Cengkeh merupakan salah satu komoditas subsektor perkebunan yang sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat. Hasil utama tanaman cengkeh adalah bunganya yang dipanen pada saat kelopak bunga belum mekar. Bunga cengkeh kering merupakan salah satu bahan baku utama untuk rokok kretek yang merupakan rokok khas Indonesia.
Tumbuh optimal pada 300 – 600 dpal dengan suhu 22°-30°C, curah hujan yang dikehendaki 1500 4500 mm/tahun, tanah gembur dengan dalam solum minimum 2 m, tidak berpadas dengan pH optimal 5,5 – 6,5. Tanah jenis latosol, andosoldan podsolik merah baik untuk dijadikan perkebunan cengkih. Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun , tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah .
Dengan menggunakan pupuk majemuk lengkap tablet (PMLT) kebutuhan pupuk hanya setara dengan 35 % dari total jumlah/dosis pupuk tunggal yang biasa digunakan petani seperti Urea, SP maupun KCl. Satu ha Cengkeh (TM 3-5), misalnya, hanya membutuhkan pupuk Gramalet® Cengkeh sekitar 80 sampai dengan 300 kg/ha/tahun. Pemupukan dengan tablet Gramalet dilakukan dengan dosis 40 gr/pohon/tahun Oleh karena itu, penggunaan pupuk sangat efektif dan efisien guna meningkatkan pendapatan petani.
Peluang rehabilitasi tanaman cengkeh, adalah dengan semakin bertambahnya pemain di industri rokok kretek yang lambat laun jelas akan menambah total produksi. Dengan bertambahnya permintaan tentu juga berdampak pada meningkatnya kebutuhan bahan baku rokok kretek terutama tembakau dan cengkeh. Dalam pengalaman petani pengguna Gramalet® Cengkeh 13-8-19-3-6-1+1 (Mikro) di Kabupaten Ciamis, Purwakarta, Sukabumi dan Garut Jawa Barat dinyatakan kenaikan produksi yang sangat nyata dibanding penggunaan pupuk tunggal sebagai pembanding.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas cengkeh secara berkelanjutan adalah meningkatkan produksi dengan pemupukan tablet disertai memperbaiki kondisi lahan dengan pemberian pupuk organik. Penggunaan pupuk organik akan berdampak tidak saja dapat meningkatkan kadar hara tanah dan produktivitas tanaman cengkeh, namun juga mengendalikan serangan nematode parasit.
Pupuk organik kompos dapat dibuat sendiri dari bahan berupa limbah pertanian ( sisa sisa tanaman) maupun limbah industri pertanian. Aplikasi organik kompos dengan dimasukkan kedalam parit ( rorak) , berukuran ( 100x40x40 cm) pada jarak 75 cm dari pokok tanaman. Kompos akan membantu kodisi lahan yang disukai tanaman kopi antara lain lapisan atas dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan permeable. Penggunaan pupuk secara terpadu (kombinasi pupuk organik dan anorganik) akan menaikan produktivitasnya guna mencapai potensi hasil sesuai genetisnya* )