Melonjaknya harga cabai di awal tahun 2011 ini, telah menarik perhatian dan minat banyak pihak mengusahakan tanaman cabai secara agribisnis. Lonjakan harga cabai telah menumbuhkan peluang pengusahaan kebun cabai secara terencana sebagai suatu bisnis serta, mengelola resiko hama dan penyakit dari akibat anomali iklim.
Dengan merencanakan penananam secara baik, serta merencanakan segmen pasar, tingkat mutu yang akan diproduksi dalam berkebun cabai serta teknologi yang digunakan, budidaya dilakukan akan efisien dan memberi jaminan keuntungan dalam pengusahaannya.
Cabai merah atau lombok merah (Capsium annum L.), termasuk kedalam tanaman hortikultura sayur-sayuran biji semusim untuk rempah-rempah, perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai penyedap masakan, bahan jamu dan obatan herbal (farmakalogi), industri makanan dan penghangat badan. Kebutuhan terhadap mata dagangan ini semakin meningkat sejalan dengan makin bervariasinya jenis dan menu makanan yang memanfaatkan produk asal cabai. Selain cabai sebagai rempah-rempah, juga sebagai salah satu hasil pertanian, cabai dapat mendatangkan keuntungan bagi petani dan pengusaha. Karena selain dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, cabai juga termasuk kepada mata dagangan yang mempunyai peluang pemasaran ekspor.
JENIS CABAI DAN KARAKTERNYA
|
Jenis
|
Karakteristik
|
| Cabai Besar | Bunga putih , permukaan buah rata dan halus, diameter sedang – besar , kulit daging buah terbal, berumur genjah dan dapat tumbuh di berbagai ketinggian |
| Cabai Keriting | Bunga putih atau ungu, buah muda hijau atau ungu, permukaan buah bergelombang, kulit daging buah tipis, umur lebih dalam, buah lebih tahan simpan dapat tumbuh pada berbagai ketinggian. |
| Cabai Paprika | Buah muda memiliki warna bervariasi ( kuning, hijau muda, hijau dan ungu, buah kotakatau lonjong, permukaan rata, kulit daging buah tebal , tidak pedas dan cocok untuk datarang tinggi. |
| Cabai rawit | Bunga berwarna putih kehijaan, buah muda berwarna putih, kuning atau hijau, daging buah lunak, rasa buah pedas. |
Pada umumnya cabai merah dapat di tanam di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah, yaitu lebih dari 500 – 1200 m di atas permukaan laut (dpl), yang terdapat di seluruh Indonesia terutama di Pulau Jawa. Meskipun lahan yang cocok untuk cabe masih sangat luas, tetapi penanaman cabai di dataran tinggi masih sangan terbatas. Pengembangan tanaman cabai (merah), lebih diarahkan ke areal dengan ketinggian sedikit di bawah 800 m di atas permukaan laut. Terutama pada lokasi yang air irigasinya sangat terjamin sepanjang tahun.
Setelah melakukan upaya sanitasi dari mikroba patogen, setiap hektar ladang atau sawah yang akan ditanami sayuran, diberi pupuk kandang maupun pupuk organik (antara 1 sd 20 ton per Ha). Jika tanah mempunyai kandungan bahan organik (C Organik) < 3, kondisi tanah masih subur, maka pemupukan dengan kompos dan pupuk organik lainnya cukup pada dosis 1 ton/ ha. Jika kandungan bahan organik antara 1 – 2%, maka disarankan pemberian pupuk kandang atau pupuk organik sebanyak antara 1 – 3 ton/ ha. Namun, jika tanah telah banyak pencemarannya ( rusak) atau tanah yang mempunyai kandungan bahan organik sangat rendah, < 1 %, selayaknya diasupi pupuk organik maksimum yakni 20 ton/ha.
.
Cabai ( rawit, keriting, paprika, merah) umumnya tumbuh baik dan dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Namun bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll. Salah satu upaya penangkalan penyakit adalah pemberian unsur hara lengkap, disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar tumbuh dan berproduksi sesuai potensi genetisnya. Unsur hara lengkap, antara lain terdapat dalam pupuk, yang telah diformulasi khusus bagi aneka sayuran buah atau biji, termasuk bagi tanaman cabai, yakni tablet Gramafix Sayuran Biji (Cabai). Cara pemberian pupuk Gramafix® Sayuran Biji adalah dengan tugalan atau koakan diantara dua baris tanaman. Sedangkan pupuk kocoran ( pupuk organik cair) Gramafert® merupakan pupuk akar yang diberikan dalam bentuk cair. Pupuk yang dicairkan ini akan segera diserap tanaman dan langsung dapat dipergunakan tanaman sehingga pemberiannya terutama ditujukan untuk pemulihan kondisi tanaman pada saat terserang hama dan penyakit. Pupuk cair dapat juga disemprotkan ke bagian batang dan daun.




