Artikel “ Menanti Hadirnya Trading House UKM di Batam” – yang ditulis Suyono Saputra ( selengkapnya klik Bisnis Indonesia) – yang kemudian mendapat banyak komentar online- memang dirasakan sangat relevan dengan kondisi dan kebutuhan UKM saat ini. Setelah disadarkan oleh betapa derasnya barang impor China, bahkan termasuk produk ilegal dan tidak sehat sekalipun ( berformalin )- seperti halnya produk sederhana semacam permen maupun makanan kecil, itu semua menunjukan bahwa kehebatan branding dan distribusi pengusaha dari Negara China mampu menembus pedesaaan dan berbagai pelosok Indonesia. Bahwa kemudian diimbangi oleh fakta produk perikanan dan kelautan ( aquatic) kita juga besar nilai ekspornya ke China, tapi disisi lain itu, lagi-lagi, menunjukan kalau kita masih mengekspor sebatas komoditi- hasil tangkapan ikan segar dari laut, tanpa ada added value ( hasil olahan, merk, kemasan) yang berarti. Jadi alih-alih added value dari diversifikasi vertikal, bahkan kita belum mampu ekspor dan distribusi sampai kepelosok pedesaan negara tujuan sampai menjangkau konsumen akhir.
Terlepas dari masalah China itu suatu perang dagang atau bukan, pencermatan kita adalah adanya keperluan mendesak jika usahawan nasional hendaknya berkemampuan menembus ekspor – dengan brand sendiri – syukur jika mampu membentuk rantai distribusi di Negara tujuan dagang tersebut- sebagaimana halnya obat dan permen China yang mampu menembus hingga pedesaan Indonesia. Atas dasar itulah kita mendambakan adanya kerjasama yang baik antara berbagai lembaga berwenang, mencapai tujuan pengembangan pasar bagi produk nasional tersebut . Lihat saja kerjasama Pemerintah dan Swasta Pelaku Dagang di Negara China sangatlah mengagumkan. Sesaat, beberapa hari, produk makanan kecil permen dan obat-obatan usahawan China di embargo masuk Indonesia, Lembaga Karantina China – yang notabene perpanjangan tangan pemerintah China langsung membalas dengan embargo atas semua produk kelautan dan ikan ( akuatik) Indonesia. Nampak jelas kalau pemerintah dan swasta China berkolusi atau bekerjasama untuk “kebaikan” dan kepentingan negara. Nampaknya, mereka memiliki kesadaran bahwa, kesulitan usahawan adalah juga harus dirasakan pemerintah, karena setidaknya itu menyangkut penerimaan pajak negara dan penyerapan tenaga kerja juga.
Keinginan berkolusi, kemudian diterjemahkan menjadi kerjasama baik- atau meminjam istilah Arifin Siregar- Menteri Perdagangan RI – pada dekade 90-an sebagai suatu upaya Indonesia incorporated, kini, dalam skala antar pemerintah Kota hendak diwujudkan dalam bentuk Bandung Batam Incorporated (BBI). Pemerintah kota Bandung dengan para pengusaha- yang tergabung dalam Kadin Kota bandung dan Kadin Kota lainnya se Jawa Barat mengajak kerjasama kepada Pemerintah Kota Batam dan Prov Kepulauan Riau dalam program Bandung Batam Incorporated (BBI).
Berbekal kemauan Ketua Kadin Deden Y Hidayat dan jajaran pengurus Kadin dengan Pemerintah Kota Bandung- dan lalu mensinergikan nya dengan PT Paska KONSULTAN– suatu konsultan bisnis berpengalaman dalam menjalankan dan mengelola sarana Pemasaran Mark Net®-dibukalah suatu gedung berlantai 3 di kawasan Batam Center- tepatnya di Komp Ruko Green Land Blok I No 11 Pulau Batam.
Guna menjalankan misinya, PT Paska KONSULTAN – membuka Gallery atau ShowRoom, Portal Marketing di Internet www.bbi-market.com dan layanan Expo mobile pada event di berbagai Expo di kawasan Semenanjung ( Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Myanmar dan Viet Nam).
Di awal bulan agustus 2007 ini, di lokasi BBI Gallery atau Showroom setidaknya telah berdiri dan tampak adanya berbagai sarana bagi pemasaran aneka produk melalui BBI market, antara lain : A. BBI Gallery ShowRoom di Batam, tepatnya di Komp Ruko Green Land Blok I No 11 Batam Center, Telp. 0778-460143 telah siap dan memadai memberikan Layanan kepada pengusaha yang berminat dalam memasarkan produknya, handle buyer dan pengorganisasian Expo Event di kawasan Semenanjung ( Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam). Berbagai sarana itu antara lain :
1. Fasilitas Rak untuk mendisplay lebih dari 250 Artikel product Sample para BBI Member dalam bentuk Rak Gantung stainless steel dan dasar kaca 5 mm,
2. Memiliki satu lantai sebagai Sarana bagi akomodasi transit 10 Personal dengan fasilitas memadai ( berupa Spring bed, AC, Rice Cooker, Mesin Cuci dan penjemuran), 3. Memiliki Ruang Presentasi ( lengkap dengan fasilitas LCD/ Proyektor, Screen, AC, Indoor Sound System ),
4. Memiliki Ruang Meeting bagi 25 Peserta ( lengkap dengan fasilitas LCD/Proyektor, AC, Sound System, Meja Meeting CKD ),
5. Tersedia ruang penyimpanan sementara / transit stock barang dagang bagi para Member BBI yang menjalankan kegiatan niaganya secara langsung dalam bentuk bagian dari ruangan satu lantai ( 5 x 15 ) m2
6. Fasilitas Internet Speedy
7. Fasilitas Phone public atau Kamar Bicara Umum (KBU) dengan 2 line telp
8. Nampak juga fasilitas penunjang penyelenggaraan Expo maupun product Launching secara mandiri meliputi 4 ( empat) buah Tenda Flexible ( Gazebo Tent), GenSet 5 KVA, Lighting, Outdoor Sound System Yamaha, dan peralatan CamHolder maupun Digital Camera lainnya).
B. Sementara itu di Grha Kadin Kota Bandung, Jl. Telaga Bodas 31, telah disiapkan antara lain :
1. Rak Display BBI berupa 11 Unit Rak di Lantai 1, 3 dan 4 Graha Kadin- yang diperkirakan cukup mendisplay bagi 250 artikel produk pada PLT tertentu,
2. Material Promosi Roll Banner dan brosur
3. LCD Display Komputer
4. Layanan pada Member BBI ( di lokasi MarkNet di Lantai 1)
C. Pengelola / Organizer PT. Paska KONSULTAN juga telah berpengalaman dalam kesertaannya di berbagai Expo di kawasan Semenanjung, seperti antara lain, ikut serta sebagai peserta dalam Cooperative Expo ( 12 sd 22 Juli 2007 di Mega Mall Batam), Sundanesse Expo Batam ( bulan Nov 2006), Myanmar Expo ( Desember 2006), Indonesia Display di Liang Court RiverValley Singapore ( Mei 2006), MAHA Expo Malaysia ( November 2006) dan kini sedang bersiap mengikuti EXPO Bio di Persada Convention Johor( 17 sd 20 Agustus 2007),
D. Memiliki Portal di Internet ( masih dalam tahap Web Developing) di alamat www.bbi-market.com E. Telah memiliki kesiapan admin manajemen BBI dari adanya Buku Form Pendaftaran, Sistim dan Prosedur, Sarana Dokumentasi Produk maupun berbagai Kit Marketing dalam bentuk banner, brosur dan spanduk.
F. Pengelola PT Paska KONSULTAN ( MarkNet) juga nampaknya telah menyiapkan Organizer dan artist agency (Purina Production) di Batam menjadi mitra bagi keperluan penyediaan Sales Promo maupun event organizing BBI lainnya di Batam, Kepulauan Riau maupun kawasan Semenanjung.
Berbagai upaya diatas hanyalah bagian kecil dari keperluan menjalankan strategi memasarkan produk terintegrasi hingga terdistribusi ( integrated marketing) sampai ke konsumen akhir ( end user) dengan menggunakan merk (brand) sendiri di negara sasaran. Sarana Market Places & Networking BBI belumlah menyentuh pada keperluan penempatan (placement ), distribusi dan pengelolaan merk ( brand development)- sebagaimana dilakukan oleh Sogo Sosha (Jepang) maupun Kotra ( Korea) atau selayaknya suatu Trading House. Namun, setidaknya, BBI MarkNet diharapkan menjadi suatu embrionya bagi wacana Trading House UKM – sebagai suatu kebutuhan mendesak dalam menembus, mempertahankan dan memelihara target pasar.
Tentu saja sarana dan jaringan pemasaran BBI MarkNet itu tidak akan berguna sebagai sarana pemasaran (Market Places) dan manajemen jaringan (Networking) jika saja pemerintah dan pelaku tidak memanfaatkannya secara maksimal. Nah ditunggu semangat dan tekadnya dalam mengembangkan dagang ke Semenanjung dengan Batam sebagai gateway. Hayu atuh urang rambatirata, hayu………………….. !!!!!/ Sonson Garsoni++++++)