Perkembangan permintaan terhadap produk organik yang terus meningkat telah menaikan pasar dan bisnis aneka bahan pupuk organik baik bentuk curah (serbuk) seperti kompos padat, pupuk kandang, pupuk organik cair. Dan, atas pertimbangan kemudahan dalam aplikasi pemupukan, kini aneka sumber nutrisi organik serbuk seperti kompos itu lalu dibentuk granul. Pupuk NPK organik bentuk granul dibuat dari aneka bahan baku meliputi semua material organik dalam bentuk kompos, kotoran hewan ternak, abu janjang sawit, batubara muda (lignite), posfat guano, material tambang ( zeolit, dolomit) dan bahan pengkayaan hara (enrichment) lainnya seperti mikroba pelarut posfat dan pengikat Nitrogen.
Bentuk granul, butiran seperti kacang hijau, dengan ukuran hingga bentuk kacang kedelai, ukuran 2 mm sampai 4 mm, juga memungkinkan bagi penambahan unsur hara organik lain. Sumber Kalium (K2O) dari abu janjang sawit, P2O5 dari phosphates alam, Carbon organik guna meningkatkan rasio C/ N dari lignit atau batubara muda serta zat pengatur tumbuh ( ZPT), senyawa dan asam amino serta mikroba pelarut sering ditambahkan para produsen pupuk organik granul. Namun, setiap produsen dan merk memiliki ramuan berbeda antara satu dengan lainnya, karena komposisi dan tingkat mutu sangat disesuaikan dengan segmen pasar maupun target pasar yang dibidiknya. Pupuk Organik granul (POG) memilki kekerasan tertentu dengan kandungan lengkap NPK dan senyawa serta asam amino, tergantung bahan baku yang digunakan.
Dalam mendukung peningkatan kualitas pupuk organik, salah satunya, bisa ditempuh dengan langkah awal melakukan penyediaan alat mesin yang memenuhi standar. Bagi kepentingan penyajian pupuk organik kompos serbuk padat dan pupuk organik cair, investasi dilakukan hanya dengan membentuk Instalasi Produksi Kompos (IPKK). Dari tiap 3 m3 sampah maupun limbah organik, diolah dalam tabung berputar (rotary kiln) selama 5 hari masa penguraian (dekomposisi) akan menghasilkan 40 % kompos padat dan 0,1 % pupuk cair atau setara dengan 400 kg kompos padat dan 20 botol @ 500 ml. Sehingga, apabila target penguraian per hari 3 m3 limbah, diperlukan 5 unit rotary kiln membentuk Instalasi Produksi Kompos (IPKK) tersebut, ditambah dengan 1 unit penunjang berupa mesin pencacah sampah (MPO) dan mesin pengayak (MPP).
Sementara bagi tujuan pembuatan pupuk organik bentuk granul, disamping mesin pembuat kompos IPKK bagi jaminan penyediaan bahan baku utama berupa kompos diatas, diperlukan investasi lebih mahal dalam bentuk instalasi mesin pupuk organik granul (POG). Pupuk organik berkualitas, antara lain dicirikan oleh bebasnya dari material sampah terbawa (logam, kaca, dll) maupun mikroba patogen, yang dalam praktek sering terjadi dalam pupuk organik beredar merugikan petani pengguna. Memastikan bahan baku utama, hanya kompos baik dijadikan bahan baku, adalah dengan menyediakan alat mesin rotary kiln, membentuk instalasi produksi kompos (IPKK). Mengandalkan kepada supplier kompos, yang seringkali belum memilki jaminan kualitas, hanya mengayak tanah TPA, akan sangat beresiko pada hasil pupuk organik granul (POG). Padahal, kualitas pupuk akan menjadi promosi yang baik pula bagi meluasnya penggunaan oleh para petani, sehingga menarik minat petani lain menggunakannnya.
Beberapa pedoman dosis aplikasi pupuk NPK Organik Granul pada beberapa tanaman dibawah ini disajikan berdasar hitungan kebutuhan hara bagi konversi tanah kebun menuju pertanian organik per jenis tanaman. Dosis pupuk NPK organik Granul dalam aplikasi ini akan berkemampuan mengurangi penggunaan pupuk kimia, dalam hal ini dosis pupuk tablet, hingga 50 %, baik dari sumbangan peranan atas nutrisi yang dikandungnya maupun atas dasar kemampuan pupuk NPK organik granul dalam menumbuhkan mikrobial tanah.
Tanaman
|
Aplikasi
|
||
Kelapa Sawit
|
10 kg/ Ha
|
1.500 kg/ Ha
|
2 x / tahun, disaat awal musim hujan atau akhir musim hujan
|
Karet
|
1,5 kg/ pohon
|
750 kg/ Ha
|
2 x / tahun, disaat awal musim hujan atau akhir musim hujan
|
Tanaman Keras (Buahan) meliputi : Durian, rambutan, pisang, nangka, salak,apel, jeruk, mangga
|
2 kg/ pohon
|
Tergantung jarak tanam atau populasi per Ha
|
2 x / tahun, disaat awal musim hujan atau akhir musim hujan
|
Tanaman penghasil minyak/ atsiri Cengkeh, Nilam
|
10 kg/pohon
|
Tergantung jarak tanam atau populasi per Ha
|
2 x / tahun, disaat awal musim hujan atau akhir musim hujan
|
Kopi
|
2 kg/ pohon
|
1.000 kg/ Ha
|
2 x / tahun, disaat awal musim hujan atau akhir musim hujan
|
Kakao
|
1,5 kg/ pohon
|
1500 kg/ Ha
|
2 x / tahun, disaat awal musim hujan atau akhir musim hujan
|
Padi/ Palawija ( kacang tanah, jagung, kedelai)
|
500 kg/ Ha
|
500 kg/ Ha
|
Disaat awal tanam
|
Sayuran Biji/ Buah ( cabai, terong, ketimun, lobak)
|
750 kg/Ha/musim
|
Disaat awal tanam
|
|
Sayuran Umbi ( bawang, wortel, bit, kentang dan sejenisnya
|
1.500 kg/ Ha
|
Disaat awal tanam
|
|
Sayuran Daun ( bawang daun, sawi, kol, bloomkol, dan sejenisnya.
|
750 kg/ Ha
|
Disaat awal tanam
|
Membaca deskripsi itu sangat menyenangkan, namun ketika butuh sangat mengecewakan karena pasokannya masih di prioritaskan daerah maju. Tolong datangkan produk anda ke Maluku Utara lebih banyak lagi. Terima kasih.