Diskusi mendalam dengan Mang Oded Danial Walikota Bandung tentang circular economy dari sampah.Dari pengalaman membangun dan mengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang selama ini dirasakan bermasalah dengan residu atau kompos, kini dapat diikutkan dalam kemitraan bisnis produksi lidah buaya. Besar dan luasnya pangsa pasar olahan lidah buaya baik bagi kepentingan industri makanan maupun obat-obatan, memerlukan ribuan Ha budidaya guna memenuhinya. |
Hasil olah lidah buaya telah jadi produk yang baik pasarnya. Produk pangan sehat KECE meliputi sirup, jelly, permen, dodol dan aneka nata de aloe. |
1. Pengguna mesin komposter dan Biodigester dari PT Cipta Visi Sinar Kencana yang memerlukan pemanfaatan kompos padat dan cair berhak mendapatkan layanan budidaya lidah buaya.
Mesin Produksi Kompos dari sampah organik kota dapat dipasang di level RW, dekat dengan sumber timbulan sampahnya |
2. Berbagai pihak yang berminat dapat juga mengadakan Paket teknologi dan sarana produksi lidah buaya meliputi bibit, pot tanam, media tanam kompos, pupuk cair dan pupuk Tablet setelah memenuhi syarat mengadakan mesin kompos maupun biodigester
Jenis bibit lidah buaya jumbo hasil kultur jaringan dari varietas chinensis ini akan berukuran besar ( lebar daun lebih dari 3 cm, panjang daun lebih dari 70 cm dengan kedalaman akar lebih 30 cm) maka, memerlukan pot besar ukuran mulai 60 liter. Jika ditanam di kebun, dengan jarak tanam 150 cm x 70 cm, populasi akan mencapai 7500 rumpun/ Ha. |
Pelanggan mesin berhak ikuti Pelatihan, mengikatkan diri dalam pemasaran hasil dan bimbingan teknis dalam suatu kerjasama bisnis.
Bagi pelanggan yang telah mesin kompos dan biodigester penghasil biogas dapat meneruskan program kemitraan budidaya hingga penjualan hasil daun. Tiap rumpun media tanaman lidah buaya akan memerlukan 6 kg kompos, sehingga tiap mesin kompos pengolah sampah kapasitas olah sampah 1 ton/ hari ( IPK RK 1T, atau IPK RKE 1T, maupun ARK 1 T) akan memiliki media tanam guna mendukung bagi 100 rumpun per hari di kebun maupun pot tanaman lidah buaya.
Diskusi mendalam dengan Mang Oded Walikota Bandung dan Dirut PD Kebersihan tentang circular economy sampah kota |
Pot yang diperlukan dalam budidaya lidah buaya jumbo, karena jenis bibit lidah buaya hasil kultur jaringan dari varietas pilihan akan berukuran besar ( lebar daun lebih 3 cm, panjang daun lebih dari 70 cm), memerlukan pot ukuran minimal 60 liter atau populasi per Ha di kebun dengan jarak tanam 150 cm x 70 cm akan mencapai 7500 rumpun/ Ha.
PT Cipta Visi Sinar Kencana sebagai penyedia paket teknologi memberikan asistensi teknis dalam pengolahan sampah menjadi kompos serta budidaya lidah buaya.
Paket Lengkap
Bibit Lidah buaya (Varietas aloevera chinensis) ukuran berkisar 20-25 cm atau 1 kg bisa untuk 10 bibit (panjang kurang dari 1 jengkal tangan orang dewasa). Tanaman lidah buaya yang bisa diolah untuk dijadikan minuman dan makanan hanya dari jenis Aloe Chinennsis. Lidah buaya jenis Aloe Chinensis tersebut dapat kita ketahui dari ciri-cirinya bunga berwarna orange, pelepah berwarna hijau muda, pelepah bagian atas agak cekung dan mempunyai totol (binti-bintik) putih di pelepahnya ketika tanaman masih muda.
Sementara varietas lidah buaya untuk tujuan khasiat bagi kesehatan yakni varietas Aloe barbadensis Miller antaranya dijadikan tepung (powder) bagi insustri kosmetik, farmasi dan industri obat farmasi lainnya.
Disamping penyediaan bibit, tersedia pula pupuk kompos GP-5, Pupuk NPK Gramafix Formula Daun serta Pupuk Kompos Organik Cair ( PKC). Dosis kompos, sebagai campuran dengan tanah dan pasir pada tahun pertama 6 kg/ rumpun, memerlukan tambahan 1 botol 500 ml bagi pemeliharaan oleh Pupuk Kompos Cair tahun serta 4 aplikasi pupuk NPK Tablet Gramafix 250 gram/ rumpun/ tahun.
Target budidaya, pasca panen dan pengolahan untuk target pelepah lidah buaya segar dalam program spesifikasi :
1. Pelepah segar,warna hijau terang
2. Berat minimal 700 gram / pelepah
3. Kulit bersih,tidak ada cacat panen, tidak ada goresan,tidak ada luka