Menakar Perolehan Energi Listrik dan Pupuk Organik dari Biomassa ( Limbah Ternak Sapi)

Timbulan sampah dan biomassa ( limbah peternakan, gulma perairan maupun gulma kebun ) sesungguhnya sumberdaya besar bagi pembangkitan energi listrik,gas bahan bakar panas (kompor) serta pupuk organik.
Dari 10.000 ekor sapi akan dihasilkan sekurangnya 200 ton tinja/ hari, setelah proses fermentasi dalam reaktor digester akan menghasilkan 11.200 m3 biomethan ( biogas murni). Gas per hari sebanyak itu akan menjadi energi sebanyak 22.400 KWH atau jika dijadikan energi panas ( bahan kompor) akan setara 5.376 kg LPG. Dengan mengacu pada edaran Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2012, bisa dibeli PLN untuk dikoneksi pada jaringan Tegangan Rendah (TR) sebesar Rp 8.064.000.000/ tahun.

 Disamping perolehan energi diatas, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM), berbeda dengan pembangkitan listrik lainnya (PLT Surya, PTM Hidro, PLT Angin, misalnya) adalah perolehan pupuk organik yang kaya dengan senyawa dan hormon sebanyak 50 ton/ hari atau Rp. 9.000.000.000/ tahun.
 Dengan kedua output produk ( energi listrik ~ energi panas) serta pupuk organik, setiap 10.000 ekor sapi akan menghasilkan pendapatan dari limbahnya sebesar Rp. 17.064.000.000/ tahun atau setara dengan Rp 1,706 juta/ ekor/ tahun.  Perolehan Energi Listrik dan Pupuk dari Biomassa ( Kasus Limbah Ternak Sapi) ini sungguh luar biasa, jika saja dikelola dengan cara pembangkitan listrik dan pupuk PLTBM (*)

Selanjutnya………….Pupuk Organik: Menakar Perolehan Energi Listrik dan Pupuk Organik dari Biomassa ( Limbah Ternak Sapi)