Perilaku memilah sampah per jenis di sebagian warga Kecamatan Pameungpeuk kab Bandung dibarengi keberadaan Bank Sampah Yayasan Posko Hijau, telah merobah sampah, seperti juga di beberapa lokasi proyek PT Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK), menyandang status baru sebagai bahan baku. Material ( jenis organik, sampah kering, limbah plastik, sisa makanan/ food waste) yang terpilah per jenis ini adalah bahan baku bagi bekerjanya alat mesin BiophoskkoGas [ Biogas-Pirolisis-Komposter-Gasifier ] dan mengkonversinya menjadi barang bernilai serta dapat diperdagangkan ( tradable goods).
PT. Cipta VisiSinar Kencana mengenali sampah domestik dapat dikategorikan menjadi 5 jenis yang masing-masing dari jenis sampah tersebut dapat dimanfaatkan.
1. Jenis sampah organik dan juga cairan sampah (lindi) yang dapat diolah menjadi pupuk organik dan juga energi biogas melalui proses dekomposisi dengan komposter atau melalui proses fermentasi dengan digester.
2. Jenis sampah plastik bernilai tinggi (PE, PET) yang merupakan tradable goods sehingga memiliki nilai ekonomis seperti botol kemasan air mineral dan sejenisnya oleh mesin pencacah plastik (engineberbahan bakar biogas) dijadikan bijih bahan baku industri plastik.
3. aneka sampah plastik campuran (kemasan mie instan, kemasan kopi, kresek, styrofoam, pampers, dan sejenisnya) dipanaskan 100 – 800 derajat Celcius, dalam reaktor pirolisis (kedap udara), menjadi minyak bakar kualitas rendah (heavy oil).
4. sampah kering lainnya yang diolah dalam Gasifier guna menjadi energi kalor menghasilkan panas hingga 1000 derajat C bagi proses Pirolisis maupun penggunaan energi kalor lainnya antara lain proses presto dan oven sampah hewani menjadi pakan ternak/ikan.
5. limbah sisa makanan hewani (tulang ayam, duri ikan dan daging) dijadikan tambahan pakan lele yang dibudidayakan dalam lumpur digester biogas. Pemanfaatan sisa makanan ini didasari oleh kesadaran bahwa penumpukan sampah hewani dapat meningkatkan populasi hama tikus yang merugikan pertanian juga sanitasi perkotaan. Sampah hewani tersebut dimanfaatkan sebagai pakan lele sehingga dapat bermanfaat bagi industri perikanan khususnya budidaya lele.
Ke-5 jenis diatas, kini dengan paket mesin 4 in 1 (four in one) BiophoskkoGas dikonversi MUSNAH di sumber timbulannya menjadi produk baru. Dengan Gasifier GS 100 misalnya, suatu rangkaian alat pembangkit bahan bakar gas, kalor dan minyak bakar (heavy oil), dari bahan baku sampah anorganik (biomassa dan plastik) menghasilkan energy panas (kalor) dan minyak bakar. Dari tiap 1 ton material jenis anorganik ini akan dihasilkan kisaran energi panas/pembakaran setara 1 juta kkal. Suatu besaran energy yang cukup guna proses pirolisis ( mendestilasi plastic menjadi minyak bakar), memanaskan oven maupun presto bagi pengolahan sampah lainnya.
Sementara alat lainnya, digester biogas dankomposter, mengolah jenis organic menjadi kompos dan biogas. Dari tiap 1 ton sampah organic akan dihasilkan sekurangnya 40 m3 biogas, 400 kg pupuk kompos padat dan 800 liter lumpur cair probiotik. Lumpur ini sangat baik bagi media hidup ikan, menumbuhkan pakan alami ikan (plankton), serta media tumbuh tanaman ( hidroponik). Besaran 40 m3 biogas setara dengan energy pembakaran 28 kg LPG atau ketika dijadikan bahan bakar generator akan dihasilkan listrik sebanyak 80 KWH (Kilo Watt Hour).
Rangkaian alat bekerja sedemikian rupa saling terhubung antara proses gasifikasi, pirolisa dan biogas (anaerobic digestion) membentuk suatu metoda BiophoskkoGas (Biogas- Pirolisis- Komposter-Gasifier). Didedikasikan PT Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK) bagi konversipemusnahan sampah di TPS 3R skala pemukiman maupun area komersial (kawasan industri, niaga, rumah toko, mall, apartemen, hotel, pabrik dan pasar). Diketahui, karakteristik sampah di TPS ini pada umumnya memiliki cairan sampah (licid), tercampurnya aneka jenis sampah serta dekat pemukiman.
Rangkaian pertama BiophoskkoGas adalah Gasifier,misalnya tipe GS 100, bagi proses gasifikasi sampah an-organik. Terbuat dari logam Mild steel (MS) 7 mm dengan ketebalan bata tahan api (castable/refractory brick) min 7 cm, ketahanan menerima beban temperatur tinggi hingga 1500° C. Gasifier GS 100 dilengkapi burner berbahan bakar biogas, siklon (cyclon) pemisah debu kasar, pengendap tar serta filter penyaring debu halus dan asap ( ElectroStatic Precipitator (ESP). Keluaran asap dan emisi telah diuji memenuhi syarat baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan standar lingkungan. Bisa bekerja 24 jam terus menerus atau setara kapasitas total 2,5 ton aneka jenis sampah anorganik/ hari, atau setara lebih 3-5 m3/ hari. Kemampuan Gasifier GS 100 sangat efektif melakukan pemusnahan sampah di TPS 3R untuk dikonversi menjadi energi panas bagi bekerjanya rangkaian ke 2, proses pirolisis. Reaktor pirolisis berkemampuan mengkonversi jenis sampah plastic ( keresek, kemasan makanan, kemasan terbuat dari bahan plastic kualitas rendah lainnya) menjadi minyak bakar kualitas rendah.
Rangkaian ke 3 berupa PLTBM – Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa terdiri dari 1 unit reactor digester, 1 unit pemurnian biogas ( methane purifier), gas holder, 1 unit generator berbahan bakar biogas, bakteri aktivator serta perlengkapan instalasi ( kompresor mini, slang, valve, hingga fasilitas menyalakan kompor dan generator). Efektif memfermentasi sampah jenis organic, khususnya sisa makanan dan cairan sampah (lindi) menghasilkan gas serta lumpur probiotik.
Lumpur ( sludge) keluaran setelah terfermentasi tidak lagi mengandung gas pengotor ( NH2, H2S, N2) maupun biogas (metan CH4) sehingga tidak berbau. Lumpur dari digester biogas mengandung nutrisi ( NPK dan mikro element), senyawa, dan hormon. Materi pada kualitas pupuk organik cair ini, sangat baik bagi penumbuhan plankton dan zooplankton di perairan ( menyediakan pakan alami ikan kolam) khususnya ikan lele yang tahan kekeruhan tinggi maupun, dijadikan Pupuk dan Pemupukan bagi semua jenis tanaman. Dan, rangkaian ke 4 adalah komposter guna mengolah sampah organic langsung menjadi kompos.
Hingga saat ini, kepercayaan pemerintah di berbagai daerah dan luar negeri (Malaysia, Timor Leste) serta perusahaan (korporasi) kepada teknologi ini terus bertambah. Tidak kurang dari 100 lokasi, telah diaplikasikan di beberapa lokasi seperti TPS Lanud Halim Perdanakusuma, TPS Taman Ismail Marzuki (TIM), Perumahan Citra Raya Cikupa Tangerang PT CIPUTRA RESIDENCE, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Holcim, PT Medco Energi Internasional Tbk, Bintaro Plaza Mall, Pakar Go Green Sdn Bhd. (Malaysia), MidValley MegaMall (Kuala Lumpur), Kec Kertasari- Pameungpeuk- Cimaung-Majalaya- Cicalengka Kab Bandung, Bandung Trade Mall Cicadas bandung, dll.
Hasil olah sampah dengan BiophoskkoGas di area seluas 700-1000 m2 ini, seperti terlihat di warung ini dijajakan aneka produk ( antaranya : kompos, pupuk organik cair, ikan segar, biogas dalam kompor tabung, minyak bakar hasil olah plastik, pakan ikan ) serta bahan makanan olahan hasil pertanian organik berbasis kompos dan lumpur probiotik keluaran digester biogas ( beras merah, kerupuk ikan probiotik, bekatul, tepung beras, sayuran hidroponik). Semua produk itu berasal dari hasil olah sampah terpilah. Disamping produk, di ruangan lain terdapat dapur dengan peralatan (kompor, pemanas/ alat panggang) berbahan bakar biogas serta kulkas, freezer serta peralatan dapur lainnya dan penerangan dari sumber listrik PLTBM – Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa. Warung menyediakan minuman (kopi, teh), panganan snack berasal dari ikan (fillet, nugget dan pecel lele).
Dengan hadirnya paket mesin BiophoskkoGas, pada pilihan kapasitas sebagaimana bisa dilihat di http://www.kencanaonline.com, dilengkapi kelembagaan Bank Sampah serta warung tempat jualan hasil olah sampah terpilah, memberikan peluang sampah terpilah per jenis (plastik, foodwaste hewani dan aneka sampah terpilah) menjadi berkah bagi warga sekitar. Hasil pemilahan sampah, dan kemudian karenanya menjadi bahan baku konversi, tentu saja memiliki nilai ekonomi.
Pertama, dapat disetorkan ke Bank Sampah sebagai tabungan. Dalam masa 6 bulan terakhir saja, di Bank Sampah Posko Hijau ini, tidak kurang Rp 50 juta telah ditarik warga yang menjadi nasabah.
Kedua, bagi yang membutuhkan makanan, sampah terpilah menjadi alat tukar guna mendapatkanmakanan ( ada pecel lele, kerupuk) atau “membeli” beras, ikan, dan semua barang kebutuhan rumah yang ada di warung .
Ketiga, kegiatan menempatkan sampah sesuai jenisnya akan menjadi ladang sedekah/ shodaqoh. Bagi warga kaya dan tergolong mampu, perolehan ekonomi dari kesediaan menempatkan sampah berdasar jenis, bisa diserahkan bagi kegiatan keagamaan, pendidikan dan social.
Dengan berjalannya rekayasa teknik paket teknologi PT.Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK) diatas, kini dengan keberadaan Yayasan Posko Hijau (YPH) tengah berikhtiar agar makin banyak warga bersedia memilah sampah sejak di sumber timbulannya (rumah, tempat usaha, pasar, mall dan kawasan komersial). Memilah sampah, bukan saja memberi peluang pendapatan kepada warga miskin (kurang mampu), lebih luas lagi, sampah terpilah adalah lading shodaqoh yang berpotensi besar bagi pembiayaan kegiatan keagamaan dan sosial (*)
Referensi bacaan terkait,
1. Warung Kencan@, Bayar dengan Sampah, Koran Inilah
Makan di Warung Kencana, Cukup Bayar Pakai Sampah
Makan di Warung Kencana, Cukup Bayar Pakai Sampah
2. Makan Pecel Lele Bayar dengan Sampah, Pikiran Rakyat
3. Wow, Makan Pecel Lele Dibayar Sampah!