya mikroba patogen kedalam kompos yang dibelinya, beberapa pengusaha perkebunan dan pertanian memulai dengan membuat kompos secara mandiri. Salah satu cara termurah, membuat kompos, skala besar adalah memanfaatkan sampah di perkotaan. Sampah dan limbah dari timbulan  kegiatan masak memasak di restoran, bagian Food Beverages (banquet) hotel, kantin pabrik,  usaha peternakan dan berbagai lokasi kawasan komersial, yang terkena kewajiban memilah sampah seperti tuntutan UU No 18/ 2008, dengan senang hati akan memberikan sampahnya secara  gratis, atau bahkan, beberapa diantaranya bersedia mengeluarkan biaya  sebagaimana halnya ketika melakukan pembuangan ke TPA. Dengan memanfaatkan teknologi Biophoskko, di install diatas truk, kini peminat kompos skala besar dapat melakukan pengambilan sampah dan limbah organik di lokasi timbulnya sampah secara langsung dan masih segar tanpa bercampur polutan, kemudian mengirimnya ke kebun dalam bentuk kompos. Proses penguraian berlangsung sambil mobilisasi ke lokasi kebun. Penimbul sampah dan petani atau pekebun, dengan model produksi kompos bergerak ( compost production mobile), tentunya akan saling menguntungkan diantara keduanya*)