Pemupukan terpadu pada berbagai tanaman adalah penggabungan input hara organik dan anorganik sekaligus. Tujuan pemupukan terpadu adalah pencapaian produktivitas tanaman sesuai kemampuan genetisnya sambil memelihara kandungan organik dalam tanah secara jangka panjang. Diketahui, seperti menurut Balai Besar Penelitian Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor ( 2008) , 73% lahan pertanian Indonesia kandungan bahan organiknya rendah ( antara 0, 6-2% ) , 23% sedang ( bahan organik tanah 2-3% ) ; dan hanya 4% dari seluruh luasan lahan yang tergolong memiliki bahan organik tinggi ( lebih 4% ) . Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi tanah pertanian di wilayah tropika yang diterpa curah hujan tinggi.
Pemupukan terpadu semakin penting ketika konsumen bersedia membayar premium harga atas kualitas suatu produk pertanian. Sebagai misalnya, kini terdapat RSPO ( Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang didirikan dengan spirit mewujudkan dan mengembangkan “ sustainable palm oil” . Para stake holder RSPO sepakat bahwa industri kelapa sawit harus terus berkembang tapi dengan kaidah-kaidah keberlanjutan. Dijanjikan bahwa kepada produser yang bisa menghasilkan sustainable palm oil akan diberikan insentif berupa harga premium bagi minyak sawit lestari ( sustainable palm oil) yang diproduksi. Ini sangat masuk akal karena proses implementasi dan sertifikasi sustainable palm oil membutuhkan ekstra usaha dan biaya. Sangat wajar jika ekstra usaha dan biaya tersebut dikompensasi dengan harga pembelian premium.
Menyadari kepentingan pemupukan terpadu serta di masa depan, pupuk kimia ( anorganik) – sebagai bahan alam tidak terbarukan ( unrenewable) akan makin berkurang ketersediaannya, serta, dilain pihak, terdapat kesadaran kesehatan akan pentingnya pangan alami ( organik), sejak 2004, CVSK mengembangkan teknologi pupuk sumber hayati dan pupuk organik. Berikutnya, mengenalkan alat pengolahan sampah menjadi pupuk organik kompos ( komposter manual, komposter elektrik, dan Rotary Kiln berbagai kapasitas) .
Dalam katagori material pupuk organik ( kompos), CVSK telah berhasil merekayasa dan mengisolasi mikroba pengurai sampah ( probiotik) dan aneka mineral bagi berlangsungnya pengomposan modern, higienis dan cepat. Mikroba pengurai ini adalah aktivator kompos Green Phoskko® [ GP-1] dan mineral adalah bahan penggembur ( bulking agent) Green Phoskko® [ GP-2] . Kedua artikel ini berguna mempercepat berlangsungnya pengomposan ( proses dekomposisi) dari cara tradisional 60 hari menjadi hanya 5 hari saja. Guna meningkatkan pembuatan kompos oleh para petani secara efektif dan efisien, dikembangkan pula alat mesin ( komposter) baik skala rumah tangga, skala lingkungan dan komposter ( Rotary Kiln) skala bisnis komersial. Komposter ini sangat bermanfaat bagi pehobies taman dan pengelola pertamanan dalam membuat kompos dengan memanfaatkan bahan baku berasal dari sampah rumah tangga atau, bagi pengusaha mendapatkan bisnis – yang cepat menghasilkan dari mengelola sampah di perumahan, pabrik, pasar atau lingkungan apartemen.