HARUS ada revolusi budaya untuk mengatasi masalah sampah Kota Bandung. Budaya atau kebiasaan memilah sampah organik dan non organik, merupakan salah satu solusi penanganan sampah. Solusi yang dikemukakan Pakar Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Mubiar Purwasasmita ini, juga harus disertai aksi riil dari semua pihak.
Selain itu, Mubiar yang juga Ketua Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), menyodorkan solusi pengomposan untuk menangani sampah.
Selain itu, Mubiar yang juga Ketua Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), menyodorkan solusi pengomposan untuk menangani sampah.
Kenapa kompos? Mubiar menjelaskan, bahwa 70% sampah Kota Bandung terdiri dari sampah organik dan basis daerah Bandung pada dasarnya adalah pertanian.”Peluang Bandung bersih, jika semuanya sadar kalau Bandung merupakan bagian dari kegiatan tani,” ujarnya.
Jika langkah pengomposan ini dapat diterima semua pihak, Bandung tidak akan punya masalah sampah. “Pengomposan tidak memerlukan modal besar dan jangan hanya mengandalkan investor luar untuk mengelola sampah,” kata Mubiar.
Mubiar adalah salah seorang calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Barat, pada Pemilu 2004. Saat ini, ia menjadi staf pengajar Teknik Kimia di Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB). (Nuryani/ “PR”)***