Menakar Perolehan Energi Listrik dan Pupuk Organik dari Biomassa ( Limbah Ternak Sapi)

Timbulan sampah dan kekayaan biomassa ( limbah peternakan, gulma perairan maupun gulma kebun ) sesungguhnya sumberdaya besar bagi pembangkitan energi listrik, gas bahan bakar panas (kompor) serta pupuk organik. Dengan teknologi fermentasi dan pemurnian biogas dalam Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM), diperoleh kualitas biomethan ( biogas murni) pada komposisi methan (CH4) tinggi > 80 % setara dengan Compressed Natural Gas (CNG) maupun Liquid Petroleum Gas ( LPG).
Perkembangan teknologi proses biomassa berupa limbah, gulma dan sampah menjadi material baru yang memberikan keuntungan secara ekonomi telah melahirkan peluang bisnis pembangkitan energi listrik dan produksi pupuk dalam multi skala. Teknologi PLTBM yang dikembangkan PT. Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK) , dan sejak tahun 2011 telah diuji di 33 lokasi model, dapat dilakukan dari skala terkecil 150 kg/ hari biomassa ( sampah, limbah dan gulma) hingga skala besar ratusan ton/ hari.
Peluang bisnis dari usaha pembangkitan energi ini, sejak tahun 2012, ditopang pula oleh pemerintah yang mulai memberikan insentif berupa harga premium, melebihi harga daya listrik dari pembangkitan energi fosil, oleh Perusahaan Listrik negara (PT. Persero PLN) atas daya listrik yang dibangkitkan usaha kecil, koperasi dan masyarakat.   
Bahkan, guna menarik minat para investor di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah dan biomassa (PLTBM), pemerintah berniat menaikkan harga beli listrik PLN yang berasal dari pembangkit tersebut. Semula, berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 4 Tahun 2012, harga beli PLN atas listrik bersumber biogas, biomassa, dan sampah kota senilai Rp 850 hingga Rp 1.050 per kilo watt hours (Kwh)
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, pemerintah akan merevisi aturan itu dan menaikkan harga beli daya listrik dari pembangkitan energi baru (biomassa) menjadi Rp 1,250 hingga Rp 1,450 per Kwh. PLN wajib menyerap listrik ini. Pihaknya telah konsultasi publik dan membahas bersama PLN, ujarnya belum lama ini.
Pembangkit listrik yang bersumber dari energi terbarukan masih minim. Dari total kapasitas terpasang 44.124 MW di 2012, kapasitas pembangkit berbasis biodiesel, biogas, biomassa, dan sampah kota hanya 0,12%. (kt)
Berdasarkan pengalaman dalam 2 tahun terakhir, dengan telah dibangunnya model di 33 lokasi, dapat dianalisa bahwa perbesaran skala operasi pengolahan biomassa ( sampah, gulma dan limbah) memberikan parameter keuntungan lebih baik lagi, sebagaimana diperlihatkan dalam tabel PLTBM Skala 10.000 ekor sapi berikut.

Timbulan sampah dan biomassa ( limbah peternakan, gulma perairan maupun gulma kebun ) sesungguhnya sumberdaya besar bagi pembangkitan energi listrik,gas bahan bakar panas (kompor) serta pupuk organik. Dari 10.000 ekor sapi akan dihasilkan sekurangnya 200 ton tinja/ hari, setelah proses fermentasi dalam reaktor digester akan menghasilkan 11.200 m3 biomethan ( biogas murni). Gas per hari sebanyak itu akan menjadi energi sebanyak 22.400 KWH atau jika dijadikan energi panas ( bahan kompor) akan setara 5.376 kg LPG. Dengan mengacu pada edaran Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2012, bisa dibeli PLN untuk dikoneksi pada jaringan Tegangan Rendah (TR) sebesar Rp 8.064.000.000/ tahun.

Disamping perolehan energi diatas, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM), berbeda dengan pembangkitan listrik lainnya (PLT Surya, PTM Hidro, PLT Angin, misalnya) adalah perolehan pupuk organik yang kaya dengan senyawa dan hormon sebanyak 50 ton/ hari atau Rp. 9.000.000.000/ tahun. 

Dengan kedua output produk ( energi listrik ~ energi panas) serta pupuk organik, setiap 10.000 ekor sapi akan menghasilkan pendapatan dari limbahnya sebesar Rp. 17.064.000.000/ tahun atau setara dengan Rp 1,706 juta/ ekor/ tahun.  Perolehan Energi Listrik dan Pupuk dari Biomassa ( Kasus Limbah Ternak Sapi) ini sungguh luar biasa, jika saja dikelola dengan cara pembangkitan listrik dan pupuk PLTBM (*)

Pupuk Organik: Menakar Perolehan Energi Listrik dan Pupuk Organik dari Biomassa ( Limbah Ternak Sapi)