Sidomulyo jadi Pilot Project Pengolahan Sampah Organik
SIDOMULYO – Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo jadi pilot project pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Satu unit mesin pengolah sampah dari Universitas Negeri Lampung (UNILA) didatangkan.
Dosen Fakultas Teknik Mesin UNILA Gusri menerangkan, di Lampung Selatan, Desa Sidomulyo menjadi pilot project pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Faktor pendukung lainnya, kata dia, adalah mayoritas penduduk Sidomulyo yang berprofesi sebagai petani sehingga sosialisasi pengolahan sampah ditargetkan bisa maksimal. “Kami proyeksikan sosialisasi ini bisa ditangkap oleh masyarakat. Selain mendongkrak ekonomi juga bermanfaat bagi tanaman petani,” kata Gusri, Selasa (1/8) kemarin.
Sampah Diolah Jadi Pupuk Kompos oleh Mesin Rotary Kiln Manual RKM 1000 L |
Mesin Kompos RKM 1000 L dengan pengoperasian secara manual itu terbilang cukup sederhana. Sebab, tidak menggunakan bahan bakar melainkan menggunakan kayuhan kaki semacam sepeda. “Pengoperasiannya nggak pakai bahan bakar, cukup dengan kayuhan sepeda untuk menggiling sampah organik yang dimasukkan kedalam mesin pengolah,” terangnya.
Gusri melanjutkan, mesin tersebut sejatinya memiliki kapasitas 1 ton sampah organik. Jika terisi penuh oleh sampah organik, sambungnya, maka akan menghasilkan 25 karung 35 kg pupuk kompos. “Harga pupuk kompos cukup stabil, dikisaran Rp 35.000,-. Dan ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat banyak,” kata dia.
Meski terbilang sederhana namun Gusri mengakui tantangan terberat adalah merubah pola pikir masyarakat terhadap sampah. Jika mindset itu sudah dirubah otomatis keinginan untuk memanfaatkan sampah menjadi sesuatu bernilai jual akan timbul dengan sendirinya.
“Inilah tugas-tugas mahasiswa KKN untuk tepat sasaran, memberikan pemahaman yang benar-benar diterima oleh masyarakat yang punya keinginan untuk maju,” tandasnya.
Kepala Desa Sidomulyo Sutanto menyambut baik pilot project terkait pengolahan sampah organik. Sebab, belakangan Sidomulyo juga menggagas pengelolaan sampah ditingkat desa. “Memang banyak cara mengolah sampah, termasuk sampah organik ini. Kami berharap banyak pada sumberdaya manusia yang diusung salah satu perguruan tinggi di Lampung,” tandasnya. (ver)
https://www.radarlamsel.com/sampah-diolah-jadi-pupuk-kompos/