Dengan pilihan teknologi dalam mengelola sampah di sumber dimana dihasilkan menggunakan komposter Rotary Klin Manual ( RKM 1000L)- kapasitas 3 m3/ unit/ batch produksi 5 hari– sedikitnya diperlukan 5 unit untuk suatu Instalasi Pengolahan Sampah Kota (IPSK) ditambah 1 unit pencacah MPO 500 HD kaps 3 m3/hari dan pengayak. Dengan paket alat IPSK diatas, diperlukan modal investasi mulai Rp 97.000.000 ( tergantung pilihan alat manual atau menggunakan tenaga engine atau listrik), Instalasi telah dilengkapi dengan alat pencacah ( chopper), penyaring sampah (screen Tools). Paket mesin diatas memadai bagi pengelolaan 1 ton atau 3 m3 sampah/ hari atau mengelola sampah dari sekitar 200 rumah ( 1000 jiwa) secara terus menerus tanpa henti setiap hari. Paket ini pun akan menjadikan IPSK suatu usaha kecil dalam menghasilkan 400 kg kompos dan 20 botol 500 ml pupuk cair organik- setiap hari.
Membuat kompos menggunakan Rotary Klin ini akan memerlukan biaya 4 kantong @ 7 Kg mineral ( bulking agent) Phoskko (GP-2) @ Rp 5.000,-/kg dan 1 kg ~ 4 Pack aktivator Phoskko (GP-1) @ Rp 27. 500,- / kg atau total sekitar Rp 250.000,-/proses batch produksi dalam 1 hari/ Unit. Untuk keperluan komersial ( hasil kompos dan organik cair dijual), diperlukan tambahan biaya kemasan pupuk cair dan kemasan kompos padat sebanyak ( 100 pcs kantong kemasan kompos padat @ 5 kg = Rp 195/000 dan 20 botol @ 500 ml kemasan pupuk organik cair = Rp 105.000), sub total Rp 550.000,- .
Dengan biaya itu, akan menghasilkan 40 % kompos padat dari berat bahan sampah organik ( atau semula 1 ton sampah, akan menjadi sekitar 400 kg kompos atau 80 hingga 100 kantong @ 4 atau 5 kg/ pack). Disamping hasil kompos padat, terdapat juga 20 botol pupuk organik cair ( liquid organic fertilizer) @ Rp 20.000 sd Rp 40.000,-/ botol @ 500 ml – yang jika dinilai sekitar Rp 1. 400.000,-/ proses/ unit Instalasi IPSK/ hari. Sebagaimana diketahui, harga kompos Rp 1000,-/kg ditambah harga pupuk organik cair Rp 20.000,- hingga Rp 40.000,-/ botol @ 500 ml.
Pendapatan lain akan diperoleh ketika mengolah sampah lingkungan didalam kawasan perumahan berpendapatan tinggi ( real estate, apartemen, condominium). Usaha jasa pengelolaan sampah lingkungan ini akan memberi pendapatan tambahan berupa “retribusi” kebersihan ( typing fee) sekitar 200 rumah x Rp 25.000/ bulan = Rp 5.000.000,- . Uang kebersihan umum dikumpulkan oleh Rukun Warga (RW) maupun perusahaan pengembang (developer). Kapasitas 5 unit Rotary Klin 3 m3 dalam 1 IPSK akan mampu mengolah sampah setiap hari dari 150 sampai 200 rumah tangga.
Dari gambaran usaha kecil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengomposan skala komersial komunal bisa menjadi pilihan usaha dan menguntungkan secara ekonomi serta, dilain pihak, pasti memberi manfaat kepada perbaikan lingkungan kota – yakni dengan berhentinya lalulintas dari mobilisasi sampah melintasi kota menuju TPA maupun bersihnya sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Dengan makin dikenalnya pengomposan menggunakan teknologi media komposter Rotary Kiln Biophoskko menjadi suatu bisnis, kini menjadi gairah baru adanya pembuatan kompos di lingkungan pabrik (kantin), hotel, restoran, perumahan dan kawasan komersial lainnya.
Walaupun tidak untuk tujuan komersial, kini banyak juga perusahaan dan pabrik – dengan karyawan hingga ribuan orang- mengolah sampah kantin- penghasil limbah makanan ratusan kg hingga 1 ton/ hari. Perlu diketahui, setiap orang menghasilkan sampah/ kapita/hari = 2,9 liter. Dengan demikian, setiap 1000 orang karyawan pabrik, misalnya, akan menghasilkan 3000 liter (m3) atau setara berat 1 ton.
Beberapa Pemerintah Kota/ Kabupaten ( antara lain Kab Majalengka, Rembang, Pekalongan, Karawang, Bekasi, Manokwari, Ambon, Jakarta Utara, Donggala, Banda Aceh, Kota Cimahi, dll) serta instansi pemerintah (BKKBN, Depkumham bagi pengelolaan sampah Lapas di LP Sukamiskin, LP Cipinang, LP Jakarta, LP Surabaya, LP. Banceuy, dll ) telah memberi kepercayaan kepada Biophoskko membantu memecahkan masalah sampah yang selama ini sebagai unit pengambil biaya ( cost centre) menjadi unit kerja dengan biaya mandiri.
Demikian juga beberapa perusahaan besar dan Terbuka (Tbk) seperti PT Persero Gas Negara (PGN)- yang pertama kali memberikan dukungan pada pengembangan komposter di berbagai lokasi di Bandung, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Telkom Tbk, PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Tbk Jakarta -Bogor dan KIIC, Pertamina UP Cilacap, Pertamina UP Bunyu Tarakan, PT. Gudang Garam (Tbk) Kediri, Auto 2000 Soengkono, PT. Bhineka Karya Manunggal – industri textil besar di Klari Karawang, PT. Pupuk Kaltim Tbk, dll- menggunakan alat mesin ini dalam kepentingan pengelolaan sampah di lingkungan sendiri maupun bagi pembinaan masyarakat sekitar (PKBL).
Beberapa perusahaan ( Bakrieland, pengembang perumahan PT Billpass Asri di beberapa lokasi Sunter Jaya, Pejagalan, Tugu Selatan ( Sunter Jakarta Utara) dan LSM ( CHR Aceh, dll ) juga mempercayakan pembuatan model pengelolaan sampah oleh masyarakat kepada teknologi Biophoskko dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR). Paket teknologi Biophoskko juga digunakan oleh perusahan besar – seperti PT ASTRA Company melalui Auto 2000 Soengkono Surabaya- dalam mendukung perolehan sertifikat ISO 14.000 dengan program “Clean and Green Company” di berbagai service point-nya.
Disamping program pengelolaan sampah non profit oriented diatas, juga terdapat pendirian Instalasi IPKK sebagai suatu bisnis – sebagaimana telah dilakukan Pengusaha ( misal Mr Petrus di Kutai Barat, Kukje Sangyo di Papua, Herman Gunawan – Pontianak, Totok Maryadi- Jogja, Toto di Malang, Moch Taviv Palembang, perkebunan di Mandoge Kisaran Sumut, Sigit di Bogor, dll).
Permintaan pasar akan kompos kini makin besar sejalan dengan dimulainya program pengembangan organik granul (POG) oleh subsidi Pemerintah melalui BUMN Pertanian. Dimulai tahun 2008 ( 385 rb ton) hingga 3 juta ton ( tahun 2012).
Disamping memenuhi kebutuhan dalam negeri, ekspor komposter Biophoskko juga telah dilakukan juga ke negara lain seperti Malaysia ( Seremban, Kajang dan Johor) serta Brunei Darussalam.
Membuat kompos menggunakan Rotary Klin ini akan memerlukan biaya 4 kantong @ 7 Kg mineral ( bulking agent) Phoskko (GP-2) @ Rp 5.000,-/kg dan 1 kg ~ 4 Pack aktivator Phoskko (GP-1) @ Rp 27. 500,- / kg atau total sekitar Rp 250.000,-/proses batch produksi dalam 1 hari/ Unit. Untuk keperluan komersial ( hasil kompos dan organik cair dijual), diperlukan tambahan biaya kemasan pupuk cair dan kemasan kompos padat sebanyak ( 100 pcs kantong kemasan kompos padat @ 5 kg = Rp 195/000 dan 20 botol @ 500 ml kemasan pupuk organik cair = Rp 105.000), sub total Rp 550.000,- .
Dengan biaya itu, akan menghasilkan 40 % kompos padat dari berat bahan sampah organik ( atau semula 1 ton sampah, akan menjadi sekitar 400 kg kompos atau 80 hingga 100 kantong @ 4 atau 5 kg/ pack). Disamping hasil kompos padat, terdapat juga 20 botol pupuk organik cair ( liquid organic fertilizer) @ Rp 20.000 sd Rp 40.000,-/ botol @ 500 ml – yang jika dinilai sekitar Rp 1. 400.000,-/ proses/ unit Instalasi IPSK/ hari. Sebagaimana diketahui, harga kompos Rp 1000,-/kg ditambah harga pupuk organik cair Rp 20.000,- hingga Rp 40.000,-/ botol @ 500 ml.
Pendapatan lain akan diperoleh ketika mengolah sampah lingkungan didalam kawasan perumahan berpendapatan tinggi ( real estate, apartemen, condominium). Usaha jasa pengelolaan sampah lingkungan ini akan memberi pendapatan tambahan berupa “retribusi” kebersihan ( typing fee) sekitar 200 rumah x Rp 25.000/ bulan = Rp 5.000.000,- . Uang kebersihan umum dikumpulkan oleh Rukun Warga (RW) maupun perusahaan pengembang (developer). Kapasitas 5 unit Rotary Klin 3 m3 dalam 1 IPSK akan mampu mengolah sampah setiap hari dari 150 sampai 200 rumah tangga.
Dari gambaran usaha kecil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengomposan skala komersial komunal bisa menjadi pilihan usaha dan menguntungkan secara ekonomi serta, dilain pihak, pasti memberi manfaat kepada perbaikan lingkungan kota – yakni dengan berhentinya lalulintas dari mobilisasi sampah melintasi kota menuju TPA maupun bersihnya sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Dengan makin dikenalnya pengomposan menggunakan teknologi media komposter Rotary Kiln Biophoskko menjadi suatu bisnis, kini menjadi gairah baru adanya pembuatan kompos di lingkungan pabrik (kantin), hotel, restoran, perumahan dan kawasan komersial lainnya.
Walaupun tidak untuk tujuan komersial, kini banyak juga perusahaan dan pabrik – dengan karyawan hingga ribuan orang- mengolah sampah kantin- penghasil limbah makanan ratusan kg hingga 1 ton/ hari. Perlu diketahui, setiap orang menghasilkan sampah/ kapita/hari = 2,9 liter. Dengan demikian, setiap 1000 orang karyawan pabrik, misalnya, akan menghasilkan 3000 liter (m3) atau setara berat 1 ton.
Beberapa Pemerintah Kota/ Kabupaten ( antara lain Kab Majalengka, Rembang, Pekalongan, Karawang, Bekasi, Manokwari, Ambon, Jakarta Utara, Donggala, Banda Aceh, Kota Cimahi, dll) serta instansi pemerintah (BKKBN, Depkumham bagi pengelolaan sampah Lapas di LP Sukamiskin, LP Cipinang, LP Jakarta, LP Surabaya, LP. Banceuy, dll ) telah memberi kepercayaan kepada Biophoskko membantu memecahkan masalah sampah yang selama ini sebagai unit pengambil biaya ( cost centre) menjadi unit kerja dengan biaya mandiri.
Demikian juga beberapa perusahaan besar dan Terbuka (Tbk) seperti PT Persero Gas Negara (PGN)- yang pertama kali memberikan dukungan pada pengembangan komposter di berbagai lokasi di Bandung, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Telkom Tbk, PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Tbk Jakarta -Bogor dan KIIC, Pertamina UP Cilacap, Pertamina UP Bunyu Tarakan, PT. Gudang Garam (Tbk) Kediri, Auto 2000 Soengkono, PT. Bhineka Karya Manunggal – industri textil besar di Klari Karawang, PT. Pupuk Kaltim Tbk, dll- menggunakan alat mesin ini dalam kepentingan pengelolaan sampah di lingkungan sendiri maupun bagi pembinaan masyarakat sekitar (PKBL).
Beberapa perusahaan ( Bakrieland, pengembang perumahan PT Billpass Asri di beberapa lokasi Sunter Jaya, Pejagalan, Tugu Selatan ( Sunter Jakarta Utara) dan LSM ( CHR Aceh, dll ) juga mempercayakan pembuatan model pengelolaan sampah oleh masyarakat kepada teknologi Biophoskko dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR). Paket teknologi Biophoskko juga digunakan oleh perusahan besar – seperti PT ASTRA Company melalui Auto 2000 Soengkono Surabaya- dalam mendukung perolehan sertifikat ISO 14.000 dengan program “Clean and Green Company” di berbagai service point-nya.
Disamping program pengelolaan sampah non profit oriented diatas, juga terdapat pendirian Instalasi IPKK sebagai suatu bisnis – sebagaimana telah dilakukan Pengusaha ( misal Mr Petrus di Kutai Barat, Kukje Sangyo di Papua, Herman Gunawan – Pontianak, Totok Maryadi- Jogja, Toto di Malang, Moch Taviv Palembang, perkebunan di Mandoge Kisaran Sumut, Sigit di Bogor, dll).
Permintaan pasar akan kompos kini makin besar sejalan dengan dimulainya program pengembangan organik granul (POG) oleh subsidi Pemerintah melalui BUMN Pertanian. Dimulai tahun 2008 ( 385 rb ton) hingga 3 juta ton ( tahun 2012).
Disamping memenuhi kebutuhan dalam negeri, ekspor komposter Biophoskko juga telah dilakukan juga ke negara lain seperti Malaysia ( Seremban, Kajang dan Johor) serta Brunei Darussalam.
Kami sangat tertarik dan harus menghubungi siapa ?
Pak Imunav, Kami bs dihubungi di No telp Marketing (DO) :
022-7036 2524
dari : Agust Rizal
Info lebih detail mengenai peluang usaha kompos, kunjungi http://www.kencanaonline.com
makasih mas atas infonya boleh juga nanti saya coba deh
lanjut kan
ganbate kudasai
iya pak, mengerjakan pengelolaan sampah dengan teknologi kini bisa dilakukan dengan metoda aerobik ( pembuatan kompos menggunakan rotary kiln) maupun an aerobik ( material ortganik dibangkitkan gas metana yg dikandungnya dijadikan bahan bakar, energi cahaya dan pengganti BBM).
mhon bantuan nya bt pemula seperti sya n brp biayax? thanks
Rio
makasih ats infox,sy tertarik buat usha pengelolaan smpah mengingat di t4 sy sampah tidak terkelola dgn baik.mhon bantuanx bt saya yg msh pemula n masalah biayax bgmna? ni email saya riobontana@yahoo.co.id.thanks
arief_a11@yahoo.com