Daur Ulang Sampah, Membuka Peluang Bisnis dan Kemelimpahan Produk Sehat

Sampah, khususnya di kota kota Indonesia, makin terasa menimbulkan masalah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan tingkat konsumsi. Komposisi sampah, merujuk pada data statistik, rata-rata 74 % adalah  sampah organik dan, sisanya 26 % terdiri dari kain, logam, plastik, styrofoam, dan aneka sisa kemasan makanan. Kini, atas inisiatif swadaya atau karena tuntutan ekonomi, sampah telah memberi peluang bisnis kepada para pelaku, usaha daur ulang (recycle) maupun produsen produk guna ulang (reuse). Di berbagai pelosok kota akan ditemukan kelompok masyarakat mendaur ulang sisa material kemasan kopi instan, permen, pasta gigi, menjadi tas tangan, sandal dan barang baru lainnya yang bisa bernilai ekonomi dan laku dijual. Atau, terdapat juga komunitas yang mengolah sampah organik menjadikannya kompos, dan banyak diantaranya yang lebih modern menggunakan mesin rotary kiln dan lebih lanjut menggunakan komposnya sebagai media tumbuh jamur kompos ( jamur kancing, jamur tiram dan champignon).
Peluang ekonomi dan bisnis dari sampah muncul, ketika, warga khususnya di kota, memiliki perilaku BerSeka Trash Bin- Memilah Sampah Per Jenis. Jenis sampah organik, setelah  terpilah sejak di sumber timbulnya dalam berbagai model dan kapasitas tempat sampah terpisah, didaur ulang dalam Komposter.  Kini, sejak penemuan teknik pembuatan kompos secara modern pada 25 Februari 2005, atau sejak longsornya TPA Sampah Leuwigajah, sampah organik bisa diolah secara higienis, tanpa berbau busuk, sangat cepat dan, bahkan, dalam skala jumlah tertentu, menggunakan mesin kompos, bisa menguntungkan. Jenis sampah organik, yakni material sisa aktivitas manusia berbahan alami (makhluk hidup manusia, hewan dan tumbuhan), diperkecil ukurannya oleh fungsi pencacah sampah, untuk memperluas intensitas kontak dengan penggembur serta bakteri pengurai. Mesin Pencacah Organik (MPO) dapat dipilih pada berbagai tipe dan kapasitas, serta dengan berbagai pilihan penggerak, mulai penggunaan sumber listrik PLN, tipe MPO elektrik hingga penggunaan engine berbahan solar (diesel) maupun premium. Pemilihan MPO disesuaikan dengan target jumlah sampah yang akan dikelola. Fungsi MPO diperlukan untuk tujuan memperkecil material organik, berukuran besar menjadi ukuran 2 cm sampai 5 cm. Sementara bagi sampah rumah tangga, sisa memasak dan makanan, umumnya tidak memerlukan alat pencacah lagi atau, bagi jumlah kecil, dapat digunakan pencacah berupa pisau rajang.  
Penguraian bahan organik, limbah maupun sampah, dengan upaya daur ulang (recycle) maupun guna ulang (reuse), akan menjadi material baru berupa kompos. Bagi kepentingan pertanian di pedesaan, perawatan tanaman hias dan obat di pekarangan, kompos – sebagai jenis pupuk organik, sangat penting untuk menggemburkan dan menumbuhkan mikrobilal. Pembuatan taman dan budidaya tanaman di pekarangan rumah, kendati bisa menggunakan pupuk kimia, namun dengan hasilnya dikonsumsi, memerlukan perlengkapan taman atau sangat dianjurkan hanya diaplikasikan unsur hara dan senyawa dari bahan kandungan pupuk organik kompos.
Kompos, kini dikomersialkan sebagai pupuk guna melengkapi peranan penyedia unsur hara dalam konsentrasi tinggi pada pupuk buatan (sintetis), seperti aneka jenis pupuk yang kini banyak beredar. Berbagai jenis pupuk kimia, mulai pupuk dengan kandungan hara tunggal hingga majemuk, pupuk formula spesifik tanaman maupun pupuk berbentuk tabur dan bentuk pupuk tablet. Perkebunan, dan pertanian komersial, yang mengusahakan tanaman tahunan, atau tanaman keras, dalam menjaga tingkat produktivitasnya, sangat tergantung kepada pupuk kimia. Namun, meningkatnya kerusakan lahan akibat ekspoloitasi terus menerus, serta tuntutan pengurangan emisi timbulan efek rumah kaca dalam pemanasan global, penggunaan kompos, khususnya yang mendapat asupan inokulan bakteri penambat (N2), pelarut posfat, zat tumbuh (ZPT) sebagai katagori kualitas pupuk hayati, penggunaannya makin meningkat. Pupuk organik seperti kompos maupun pupuk hayati sangat penting dalam membangun pertanian organik, yakni praktek budidaya pertanian dalam menghasilkan aneka bahan pangan berlabel produk sehat, memiliki kandungan residu kimia dibawah ambang batas yang membahayakan kesehatan. 
Tren meningkatnya permintaan produk pangan sehat, khususnya di perkotaan, menuntut warga kota itu sendiri mendukungnya dalam bentuk kemelimpahan kompos dan pupuk organik bagi pertanian. Karena, hasil pertanian akan kembali ke kota, menjadi makanan kita semua. Makin banyaknya komunitas  Posko Hijau – Green Phoskko Organic Product, melakukan pilah olah sampah di kota, biaya pupuk pertanian diharapkan akan turun, dan sekaligus dengan itu naiknya kesejahteraan petani. Sedikit merobah kebiasaan kita semua, dalam meletakan dan menempatkan material sisa aktiviats, dalam tempat sampah secara terpisah berdasar jenisnya, memberi arti besar pada perbaikan derajat kesehatan serta kesejahteraan. Daur ulang sampah, membuka peluang bisnis sekaligus, memberi kemelimpahan pada ketersediaan produk sehat*).
Artikel terkait,