Paradigma Pupuk Dan Pemupukan Indonesia

Beberapa Asosiasi terkait pupuk dan pemupukan mengadakan audiensi kepada Menteri Pertanian RI mengenai masalah pupuk yang dirasakan makin menunjukkan trend kenaikan harga secara tidak rasional. Hadir antara lain Zainal Soedjais (mantan Dirut PT PUSRI) mewakili Maporina (Masyarakat Pupuk Organik), Sonson Garsoni (Ketua Asosiasi Produsen Pupuk Kecil Menengah Indonesia -APPKMI), Dirut Pupuk Kujang, Aas Asikin mewakili Asosiasi Produsen Pupuk – APPI, Dirjen Tanaman Pangan, dll.


Pada dasarnya pemikiran Menteri Pertanian RI akan masalah ancaman pada ketersediaan pupuk adalah dengan menyegerakan penggunaan pupuk majemuk dan pupuk berbasis organik. Kekayaan sumberdaya alam dan plasma nutfah, sangat memungkinkan Indonesia mengembangkan pupuk organik dengan memanfaatkan agen hayati dalam fungsi penambat unsur hara maupun dekomposer bahan organik.

Ancaman krisis ketersediaan pangan ( beras, jagung, gandum ) menjalari Philipina, Thailand, Haiti, Mesir, Indonesia dan negara berkembang lainnya tercermin dari terbatasnya stock dunia dan kenaikan harga sampai 130 persen dalam beberapa bulan terakhir. Demikian juga harga minyak bumi- sebagai sumberdaya alam tidak terbarukan ( unrenewable) mengalami kenaikan harga hingga US 118 / barel atau naik lebih dari 100 persen dalam 1 tahun terakhir. Rupanya kenaikan aneka komoditas pangan telah berimbas pada pupuk sebagai penyubur tanaman