Biogas Skala Industri Mengurangi Ketergantungan Pada BBM dan Pangan Impor

Ketergantungan Indonesia yang sangat tinggi pada impor pangan serta bahan bakar minyak (BBM), memperkuat tekanan defisit transaksi berjalan dan kurs rupiah sehingga berpotensi mengguncang perekonomian dalam negeri. Mengurangi tekanan akan hal itu sejatinya banyak pihak melakukan pengalihan penggunaan bahan bakar minyak BBM ke energi terbarukan, serta memperbanyak pelaku agribisnis dan petani memproduksi bahan pangan.

Menyadari jalan berfikir tersebut, produksi Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk layak dijalankan oleh pelaku usaha, seperti dilakukan oleh PT Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK). Di salah satu bengkelnya, diinstall 16 digester biogas tipe BD 1000 L yang setiap harinya memfermentasi 16 ton biomassa ( sampah organik, kotoran ternak, gulma air, dll) menghasilkan biogas dan, limbah proses fermentasi itu adalah, pupuk organik.

Digester yang dilengkapi pompa cerna (grinder pumps) dan pompa lumpur itu, memberikan kondisi bagi bakteri anaerobik (GP-7) menghasilkan biogas secara optimal. Dengan Methan Purifier untuk memurnikan dari pengotor (impuritas), biogas- yang selanjutnya dikatagorikan sebagai biomethan- dapat dimobilisasi ke lokasi jauh melalui pipa dengan tekanan kompresor dan sebagian lagi dikompresi oleh pompa pengisian ( filling pumps) kedalam tabung bertekanan.

Biogas termurnikan ( CH4 > 70%) atau biomethan, memiliki kesetaraan kalori dengan Compressed Natural Gas (CNG), dapat dikompresi pada tekanan tinggi dalam tabung menggantikan bahan bakar LPG. Biogas murni juga bisa menjadi bahan bakar generator set pada PLTBM – Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa maupun menjadi bahan bakar motor penggerak (engine) yang telah memiliki converter kit berbahan bakar gas (BBG).

Dengan langkah itulah, sekurangnya 30 m3 biogas/ hari mampu menjadi bahan bakar bagi nyala genset 5 KVA lebih dari 6 jam atau menghasilkan 30 KWH/ hari. Daya listrik sebesar itu cukup bagi penyediaan energi industri (kecil) permesinan produk2 KencanaOnline.Com. Kegiatan las (welding), menjalankan engine Mesin Pencacah (MPO), keperluan listrik peralatan bengkel (gerinda, mesin cutting/ cutting weld, kompresor pengecatan, bor, dll).

Dan, setiap harinya dihasilkan juga sekurangnya 1 ton pupuk organik lebih dari cukup bagi kebutuhan Pupuk dan Pemupukan 1 Ha sawah/kebun per hari. Dengan pupuk organik ini didapat beras organik, palawija (jagung, kedelai) antaranya di wilayah Ciparay dan sekitar lokasi bengkel- yang terletak di Jl. Raya Banjaran No 390 KM 13 Bandung tersebut.

Dari merasakan keuntungan mengolah sampah organik, limbah ternak dan biomassa melalui pembangunan biogas skala industri ini, rasanya jika dilakukan banyak korporasi dan masyarakat, akan mendukung bagi produksi energi baru terbarukan dan bahan pangan. Biogas Skala Industri adalah ikhtiar nyata mengurangi ketergantungan Indonesia pada BBM dan pangan impor githu loh……. (*)

http://www.kencanaonline.com/