Pupuk ( Part 03) : Standar Mutu Pupuk

Rendahnya pemahaman sebagian besar petani terhadap konsep pemupukan lengkap berimbang, telah mendorong IKM Pupuk (dhi. CVSK), sejak tahun 1990, berupaya memberikan pilihan dan mengurangi ketergantungan petani pada jenis pupuk tunggal  bentuk tabur (prilled) seperti  urea, SP maupun KCL- yang notabene diketahui  memiliki kendala dalam aplikasi yang menyebabkan borosnya dosis, pengangkutan ke kebun yang mahal serta efek pengerasan tanah di sekitar perakaran  pada aplikasi terus menerus.

Mengurangi masalah pupuk tunggal dari kelangkaan atau ketidakserempakan keberadaannya di pasaran, Industri skala kecil Menengah (IKM) Pupuk mengembangkan inovasi dengan memproduksi pupuk majemuk, baik dengan teknik pencampuran sederhana (simple blending) seperti pencampuran aneka pupuk tunggal (mixing) menjadi NPK maupun teknologi pencampuran secara kimia fisika (chemical blending)- berupa pentabletan pada tekanan tertentu- antara aneka pupuk tunggal menjadi majemuk tablet. Berkembang juga teknologi pupuk cair, urea tablet, dan teknologi pupuk dan pemupukan lainnya – yang diantaranya masih bersumberkan pada bahan utama dari jenis pupuk tunggal Urea, SP dan KCL. Keunggulan utama pupuk majemuk produksi IKM dengan berbahan baku hara makro utama (Urea, SP dan KCL)- sebagai pupuk derivatif dari bahan dasar pupuk tunggal diatas – baik penggunaan jumlah pupuk tunggal sebagai bahan baku untuk menghasilkan kesetaraan kadar aktif bagi target kesetaraan hasil pada tanaman – menjadi berkurang dan dosis bentuk tablet dengan time release tertentu menjadi jauh berkurang dibanding dengan penggunaan bahan dasarnya ( pupuk tunggal ) secara langsung pada tanaman.

Teknik majemuk tablet dikembangkan, didasarkan atas adanya data dan hasil penelitian bahwa pemborosan pupuk bentuk tabur (prilled) – yang volatile ( cepat menguap), higroskopis, letak pupuk tidak terjamin disekitar perakaran serta biaya transportasi, handling dan pencampuran di lapangan yang jauh lebih mahal dibanding bentuk pupuk formula majemuk tablet dengan lepas lambat  terkendali(   slow and controlled release fertilizer). Bentuk tablet dari bahan granular, dengan kandungan majemuk serta bersifat lepas hara terkendali ini kemudian dikenal dengan Gramalet.

Standar Gramalet setidaknya berusaha konsisten pada beberapa hal keperluan pemupukan secara benar, antara lain :

1. Kandungan dijamin minimal 3 Hara Makro Primer ( Nitogen, Phosfor dan Kalium /NPK), hara mikro sekunder ( Magnesium, Sulfur dan Calcium/Mg,S dan Ca) serta hara mikro ( Fe, Cu, Zn, B, Bo, dan Molibadat/Mo),
2. Disajikan dari bahan baku terpilih seperti Urea, Super phosfat ( SP) dan KCL serta Kiserit Ex Jerman – yang memiliki kelebihan antara lain tingkat water soluble dan dijamin tidak terikat dalam senyawa khelat ( yang melindungi unsur hara dari penyerapan air). Bisa saja sumber Posfor diambil dari Rock Phosphat (RP) yang harganya jauh murah sekitar 10 % ( Rp 300/kg) dari TSP ( Rp 3000/kg) ataupun sumber Mg diambil dari dolomit lokal- berharga Rp 300/kg dibanding kiserit ex Impor Rp 3000/kg; Dari 2 unsur itu saja dapat diduga kalau harga Pmlt bisa diturunkan sangat signifikan.

3. Minimal kandungan mikro elemen termasuk Mo-(molibdium)- yang berharga bisa hingga Rp 150.000/kg akan sangat berpengaruh pada bentuk sama-sama tablet namun minus Mo. Memang kita sadari jika unsur mikro ini bukan essensial bagi semua tanaman dan lokasi, namun tanpa keberadaan Mo misalnya banyak hal bisa terjadi pada tanaman. Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.

Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.

4. Jaminan after sales service dalam bentuk konsultasi dan bahkan kunjungan serta penggantian atas kerusakan atau kerugian jika dibuktikan hal itu terjadi akibat penggunaan pupuk Gramalet keluaran resmi PT.Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK).