Dede Yusuf dan Usaha Mikro UPPKS

Usaha mikro dan informal sangat potensial untuk digerakan berperan sebagai katup pengaman saat banyaknya PHK di masa resesi dan krisis global saat ini. Jumlah usaha mikro pun sangat besar, sebagi misal – yang tergabung dalam Asosiasi Kelompok UPPKS (AKU) Jawa Barat saja mencapai 14.300 kelompok dengan masing-masing 20 Rumah tangga. Padahal di Jawa Barat banyak usaha mikro binaan SKPD lain belum tergabung dalam Asosiasi AKU ini. Namun disayangkan, jika orang mendengar upaya pengembangan usaha mikro, seringkali diasosiakan hanya dengan kebutuhan modal. Memang benar modal penting ,namun, ada yang sebenarnya lebih penting, yakni terjualnya produk pada harga pantas melalui upaya pemasaran. Jika produknya banyak dicari konsumen, mencari modal menjadi mudah.

Dalam kepentingan memasarkan produk usaha mnikro diatas diperlukan promosi, dan inilah kegiatan marketing yang paling memerlukan biaya- sehingga kenapa kendati hanya tiwul atau bumbu pecel, kalau digarap “branding’ nya bias menjadi bisnis besar oleh Indofood. Dalam kaitan itu,.dalam suatu kesempatan tahun 2008 dengan Gusti Rr Pembayun- putri Sultan Hamengku Buwono X di Jogja- sebelum ‘Jusuf Kalla’ digunakan sebagai merk oleh pengrajin sepatu Cibaduyut, saya lontarkan ide agar Sultan menggunakan jargon Usaha Mikro dalam kampanye politiknya dengan kira2 ‘ belilah produk usaha mikro”. Namun ide ini belum sempat didiskusikan lebih lanjut.

Dalam kesempatan pembukaan Rakerda AKU, 15 April, beruntunglah saya bertemu Wakil Gubernur Jawa Barat, H Yusuf Macan Effendi atau lebih dikenal dengan nama Dede Yusuf. Popularitas beliau tentu semua tahu, maka kembali saya lontarkan agar produk usaha mikro Jawa Barat mendapat dukungan politik untuk makin dikenal dan dicitrakan baik. Alhamdulillah, demi pengembangan pencitraan produk usaha mikro, beliau bersedia menjadi endoser atau icon produk dengan gratis demi Asosiasi UPPKS Jawa Barat. Saya menyambut dengan sukacita, karena dari sekitar 635 artikel produk Usaha Mikro dibawah naungan AKU Jawa Barat, kini punya harapan memiliki pengungkit ( endoser) dari nama ‘Dede Yusuf’ bagi meningkatnya penjualan dan harga.

Dalam kesempatan melihat display, ada tas rajut seharga Rp 50 rb ,: ‘ …….. wah kalau harga sekarang Rp 50 ribu bisa jadi Rp 500.000 kalau di outlet bergengsi …..” ujarnya. Memang , setelah di endorse oleh iklan dan promosi apalagi jika di simpan di outlet bergengsi suatu komoditi akan berobah jadi produk dengan nilai lebih mahal. Tunggulah, sebentar lagi akan ada iklan produk-produk usaha mikro dengan nama besar ‘Dede Yusuf’ dalam produk usaha mikro tersebut. Terimakasih pak Wagub, tinggalah saya memutar otak lagi mencari biaya guna mengiklankannya di media masa cetak atau elektronik………………..hehehe, keinginan tak pernah berhenti++)

.