Perkembangan sedemikian rupa telah terjadi demikian cepat seiring dengan adanya faktor pendorong bertumpuknya sampah di TPS dan sekitar rumah yang telah mengganggu kenyamanan dan kesehatan lingkungan di Kota Bandung saat “Darurat Sampah” masa itu. Kini, kelengkapan produksi kompos pada skala beberapa RT atau RW dinamakan Instalasi Produksi Kompos Kota (IPKK) telah makin maju dengan pertambahan penunjang kerja seperti mesin pencacah sampah ( chopper) – berfungsi agar sampah menjadi ukuran kecil maupun penghancur sampah (crusher machine), motor roda tiga pengangkut dan kolektor sampah dari rumah-rumah, sealer kemasan kompos, penyaring (screen tools) sampai pada pengembangan produk baru – yakni pendaur-ulangan air lindi ( leacheate) menjadi pupuk cair organik. Alat mesin kecil pemotong bahan sampah dan material un-degradable (crusher) dan berbagai alat berbahan logam lainnya bukan hal terlalu sulit bagi industri kecil menengah (IKM) – di suatu kota seperti Bandung -yang banyak memiliki sumberdaya ahli dari baik Pindad, PT Dirgantara Indonesia (DI) maupun banyaknya tenaga terampil lepasan pabrik logam lainnya.
Di Bandung, dan memang di manapun di dunia ini, suatu ” masalah” bisa jadi ” peluang”. Usaha Jasa Kebersihan ( Cleaning Service) suatu gedung atau kantor kini tengah dikembangkan menjadi Usaha Jasa Kebersihan satu Rukun Warga (RW) atau satu komplek perumahan ( Real Estate). Dan jika terhadap sampah dari lingkungannya sendiri, secara relatif, resistensi (penolakan) masyarakat sekitar terhadap usaha IPKK ini lebih rendah dibanding terhadap sampah suatu kota yang terkonsentrasi di suatu lokasi, TPA Sampah. Pengembangan usaha Jasa Kebersihan dalam satu IPKK sejauh ini berjalan dengan baik, memberi keuntungan layak kepada pengelolanya disamping aman dari resistensi masyarakat malahan bahkan banyak diantara warga turut menyumbang bagi perbaikan-perbaikan IPKK sebagai suatu usaha yang memberikan manfaat kepada sekitar.
Dengan pilihan teknologi menggunakan komposter Rotary Klin, kapasitas 2000-3000 liter/ unit/ 5 hari, diperlukan 5 unit untuk suatu IPKK dengan modal investasi setara Rp 172.000.000 – lengkap dengan alat pencacah ( chopper), motor kolektor dan screen Tools dan bangunan peneduh- kini telah berkembang menjadi usaha kecil menghasilkan kompos dan pupuk cair organik. Dari gambaran usaha kecil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengomposan skala komersial komunal bisa menjadi pilihan usaha bagi masyarakat kalangan ekonomi kecil dan menguntungkan secara ekonomi serta, dilain pihak, pasti memberi manfaat kepada perbaikan lingkungan kota yakni dengan berhentinya lalulintas dari mobilisasi sampah melintasi kota menuju TPA maupun bersihnya sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Dengan makin dikenalnya pengomposan menggunakan teknologi media komposter, menjadi gairah baru adanya pembuatan kompos di rumah – walaupun tidak untuk tujuan komersial- serta di lingkungan komunal (misal RT, RW atau beberapa RT). Teknologi komposter ini kini telah terbukti dan dapat digunakan di lapangan di saat masyarakat menaruh perhatian atas masalah sampah kota. Maka, pada tahun 2006 saja – ketika belum genap 2 ( dua ) tahun dikenalkan, komposter biophoskko type Rumah tangga ini telah beredar dan digunakan di lebih dari 22 titik pengelolaan usaha mikro pada level komunal serta lebih dari 1.120 unit komposter type rumah tangga (S,M,L) digunakan di rumah-rumah. Bahkan, saat ini, makin banyak kepercayaan kepada industri penunjang pengolahan sampah skala komunal ini, yang kini tumbuh di Bandung dan Bogor, adanya permintaan dari beberapa Pemerintah Kota, instansi (BKKBN), PT Persero Gas Negara (PGN), PT Telkom – bagi pembinaan masyarakat sekitar (PKBL), sampai penggunaannya oleh perusahan besar seperti PT ASTRA Company (Surabaya) dalam mendukung perolehan sertifikat ISO 14.000 melalui program “Clean and Green Company” di berbagai service point-nya maupun permintaan pasar dari negara Malaysia dan Brunei Darussalam++)
itu gadis bandung beberan biasa kompos ? atau model aja yaa
nama saya oktaf dari nias. di nias ingin sekali mereka tau bagaiman cara membuat kompos dan bagaiman fungsi kompos tersebut . dan kami minta kesediaan sudikah anda menolong kami dalam mengadakan suatu seminar dalam membuat kompos tersebut. YAAHOWU NIAS.
kami siap membantu adanya seminar di Nias, silahkan saja kapan dan lokasinya dimana ? Tujukan saja pd marketing@kencanaonline.com
Kompos, sebagai hasil dari pengolahan sampah dan limbah organik, bermanfaat besar bagi upaya memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Bapak Oktaf,
Pengomposan merupakan satu alternatif pengolahan limbah padat organik (organik solid waste) yang dapat diterapkan di Indonesia, mengingat bahan baku terutama sampah perkotaan (municipal waste) tersedia berlimpah, dan teknologi tepat guna untuk proses pengomposan pun telah cukup dikuasai. Dari sisi kepentingan lingkungan, pengomposan dapat mengurangi volume sampah perkotaan yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), karena sebagian di antaranya khususnya sampah padat organik dimanfaatkan‐ulang dan diolah menjadi kompos.Dari sisi ekonomi, pengomposan sampah padat organik mengan‐dung arti, bahwa barang yang semula tidak memiliki nilai ekonomis dan bahkan memerlukan biaya yang cukup mahal untuk menangani‐nya serta akhir‐akhir ini sering menimbulkan masalah sosial, ternyata dapat diubah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis cukup menjanjikan.
tapi kenapa harga hasil pertanian yang pake kompos jadi mahal ya……..tuh di supermarket harga sayuran organik lebih mahal lho ???
pangan hasil pertanian secara organik lebih mahal krn sortasi atas produk umumnya lebih ketat, lebih banyak di afkir dan umumnya segemen yang dibidik pengusaha masih kelas atas menengah….ya lbh mahal,
biar petani makmur makanya harga jual pertanian organik mahal.
http://idegilo.blog.com
sangat mendukung sekali dengan pengolahan sampah dengan dijadikan sebagai pupuk kompos.tapi yang jelas jangan hanya mengolah sampah……tapi juga masyarakat harus disadarkan tentang bagaimana memanfaatkan sampah yang bukan organik yang penting lagi jangan membuang sampah sembarangan…
klau ut skala kecil {RW}investasinya brp
Alamat tempat pengolahan sampah menjadi pupuk di Bandung dimana ya…
Bisa hub
Jl Raya Banjaran No 390 Pameungpeuk KM 13 Bandung Selatan 40376, Telp +62-22- 87800115- 87800083, SMS/ WA: +62 8112220116 – 81210023852- 811208648- 81 572 527 115- 8157002935, Faximili: +62 22 5946236
http://kencanaonline.com/index.php?route=information/information&information_id=4
Sampah khususnya di negara berkembang belum mendapat perhatian karena dianggap hanya memerlukan biaya tanpa ada perolehan pendapatan. Padahal dalam skala besar, sepanjang diolah di sumbernya bukan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), akan mereduksi biaya buang dan menghasilkan kompos bagi perbaikan lingkungan sekitar. Nilai perolehan dari lingkungan yang bersahabat tidak terhitung