Dibawah bimbingan Tim ICWMRIP, instalasi olah sampah dan limbah peternakan ini kini menghasilkan gas yang, setelah dimurnikan, menjadi gas alam terbaharui ( renewable natural gas) atau biometan RNG. Sebagai energi ramah lingkungan dan terbarukan, biometan ini digunakan menghidupkan listrik melalui genset 2 x 5 KVA, mampu memberi daya listrik bagi peralatan mesin pembersih limbah plastik (MPLP), peralatan pertukangan ( air tool berbasis kompresor), serta penerangan. Khusus penerangan, melalui inverter 2 KW dan 8 accu ( 50 amp, 12 V), sebagai power bank berkekuatan simpan daya 4.8 KWH, cukup sebagai back up menyalakan lampu 200 watt selama 24 jam.
Dari 4 digester @9 m3, bukan saja dihasilkan sekurangnya 40 m3 biometan, namun juga lumpurnya adalah pupuk organik, yang mudah diaplikasikan bagi Pupuk dan Pemupukan pertanian sayuran dan bahan pangan yang membentang luas di wilayah sejuk kaki gunung Wayang ini. Diketahui dari 1,8 ton material input harian bagi proses fermentasi akan dihasilkan 40 % berupa kompos padat ~ 720 kg serta pupuk cair 720 liter.
Hasil pupuk harian sebesar diatas tentu saja menggembirakan masyarakat Kec Kertasari yang mayoritas petani dan peternak sapi perah tersebut. Disatu pihak petani mendapat pupuk dekat lokasi tanpa harus bergantung kepada pemasok pupuk (kimia) dari kota, dan disaat sama, peternak sapi perah pun dapat mengolah limbahnya. Hasil harian, disamping pupuk, berupa 40 m3 biometan, tentu saja membantu masyarakat memiliki bahan bakar bagi genset, mesin (engine) maupun energi panas (kompor) – yang diketahui memiliki kesetaraan kalori dengan 19,2 kg LPG atau, ketika digunakan bagi pembangkitan listrik akan dihasilkan 40 KWH.
Sejak pekan lalu uji coba dan hari ini, Rabu ( 18/12), dilakukan training for trainers (TOT) al dengan narasumber Sonson Garsoni, kita berharap geliat semangat masyarakat di hulu sungai Citarum mengurangi timbulan limbah ke sungai – terbesar dan terpanjang di Jawa Barat ini – akan terus terpelihara. Dan manfaatnya pun, secara perlahan dan kendati baru sedikit, akan dirasakan masyarakat di hilir. Setidaknya, berkurangnya buangan limbah pencemar sungai Citarum 1.8 ton/hari (*)