Inovasi terbaru dari jajaran manajemen Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK) adalah digester biogas portabel BD 3500 L yang didedikasikan guna pembersihan eceng gondok di perairan ( danau, rawa dan sungai). Dengan mengisikan bahan baku isian (bbi)/ hari 100 kg berupa hasil cacahan ( utamanya) bagian daun eceng gondok kemudian dicampur air 100 liter, digester menghasilkan biogas sekitar 3,5 m3/ hari. Setelah dilewatkan pemurnian (Methan Purifier MP 1270), biogas murni dapat digunakan sebagai bahan bakar perahu bermotor (engine), bahan bakar bagi kompor penduduk sekitar serta bahan bakar bagi mesin pencacah (MPO).
Digester Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk Terapung BD 3500 L terbuat dari fiberglass bahan resin PL 07 LPE, jenis mat Wr 400 (mat anyam) dan mat Jushi -Kwe 300 (acak) 300 x 104, catalyst Butanox, mirror glase, pigmen HCA dolphin green serta aerosil HDK ini memiliki ketebalan dinding 3 – 5 mm. Bagian atas (cover) terbuat dari bahan tahan panas dan anti bacteria ( PVC Couting dengan serat fiber ketebalan 0,7 mm, UV absorber 3 % per total weight). Digester Terapung BD 3500 L berdimensi ( panjang 3,5 m x diameter 1 m) berkapasitas 3,5 m3 ini mampu berdaya tahan ( masa ekonomis) hingga 9 tahun.
Perolehan 3,5 m3 biogas ~ 21.000 k cal akan setara dengan 1,61 kg LPG. Dengan bahan bakar biogas dibuat dari eceng gondok, dapat digunakan nelayan menghemat pengeluaran dan ketergantungan kepada keberadaan bahan bakar dari kota. Mengacu kepada data penggunaan LPG pada perahu bermotor Dinas Perikanan dan Kelautan Kubu Raya, 3 kg bisa digunakan untuk perjalanan selama 10 jam dengan jarak tempuh lebih dari 20 kilometer, output biogas dari digester BD 3500 L ini mampu memberi bahan bakar perahu selama 7 jam dengan jarak tempuh perjalanan 15 km. Selain itu, biogas juga mengurangi emisi karena mesin yang menggunakan bahan bakar biogas ini sama sekali tidak mengeluarkan asap.
Selain perolehan bahan bakar terbarukan, digester BD 3500 L juga mengeluarkan lumpur sebagai bahan Pupuk dan Pemupukan. Pupuk Kompos padat dapat digunakan masyarakat sekitar danau bertanam secara vertikal ( vertical gardening) di pekarangan atau dijual, sementara organik cair jika tidak dikomersialkan ke pertanian, juga bisa ditumpahkan ke perairan guna memacu penumbuhan fito plankton yang sangat penting dalam budidaya perairan ( akuatik) atau penyediaan rantai makanan ikan.
Pemanfaatan eceng gondok bagi pembuatan biogas, juga bisa juga dilakukan secara bersamaan atau terintegrasi dengan pemanfaatan batang tanaman sehingga lebih menguntungkan. Disamping pemanfaatan untuk pembangkitan biogas dan pupuk organik, batang tanaman eceng gondok dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan kerajinan tas tangan, mebelair kursi, topi, box tissue maupun tempat sampah.
Dengan pengalaman manajemen PT Cipta Visi Sinar Kencana selaku penyedia teknologi biogas tersebut, memberi harapan kepada berbagai wilayah yang memiliki masalah pengendalian gulma ( eceng gondok) maupun sampah organik di sungai untuk mentuntaskan permasalahannya. Melalui penciptaan perolehan manfaat yang dapat dilakukan oleh masyarakat, pengenndalian gulma dan sampah perairan dapat dilakukan melalui mekanisme ekonomi. Dengan temuan teknologi digester terapung yang dapat mengambang di perairan, pembersihan eceng gondok di danau kritis, sungai dan rawa dapat dilakukan lebih efektif dan efisien. Potensi eceng gondok dan sampah perairan menghasilkan bahan bakar biogas, pupuk organik dan furniture semoga segera dapat dirasakan hasilnya oleh masyarakat luas (*).
Masalah Sampah: Pembersihan Eceng Gondok dan Sampah Perairan dengan Digester Biogas Terapung