Membuat Bahan Bakar Terbarukan (Renewable Energy) dari Sampah dan Eceng Gondok

Eceng gondok yang memiliki nama lain ‘Eichornia crassipes’ adalah sejenis tumbuhan air yang hidup terapung di permukaan air. Akan berkembang biak manakala  perairannya menjadi muara dari sampah dan limbah pertanian, peternakan maupun sampah pabrik sehingga menjadi indikator dimana di tempat atau sungai tersebut sudah terkena pencemaran ( adanya limbah pencemar). Eceng gondok sejenis tanaman hidrofit. Tumbuhan ini tidak dapat dimakan bahkan tanaman gulma ini menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan hewan sekitarnya. Tanaman ini mengandung selulosa dalam jumlah banyak. Dan karena kandungan selulosa inilah, yang  kemudian diketahui bisa digunakan sebagai bahan bakar melalui pembangkitan biogas bagi kompor dan genset.  
Upaya mengelola situ dan danau dari sampah dan tumbuhnya gulma air dilakukan berbagai cara, dan salah satunya saat ini sedang diupayakan masyarakat di perumahan P& K Cipondoh atas bantuan pemerintah kota Tangerang dengan memanennya menjadi bahan energi biogas berkualitas  kandungan metan tinggi > 70 %. Metan  dengan komposisi tinggi dibanding kandungan gas lainnya ( karbondioksida, hidrogen sulfida , nitrogen) akan memiliki efisiensi panas dan kualitas nyala yang baik dijadikan bahan bakar menyalakan kompor dan, bahkan, bahan bakar pengganti BBM bensin untuk generator set. modifikasi khusus ( Genset Bio Elektrik).  Dengan menempatkan digester biogas terbuat dari bahan fiber resin kapasitas 3 m3, mampu mencerna cacahan eceng gondok hingga 1 m3/ hari. Proses fermentasi anaerobik, dengan bantuan suatu aktivator pembangkit metan seperti Green Phoskko (GP-7), hari ke 5 hingga 10 dalam digester BD 3000 L tersebut akan mulai menghasilkan gas metan (CH4), minimal 1 m3/hari, yang ditampung dalam gas holder dibagian kubah digester. Gas dapat dialirkan ke kompor bagi keperluan masak memasak warung makan di sekitar danau, ataupun bisa juga ke generator set Bio Elektrik, seperti halnya BG 1000 watt, sehingga memberi penerangan bagi sekitar situ danau tersebut. 
Biogas bahan bakar genset pembangkit listrik yang dihasilkan dari setiap unit digester BD 3000 L adalah 1 m3 mampu menghidupkan genset lebih dari 5 jam/ hari sebanyak 1000 watt atau setara 5 KWh. Bagi kepentingan memperbesar output listrik maupun bahan bakar kompor tentu saja bisa ditambahkan unit digester berikutnya, hingga tercipta suatu lingkungan danau hijau bersih dari sampah maupun gulma eceng gondok, dan dengan menggunakan sampah maupun eceng gondok tersebut  membuat bahan bakar  atau energi terbarukan ( renewable energy) bagi hidupnya kegiatan pariwisata disekitar danau. 

Digester akan mengeluarkan lumpur ( slurry) dari tiap masukan cacahan eceng gondok yang masuk setiap harinya, dan tentu saja lumpur asal material organik (biomassa) itu berkualitas pupuk organik. Pupuk akan ikut memelihara tumbuhan dan vegetasi sekitar danau menjadi lingkungan yang penuh pohon sehingga sejuk, asri dan tanpa biaya mahal. Dan, dengan penemuan Bio Elektrik, masyarakat sekitar danau dapat memanen bahan bakar maupun daya listrik dari eceng gondok dana Cipondoh tersebut, yang telah dan akan turut  menghidupkan wisata sekitar danau, tanpa lagi perlu menunggu PLN.*)