Teknologi Pengomposan Sampah Perkotaan Bagi Pertanian Organik

 Setiap harinya ribuan ton bahan organik berupa bahan pangan yang dihasilkan pertanian di desa dan kebun dikirim ke kota untuk dikonsumsi masyarakat. Pola konsumsi dan taraf pengelolaan pasca panen di Indonesia dan negara sedang berkembang lainnya – yang umumnya belum maju, penggunaan bahan organik tersebut menghasilkan limbah dan sampah di perkotaan. Limbah dalam berbagai wujud bisa berupa sisa kegiatan masak memasak makanan, tinja ( feces) , air kotor, limbah rumah tangga dan limbah kota yang terus ditumpuk di suatu tempat yang biasa disebut Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ) Sampah. Sementara itu, material organik melalui pengomposan  (composting) dapat dirobah menjadi kompos ( memiliki C/N ratio, nutrisi NPK dan kadar logam berat maksimal tertentu) sehingga bermanfaat bagi pemeliharan kesuburan tanah pertanian.

Teknologi pengomposan ( composting technology) saat ini menjadi sangat penting artinya bagi pembangunan pertanian organik, sekaligus  mengatasi permasalahan sampah dan limbah ( organik) – khususnya di perkotaan, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kawasan komersial ( pemukiman, mall, hotel, kawasan industri, pabrik, dll) , masalah sampah dan limbah di kawasan sosial ( sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dll) serta masalah yang ditimbulkan dari keberadaan limbah organik ( industri makanan dan minuman, serta limbah pertanian, limbah peternakan dan perkebunan) dengan membangun instalasi maupun rumah kompos ( compost house) . Sebagaimana diketahui, sampah dan limbah sekurangnya terdiri dari dua jenis, yaitu organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik, di negara berkembang dan masyarakat agraris – seperti kota di Indonesia, mencapai 70 % hingga 80% , sehingga karena itu pengomposan ( composting) merupakan alternatif penanganan sampah yang sesuai bagi umumnya kota di Indonesia. Pupuk organik kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah dan limbah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ( CH4) ke udara.

Kompos, sebagai hasil dari pengolahan sampah dan limbah organik, bermanfaat besar bagi upaya memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Secara umum keunggulan kompos bagi keadaan Indonesia dengan masih bermasalahnya pengelolaan sampah ( khususnya di perkotaan dan limbah usaha peternakan) , antara lain :

1. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan ( anorganik) .

2. Pupuk organik mengandung asam asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme. Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.

3. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.

4. Menjadi penyangga pH tanah.

5. Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.

6. Membantu menjaga kelembaban tanah

7. Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun

8. Tidak merusak lingkungan.

Dengan banyaknya ” Rumah Kompos” berkegiatan merobah sampah dan limbah menjadi material pupuk organik, akan merupakan ikhtiar bagi memajukan pertanian organik dan pertanian berkelanjutan, dilain pihak membantu penyelesaian masalah sampah kota.

2 thoughts on “Teknologi Pengomposan Sampah Perkotaan Bagi Pertanian Organik

  1. pertanian organik seharusnya mendapat standarisasi agar konsumen tidak terbohongi oleh banyaknya pengakuan seolah pertaniannya sudah organik. Banyak syarat pertanian organik, antara lain kandungan residuk kimia pupuk dan pestisida, lokasi dari timbulan cemaran polutan, penggunaan benih dan pupuk kompos serta historis lahan yang digunakan. Pada dasarnya bisa saja, asal memenuhi persyaratan pertanian organik sebagai tersebut.

  2. apakah pertanian organik bisa dibangun di lahan bekas aplikasi pupuk kimia ?

Comments are closed.