Bioindustri Jagung dan Pakan Awetan Silase Skala Komersial

 https://youtu.be/l1me0ky5fnw

Pengusahaan pertanian khususnya komoditi pangan adalah lapangan usaha yang diprediksi dapat dijalankan kendati di masa pandemic, mengingat :

1.   1. memenuhi protocol kesehatan (3M) di lapang terbuka

2.   2. permintaan komoditi pangan akan tetap ada di berbagai kondisi

Diantara banyak pilihan, jagung dan singkong adalah komoditi yang relative mudah dilaksanakan dan dengan ancaman resiko budidaya seperti intensitas hama penyakit rendah, sudah dijalankan masyarakat dan, dengan teknologi sederhana sekalipun, hasil panen dapat disimpan dalam jangka lama.

Asumsi yang digunakan dalam analisa Keuangan


1.   1. pengusahaan dilakukan pada skala 100 Ha atau kelipatannya pada lahan cadangan perkebunan/ kehutanan

2.   2. terintegrasi mulai budidaya (On Farm) sampai pasca panen dan penyimpanan (Off Farm) serta pemanfaatan limbah biomassa ( bioindustri)  

3.   3. budidaya (On Farm) memanfaatkan kompos hasil limbah organic ( dhi pasar induk) 12 ton/ hari bagi pemenuhan skala 100 Ha dengan mendapatkan tipping fee tertentu yang mencukupi pengangkutan dan pemilahan

4.   4. jadwal tanam jagung ( 100 hari) pada MT Hujan ( Desember- Maret) dan singkong pada MT kemarau ( Maret- Nopember)

5.   5. kebutuhan biaya budidaya jagung sebesar Rp 10,242,550.00/ Ha dengan hasil panen 8 ton pipil kering (SNI) harga jual Rp 4.000/ kg dan 8 ton pakan awetan ( silase) harga jual Rp 1.500/kg

 

 

6    6. Kebutuhan biaya budidaya singkong Rp  15,925,400.00 / Ha dengan perolehan panen 22 ton gaplek harga jual Rp 1.950/ kg

7.   7. Pengelolaan transportasi kebun ke gudang dan gudang ke konsumen serta penyimpanan komoditi 3 bulan berikut collateral management services (CMS) di outsource ke Logistic service dengan biaya Rp 1,292,000,000

8.   8. CMS atas Komoditi di gudang menjadi collateral kredit Resi Gudang dengan bunga 15.5% pa

9.   9. Asuransi budidaya jagung premi 2 %  dari nilai pertanggungan resiko budidaya Rp 10,242,550

 

Hasil Analisa Keuangan

1.   Kebutuhan investasi alat mesin (produksi kompos dan silase) skala 100 Ha Rp   3,460,765,000   (Masa Ekonomis 3 tahun)

2.   Margin Netto/ tahun Rp  2,665,885,000