Bioindustri Singkong dan Buah di Selatan Bandung

Harapan bagi ketersediaan bahan pangan murah, menyehatkan dan tersedia atau dapat dibudidayakan di hampir semua wilayah Indonesia, datang dari singkong. Data FAO (tahun 2007), yang keluar pada awal Desember 2009, menunjukkan bahwa Indonesia berada pada ranking keempat sebagai penghasil kasava. Menurut FAO, lima besar negara penghasil kasava adalah 1. Nigeria 34,4 juta ton; 2. Thailand 26,9; 3. Brasil 26,5; 4. Indonesia 19,9; dan 5. Republik Demokrasi Kongo 15 juta ton. Potensi Indonesia masih bisa lebih ditingkatkan lagi, mengingat budi daya singkong terhitung mudah dan murah, dibanding dengan serealia. Karenanya diperlukan model instalasi pengolahan singkong yang terintegrasi dengan pemanfaatan limbahnya sehingga memiliki daya saing tinggi.

Mendirikan Instalasi Produksi Tepung Mocaf Skala Kecil di Sentra Produksi dilakukan dengan melengkapi instalasi produksi mocaf dengan pembangkit energi listrik dari limbah. Dengan demikian memiliki keuntungan ganda, mendapatkan listrik dan pupuk ( bagi peningkatan produksi ketela pohon) dan sekaligus, menyelesaikan limbah yang sering jadi masalah dalam pabrik pengolahan bahan singkong, misalnya tapioka. 

Sementara lain, dari kemelimpahan kompos organik hasil olah sampah, limbah dan biomassa di Bandung Selatan, dihasilkan aneka komoditas pertanian buah ( strowbery, melon, jambu, jeruk, buah naga, lidah buaya atau aloe vera, kesemek) serta makin luasnya sentra produksi singkong, kopi, teh dan susu. Semua kebaikan dari siklus organik itu dihadirkan KencanaOnline Cafe  Coffee & Eatery​  (KECE) dalam sajian minuman dan makanan menyehatkan.

Sari dan selai buah hasil proses fermentasi dan destilasi tanpa pengawet dan pewarna bisa bertahan lebih dari 2 bulan, dipadukan dengan pemanis sirop buah (High Fructosa Syrup) terbuat dari kulit singkong, memiliki kandungan bakteri pencernaan yang baik serta kalori dan IG (Glycemic index) rendah aman dikonsumsi semua umur, termasuk penderita diabetasi (DM 1 dan 2), pengidap hipertensi maupun masalah sindrom metabolisme tubuh lainnya.  

Dalam kaitan ikhtiar mengembangkan kawasan Bio-Industri Pertanian itulah dilakukan Silaturahmi Ied Fitri 1439 H dengan para penggiat dan petani buah, singkong ( cassava) dan lidah buaya ( aloe vera) di wilayah Banjaran.

PT Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK) perusahaan penyedia teknologi ( mesin, agen hayati, enzim) Bioindustri saat ini tengah bergiat mengembangkan pertanian singkong dan buah-buahan. Kami menerima supplai aneka buah ( kesemek, melon, jeruk, jambu, nanas, dan buah lokal lain(, singkong ( ketela) dan lidah buaya (aloe vera), diutamakan dari petani di kawasan radius 10 km dari lokasi keberadaan kami,Jl Raya Banjaran Bandung Selatan

Dalam kaitan itu, di saat Iedul Fitri 1439 H/ 2018, kami mengundang dan membuka diri (open house) kepada para petani hadir, bincang2, setiap hari pkl 13.00-17.00 tanggal 15 Juni – 17-18-19-20 Juni 2018.

Untuk menguatkan tema diskusi, akan terhidang Sari Buah 100 % Kece ( Sari Kesemek, Nanas, Jeruk, Melon, Jambu), seduhan Kopi Gn Puntang dengan gula cair ( Fruktosa) singkong dan kue2/ Roti dari tepung Mocaf ( Modified Cassava Flour) berikut selai buah serta, Jelly Lidah Buaya. 

Makanan minuman itu ber bahan pangan sehat ( tepung cassava, gula singkong, sari buah probiotik tanpa pengawet) 100 % bahan lokal, yang dengan mekanisasi dan ketersediaan enzim, kini dapat diproduksi oleh semua petani di berbagai wilayah tanah air.

Penyediaan nutrisi bagi pertanian buah, singkong, aloe vera pun cukup dengan kompos hasil fermentasi dari semua limbah panen dan proses produksi pangan.

http://www.kompos.biz/2018/06/nutrisi-organik-dukung-pertanian-buah.html