Pupuk Berimbang Cegah penyebaran Karat Puru pada Sengon (Albasia )

Kayu jabon, sebenarnya juga tanaman kayu lain (sengon/albasia) diprediksi memiliki prospek menguntungkan. Sayangnya, sengon (Paraserianthes falcataria), akhir-akhir ini, seringnya mengalami serangan penyakit, dikenal masyarakat sebagai karat Puru atau Karat Tumor (gall rust). Penyebab penyakit karat puru pada tanaman sengon laut, yaitu jamur karat (Uromycladium tepperianum (Sace.) McAlp.). Jamur ini bisa berkembang biak hanya dari 1 inang saja, yaitu tanaman sengon laut dalam seluruh siklus hidupnya. Penyakit ini ditunjukan oleh munculnya bintil-bintil kecil di salah satu cabang atau ranting. Serangan penyakit ini sangat mematikan, kalau sudah ada gejala itu, maka potong segera cabang itu, kemudian kuburlah, agar dengan itu tidak menyebar. 

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Dephut RI)  mengungkapkan, penyakit karat puru pada pohon sengon menyerang areal tanaman sengon, seluas 150.000 hektare di Jawa Timur dan, mengakibatkan potensi kerugian yang sangat besar.     

Nilai kerugian sangat besar, karena penyakit itu, diperkirakan menjangkiti 59 juta batang pohon sengon. Penyakit karat puru kini mulai menyebar ke seluruh Jawa dan Bali. Dengan asumsi setiap hektare lahan memiliki potensi kayu sengon sebanyak 200-300 meter kubik dengan harga pasaran Rp. 800 ribu hingga Rp. 1,2 juta maka, potensi kerugian akibat serangan penyakit karat puru sedikitnya Rp. 2,4 triliun. 

Banyak rekomendasi pemberantasan karat puru ini, salah satunya dalam radiun 100 m2 penyemprotan tanaman sengon dengan campuran kapur dan garam (NaCl) dengan perbandingan 10:1. Kalau pohonnya masih kecil, semprot saja semua batang dan daun sengon itu. Kalau pohonnya sudah terlanjur besar, maka laburlah (dicat) batangnya dan semprot daunnya. Lakukan dua minggu sekali selama 3 bulan untuk meredam penyakit ganas ini. Karat Puru sifat menularnya begitu cepat. bisa melalui angin, tangan maupun serangga. Kalau dibiarkan akan menjadi wabah yang ganas, makanya karat puru mesti segera ditangkal sejak baru muncul gejalanya.
Kiat pemberantasan penyakit karat puru dengan penyemprotan, oleh beberapa kalangan, justru dianggap tidak masuk akal, melawan jamur yang berada tersebar dan pada ketinggian diluar jangkauan larutan garam dan kapur. Namun, beberapa pengalaman petani lain, yang layak dijadikan referensi, guna mencegah dan mengatasi penyakit karat puru tersebut, sejak mulai budidaya, adalah sebagaimana standar prosedur kegiatan sillvikultur antara lain: pengaturan jarak tanam, pemupukan yang tepat, pemangkasan, pengendalian gulma secara selektif, dan menggunakan pola tanam multikultur. Guna mengatasi dan menghindarkan serangan karat puru :
1. Lakukan sanitasi kebun dengan cara membuang gulma-gulma liar, memangkas pohon yang sudah tidak bernilai ekonomis sehingga, tidak bersaing dalam perolehan hara maupun cahaya matahari. Diketahui, cahaya matahari dengan intensitas tinggi, penting dalam “mematikan” jamur. Guna memperoleh intensitas matahari juga, perhatikan jarak tanam jangan terlalu rapat atau lakukan pemangkasan dahan ranting yang tidak perlu.
2. Pada saat pembuatan lubang tanam, umumnya berukuran (60x60x60) cm, beri pupuk kandungan lengkap (NPK, Magnecium, Ca dan belerang (sulfur), pada komposisi secara berimbang bagi keperluan genetis tanaman kayu. Pada lobang dapat ditambah pupuk kandang atau kompos sekitar 10-20 kg dan semprot dengan mikroorganisme penyubur tanah, seperti aktivator bakteri (Green Phoskko compost aktivator). Kemudian, diamkan sekitar 1 bulan, sehingga pupuk siap diserap akar sengon nantinya. Tanaman sengon dengan cukup nutrisi/ hara akan tumbuh sehat dan relatif tahan terhadap penyakit.
3. Tanam bibit sengon, yang sehat, pada lubang tersebut kemudian timbun dengan tanah. Waktu tanam yang baik, di kala masih banyak hujan. Ada baiknya, sebelum ditanam, bibit disemprot dulu dengan fungisida sistemik untuk pencegahan penyakit.
Rekomendasi penggunaan pupuk berimbang dan sanitasi kebun dengan mikroba probiotk diatas kini banyak dilakukan para petani sengon di Ciamis, Tasikmalaya, Cilacap, Boyolali dan banyak daerah pertanaman sengon lainnya dengan hasil menggembirakan. Tanaman, dengan masukan hara lengkap (Nitrogen, Posfor, Kalium, Magnecium, Calcium, Sulfur) dan unsur mikro ( Fe, Zn, Mn, B, Bo, Cl), akan memiliki vigor yang kuat dan berkemampuan menangkal penyakit. Terlebih bentuk tablet, dengan dibenamkan pada 15 hingga 20 cm, ditepi tajuk (canopy), sangat cocok bagi lokasi tanam bagi tanaman kayu, yang umumnya berada di lahan miring. Penguapan dan pencucian oleh air permukaan terhindarkan, unsur hara dalam pupuk dapat diserap sepenuhnya oleh mulut akar tanaman.
Demikian juga halnya sanitasi kebun. Kerimbunan daun tanaman kayu, di habitat lembab, memungkinkan berbiaknya mikroba patogen. Kewaspadaan dalam aplikasi pupuk kandang dan kompos, yang matang dan bebas dari kandungan mikroba patogen, sangat penting. Upaya penangkalan perkembangan jamur juga dilakukan dengan penyiraman mikroba sahabat manusia (saprofit) seperti aktivator kompos. Sanitasi kebun dan kandungan hara lengkap dari pupuk, diharapkan mampu hindarkan resiko penyakit tanaman kayu yang sangat merugikan. 

Selanjutnya,
Pupuk dan Pemupukan: Sanitasi dan Pupuk kandungan Unsur Hara Lengkap, Hindarkan Resiko Penyakit Tanaman Kayu