Beralihnya lahan sawah ke penggunaan nonpertanian seperti perumahan, kawasan niaga, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan sarana publik dapat menimbulkan dampak negatif secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Apalagi bagi ketahanan pangan nasional, konversi lahan sawah merupakan ancaman besar mengingat dampak yang ditimbulkannya terhadap pemenuhan kebutuhan asasi, yakni pangan.
Kendati banyak peraturan pemerintah untuk mengendalikannya namun, angka penyusutan luas lahan sawah dan tanah subur lainnya terus meningkat. Sebagaimana dilaporkan (Tempo, 11/6/14),kemampuan pemerintah mencetak sawah lebih rendah daripada laju konversi lahan pertanian. Rata-rata per tahun, sawah yang dicetak pemerintah hanya 40 ribu hektare. Sedangkan konversi lahan secara nasional mencapai 100 ribu hektare. Solusinya, pemerintah daerah harus berkomitmen dalam mendukung inovasi dan penerapan teknologi tinggi pertanian.
Guna ikut membantu mengatasi masalah tersebut, Sonson Garsoni mengenalkan inovasi teknologi instalasi sawah portabel. Instalasi dapat dibangun pada berbagai skala ( multi skala) dan di berbagai tingkatan adopsi teknologi. Dengan sawah yang dapat dilakukan di lokasi tanpa keberadaan irigasi, kelembagaan petani maupun infrastruktur mahal, dapat dilakukan intensitas tanam dan panen 400 %. Pengembangan instalasi dimaksudkan agar masyarakat desa maupun perkotaan antusias berkegiatan usaha tani. Sawah portabel bisa menghemat energi dan biaya produksi, sekaligus sebagai upaya mengatasi keengganan generasi muda bekerja di sawah. Bagi desa dan wilayah dengan tingkat penyusutan luas sawah tinggi, dapat mempertimbangkan keberadaan teknologi pertanian portabel ini.
Keberadaan instalasi akan berperan menambah indek luas tanam dan panen pertanaman padi, sayuran dan ikan. Pengembangan sawah portabel menjadi penting ketika, saat sama, setiap hari, sawah menyusut akibat terkonversi menjadi perumahan, industri, prasarana jalan dan kawasan komersial.
Instalasi Sawah Portabel BD 3000 L setiap hari mengkonversi 75 kg sampah organik dan biomassa ( kotoran hewan, limbah pertanian perkebunan, gulma kebun, guma air eceng gondok dan sejenisnya) dicampurair menjadi bahan bakar (kompor), padi beras, ikan dan sayuran.
Penghancur sampah FMM 1200 ML terpasang pada bak cuci piring (sink) stainless berdimensi PLT setara ( 500 x 460x 195) mm berkapasitas tampung grinder 1200 ml atau memusnahkan 75 kg/ hari dan sekaligus mencampurnya dengan air 1:1. Memiliki kecepatan (RPM) RPM r/ m : 1420, Voltase 220, power 560 watt,
menghaluskan hingga 3 mm, berat 6.5 kg, bebas dari keharusan melakukan perawatan dinamo motor, dengan cutter head stainless sangat kuat. Mesin grinder yang terpasang pada sink ini terhubung dengan valve pembagi ke digester serta kolam.
Digester BD 3000 L terbuat dari fiberglass bahan resin PL 07 LPE, jenis mat Wr 400 (mat anyam) dan mat Jushi -Kwe 300 (acak) 300 x 104, catalyst Butanox, mirror glase, pigmen HCA Dolphin Greenserta aerosil HDK ini memiliki ketebalan dinding 3 – 5 mm, mampu memfermentasi 150 liter/ hari sampah dan biomassa ( campuran dengan air 1:1 ). BD 3000 L setiap hari menghasilkan 3 m3 biogas (kandungan energi pembakaran setara 1.5 kg LPG) dan 150 liter lumpur (bio slurry)
Lumpur ( bio slurry) dengan pompa lumpur dialirkan ke filter dan Kolam probiotik portabel ( KPP 1000 L) yang terbuat dari tangki 1000 liter yang dilengkapi dengan catridge (inlet aktivator) bakteri penumbuh pakan alami atau plankton. Berdimensi PLT ( 1 x 1x 1,2 ) m memiliki kapasitas penampung air kolam per unit 1 m3, setiap unit dilengkapi aerator oksigen. Perolehan kompos dicampur 1:1 dengan tanah serta berbagai additive dan probiotik, dijadikan media tanam polibag padi. Cairan dicampur air menjadi media tumbuh ikan, di sirkulasi ke Pot Vertikultur menjadi media tanam sayuran secara hidroponik dan berakhir di polibeg padi pada areal sawah portabel.
Konfigurasi peralatan diproduksi dari bahan dengan memperhitungkan kegunaan dan masa ekonomis 10 tahun, terkecuali pompa air, pencacah dan polibeg memerlukan perawatan dan penggantian ( per 2 tahun). Konfigurasi dirancang bagi kepentingan ikut memenuhi kebutuhan mandiri energi dan pangan masyarakat di perdesaan maupun perkotaan ( urban farming). Tanpa harus membangun sarana ( infrastruktur) irigasi pengairan, perpipaan gas, kelembagaan petani maupun sarana mahal lainnya, ekstensifikasi sawah menghasilkan (padi, sayuran, ikan) maupun penyediaan energi bagi masak rumah tangga dapat segera dijalankan sesaat diniatkan. Bahkan bagi program masal, pelanggan dapat mengakses konsultasi, penyuluhan dan penjelasan di radio streaming ( berenergi biogas), radio.kencanaonline.com
Biogas 3 m3 bagi pemenuhan kompor masak, setiap hari, dengan energi pembakaran setara 1,5 kg LPG atau 540 kg LPG/ tahun mecukupkan energi masak 3-4 rumah tangga sepanjang tahun
Ikan (yang tahan kekeruhan tinggi seperti lele/ gabus) sebanyak 200 ekor/ siklus 3 bulan atau 800 kg/ tahun,
Sayuran sebanyak 150 rumpun per siklus 1 bulan atau 1.800 rumpun/ tahun
Gabah Kering Panen (GKP) 135 kg/ siklus 3 bulan setara dengan 540 kg GKP atau 351 kg beras/ tahun
Dengan hasil rata-rata 150 gram GKP (Gabah Kering Panen)/pot polibeg/ 100 hari, Instalasi Sawah Portabel BD 3000 L berkemampuan mendukung perolehan 135 kg GKP/ Musim Tanam (MT). Pada pemeliharaan dan asupan nutrisi yang baik, dari lumpur probiotik menggunakan metoda irigasi (sprinkler), akan diperoleh rendemen 65 % beras dari GKP atau setara 81 kg beras/siklus. Pada intensifikasi tanam 400 %/ tahun, akan diperoleh 540 kg GKP setara 351 kg beras.
Instalasi Sawah Portabel BD 3000 L memerlukan areal 100 m2 di lokasi halaman, dak atap bangunan, serta areal terbuka maupun bertingkat. Kecuali bagi peralatan reaktor digester BD 3000 L, seluruh areal sawah tidak memerlukan peneduh. Cocok dimiliki warung makan, restoran, hotel, rumah keluarga besar, kantor pemerintah dan swasta, pengelola food court mall. Instalasi juga layak dimiliki lembaga riset terkait lingkungan, pengelolaan sampah, budidaya padi dan penyediaan pangan. Berguna mendukung penyelenggara bantuan sosial maupun program corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan dan korporasi (*).
2 thoughts on “Desa Mandiri Pangan dan Energi dengan Instalasi Sawah Portabel BD 3000 L”
Berapa biaya pembangunan/instalasinya? Apakah bisa dibangun skala besar untuk memenuhi kebutuhan 1 kampung, desa atau kota? Kalau memang ekonomis baik segi pembangunan maupun perawatannya, apakah memungkinkan untuk diterapkan secara nasional?
Instalasi sawah portabel BD 200 T dapat memberi gas masak hingga setara 100 kg LPG/ hari akan mampu memberi jaminan kecukupan bagi 200 rumah energi/ hari, memberi kompos bagi 4000 polibeg bagi padi dengan hasil 23.400 kg beras/ tahun, 120.000 rumpun sayur organik dan 53,3 ton ikan/ tahun.
Berapa biaya pembangunan/instalasinya?
Apakah bisa dibangun skala besar untuk memenuhi kebutuhan 1 kampung, desa atau kota?
Kalau memang ekonomis baik segi pembangunan maupun perawatannya, apakah memungkinkan untuk diterapkan secara nasional?
Pak Gajah Ireng, analisa diatas adalah kapasitas digester biogas terkecil 3 m3. Perbesaran skala dapat dilakukan dengan bangun pembangkitan biogas skala besar misal BD 200 T, http://kencanaonline.com/index.php?route=product/product&product_id=346
Instalasi sawah portabel BD 200 T dapat memberi gas masak hingga setara 100 kg LPG/ hari akan mampu memberi jaminan kecukupan bagi 200 rumah energi/ hari, memberi kompos bagi 4000 polibeg bagi padi dengan hasil 23.400 kg beras/ tahun, 120.000 rumpun sayur organik dan 53,3 ton ikan/ tahun.