Cara Hidup Keluarga Berseka, Perbaiki Sanitasi akibat Sampah

Setiap hari manusia menghasilkan sampah, baik berupa material sisa aktifitas buangan di rumah tangga, lingkungan fasilitas umum seperti alun-alun dan pasar maupun sampah industri. Material sisa yang dianggap tidak memiliki kegunaan, disebut sampah, bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Sampah, jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan masalah lingkungan, yang sangat merugikan. Sampah, yang menumpuk dan membusuk didekat tempat hidup manusia dapat menjadi sarang kuman dan binatang, selanjutnya dapat mengganggu kesehatan manusia baik badan maupun jiwa, serta mengganggu estetika lingkungan karena terkontaminasinya pemandangan oleh tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat hidung. Belum lagi akibat sampah dibuang di jalanan, menyumbat drainase di kota bisa sebabkan banjir, khususnya di musim dengan intensitas hujan yang tinggi.
Masalah sampah itu unik, bagi pedesaan, banyaknya sampah  di kebun dan bahkan pasar desa justru menguntungkan bagi petani, mendapatkan bahan pembuatan kompos di kebunnya. Industri tahu di Sumedang diburu peternak sapi, yang ingin mendapatkan limbahnya, karena pakan sapi asal limbah tahu memiliki protein tinggi bagi ternaknya. Sampah, jadi masalah adalah ketika, material sisa aktifitas manusia dianggap tidak memiliki keterpakaian atau kegunaan lagi. Pola berfikir ini hanya akan bisa berobah  manakala seseorang atau komunitas tahu kegunaan dari beragam material yang terdapat dalam kelompok sampah,. Komunitas ibu UPPKS di Bandung memulai daur ulang kemasan produk kopi menjadi tas unik, ketika tahu karakter sampah kemasan tersebut ternyata kuat dan bisa dijahit. Sesungguhnya, aneka material sampah, sejalan dengan pengetahuan dan hasil penelitian, akan memiliki keterpakaian dan kegunaan baru  jika saja berada dalam satuan homogen,  tidak bercampur antara karakter satu dan karakter lainnya, dan itu harus memulainya dengan memilah sampah berdasar pada jenisnya.

Bagaimana Mengelola Sampah ?

 Berikut ini adalah hal-hal yang wajib diperhatikan dalam cara hidup BerSeka. Hidup senang dengan bersih, sehat  dan kampanyekan kebersihan (berseka) adalah dengan mengelola tempat sampah rumah tangga atau tempat pembuangan sampah rumah, sebagaimana disarankan standar kesehatan :

1. Pisahkan sampah kering hasil indutsri atau non organik ( undegradable material) dengan sampah basah alami atau organik (degradable material) dalam wadah plastik. Maksud pemisahan ini karena sampah organik akan membusuk dalam waktu kurang dari 24 jam (tanpa aerasi yang baik) sehingga jika tergabung dengan sampah an-organik akan menjadikan semua bahan tercemari dan sulit guna di daur ulang sendiri maupun oleh pihak lain. 

 
2. Tempat sampah harus terlindung dari sinar matahari langsung, hujan, angin, dan lain sebagainya.
 
3. Hindari tempat sampah menjadi sarang binatang seperti kecoa, lalat, belatung, tikus, kucing, semut, dan lain-lain dengan menempatkannya dengan jarak tertentu diatas permukaan lantai,
 
4. Buang sampah dalam kemasan plastik atau fiber yang tidak tertutup rapat agar tidak mudah mengeluarkan bau yang tidak sedap akibat keluaran gas metahana (CH4) dan hidrogen sulfida (H2S). 
 

5. Tempat sampah harus aman dari segala gangguan namun mudah dijangkau untuk kepentingan upaya menjaga kebersihan maupun upaya daur ulang sampah melalui pengomposan.

Terbatasnya informasi dan pemahaman masyarakat akan perbedaan sampah organik ( berasal dari makhluk hidup) dan limbah hasil industri (anorganik), tempat sampah yang benar harus disertai dengan keterangan daftar nama dan gambar yang memudahkan semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak belajar membedakan kedua jenis sampah tersebut. Persepsi masyarakat juga harus dirobah, sampah bau karena tanpa oksigen ( anaerobik), lebih 20 jam akan timbulkan bau. Dengan menutup rapat, pada tempat sampah  di tempat umum maupun kantong plastik, sebenarnya itulah pangkal masalah bau yang ditimbulkan sampah organik. Mikroba patogen beraksi pada kondisi sampah berada tanpa oksigen. Jadi bukan karena bau maka ditutup, tapi justru karena tertutup rapat, terjadi reaksi anaerobik, keluarlah gas polutan ( methan dan hidrogrn sulfida) yang disebut sebagai bau busuk. Tempat sampah, khususnya bagi kelompok jenis organik, yang benar adalah memiliki aerasi bagi masuknya oksigen.

Tempat Sampah Terpilah BerSeka ini menyajikan semua kepentingan standar kesehatan diatas sehingga layak dimilki semua keluarga di kota yang mendambakan kehidupan berseka. Cara hidup berseka adalah upaya partisipasi dari lingkungan terkecil penghasil sampah, yakni keluarga. Cara hidup berseka, adalah kegiatan awal keluarga dalam ikut mengatasi sanitasi lingkungan yang makin memburuk di perkotaan sebagai akibat pemeliharaan kota maupun curah hujan ekstrim.  membantu drainase dan pengelolaan sampah kota adalah dengan mengurai masalah sampah di perkotaan melalui upaya pemanfaatan kembali ( reuse), mengurangi timbulnya ( reduse) dan memanfaatkannya menjadi bentuk baru  (recycle), dan ketiga upaya itu dimulai dengan membuang sampah secara terpisah berdasar jenisnya..

Berapa Banyak Alat dan Berapa Nilai Alat Instalasi Pengelolaan Sampah ?

Kapasitas 1 Unit Tempat Sampah Terpilah (TST) ini adalah 5 liter, atau setara dengan kebutuhan suatu rumah tangga kecil ( 5 jiwa)/ hari. Rata-rata keluaran sampah di Indonesia 2,6 liter/jiwa/hari dibagi menjadi 2 ( dua) jenis sampah ( organik dan an-organik) sehingga dikurangi sampah terbuang diluar rumah dapat di kalkulasi sampah organik terbuang 5 jiwa di rumah adalah 5 liter. 

Selanjutnya,