Pupuk Organik, Biogas dan Bio Elektrik berbahan sampah Organik solusi atasi buruknya sanitasi

Katagori sampah organik (dari pasar induk, sisa masakan dan makanan di Food Beverages Hotel serta restoran, feces manusia di septic tank, kotoran ternak peternakan, sampah perumahan, sampah pasar induk) seringkali tanpa pengelolaan secara baik. Karenanya, bukan memberi berkah sebagai energi listrik ( bio elektrik) maupun pupuk organik, melainkan, malahan, jadi penimbul masalah kepada makin memburuknya sanitasi lingkungan dan, bahkan, setiap saat menjadi bencana yang mengintai. Kini, dengan keberadaan digester dan genset bio elektrik di pasaran, bahkan disajikan secara complete knock down (CKD) ini, diharapkan makin banyak pihak melakukan panen pupuk organik, biogas dan listrik (bio elektrik) dari kemelimpahan bahan sampah dan limbah organik.
Dengan menempatkan sampah organik secara terpisah, kemudian dibangkitkan gas metananya dalam digester kedap udara, dengan bakteri metan atau bakteri anaerob seperti Green Phoskko (GP-7) maka, kemudian, gas (CO2 dan CH4) yang diproduksinya dapat ditampung dalam gas holder di bagian atas digester. Dengan dialirkan ke inlet genset (generator biogas), gas akan didikonversi menjadi energi listrik, dan sisa akhir prosesnya, lumpur sisa hasil pencernaan (slurry) menjadi pupuk kompos yang baik bagi tanaman.
 
Sampah organik sungguh sangat memberi manfaat bagi manusia ( penerangan, penggerak mesin maupun daya listrik bagi perkakas rumah tangga), disamping sisa prosesnya menjadi pupuk dan penyubur tanaman dan tanah pertanian.

Kapasitas input material 5 m3 misalnya, ditambah gas holder 2 m3 atau keseluruhan kapasitas 7 m3, memiliki dimensi PLT ( diameter 200 cm, tinggi 390 cm), akan bertahan diatas 10 tahun hingga 20 tahun. Diproduksi secara terurai (complete knock down) mudah dipindah, dimobilisasi ke lokasi pelanggan dengan biaya lebih murah serta, dapat dilakukan perbaikan ketika terdapat kerusakan. Biogas digester (BD 5000 L) dilengkapi dengan instalasi pipa gas, kompor standar pabrikan dan peralatan penunjang ( pengukur tekanan manometer/ pressure meter) bagi pemanfaatan gas metana (methan) sebagai bahan bakar ramah lingkungan bagi keperluan pembakaran (kompor) maupun menjalankan aneka perkakas elektronik ( penerangan, penggerak mesin, perkakas rumah tangga dan seterusnya).

Biogas sebagai hasil dari suatu proses fermentasi aneka material organik ( semua bahan berasal dari makhluk hidup) adalah sumber energi baru terbarukan (renuwable energy) yang dapat diperoleh dengan biaya murah, dari bahan yang selama ini dikatagorikan sebagai sampah. Gas yang terbentuk dalam tabung kedap (tanpa oksigen) Digester Biogas BD 5000L, dibuat dari fiber glass berbahan resin eternal 2504, jenis mat Wr 200 ( mat anyam) dan mat 300 ( acak), ketebalan 3 – 5 mm, mampu memfermentasi 5 m3 kemudian ditambahkan ke melalui pengumpan sejumlah 0,5 m3 per hari. Sampah dan berbagai bahan organik dapat terus menerus setiap hari ditambahkan ke lobang pemasukan (intake chamber) dan akan diurai oleh bakteri anaerobic Green Phoskko (GP-7), untuk pertama kalinya hanya 5 sampai 7 hari telah mulai mengeluarkan gas methana (CH4) dan tersimpan di bagian atas tabung ( gas holder). Selanjutnya, biomassa organik dapat terus menerus ditambahkan setiap hari, sepanjang tekanan dalam gas holder berkurang karena penggunaan bagi bahan bakar panas ( kompor, tungku) maupun bahan bakar gas oleh genset modifikasi Bio elektrik.


Gas metana (CH4) terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri pembangkit metana (methan) atau disebut juga bakteri anaerobik dan atau bakteri biogas. Hasil fermentasi oleh bakteri ini mampu mengurangi sampah, yang banyak mengandung bahan organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4), yang apabila dibakar dapat menghasilkan energi panas. Gas metana sama dengan gas elpiji ( liquidified petroleum gas/LPG). Perbedaannya adalah gas metan mempunyai satu atom C, sedangkan elpiji lebih banyak.

Pembangkitan gas methan dari bahan organik akan sangat mendukung upaya mendapatkan sumber energi alternatif. Diketahui, tren kenaikan angka konsumsi akan bahan bakar konvensional (premium, solar) terus menaik sejalan dengan bertambahnya populasi penduduk dunia. Bahan bakar (BBM) yang berasal dari minyak bumi tersebut adalah sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable), sedangkan permintaannya naik terus. Demikian pula harganya, cenderung meningkat karena tidak ada keseimbangan permintaan ( demand) dan, di sisi lain, penawaran (supply). Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber energi yang dapat diperbarui (renewable), antara lain biogas.   Produksi pupuk organik, biogas dan bio elektrik berbahan sampah organik ini dapat dilakukan oleh perusahaan atau komunitas penimbul sampah organik  antara lain hotel, restoran, pasar induk sayuran, developer perumahan dalam pengelolaan tinja (septik tank), pengelola Tempat pembuangan sampah (TPA).  Pendek kata, pengelolaan sampah organik menjadi material baru yang bermanfaat bagi manusia dan alam adalah solusi atasi buruknya sanitasi perkotaan Indonesia saat ini*).  

Info Bisnis (d/h Kliping): Panen Biogas, Bio Elektrik dan pupuk dari Kemelimpahan sampah Organik