Keanekaragaman produk pertanian, khususnya hortikultura, dengan ragam plasma nutfah dan varietas, memungkinkan buah Indonesia sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat. Namun, sayangnya, keterbatasan penguasaan teknologi maupun kemampuan permodalan, Indonesia belum mampu mengatasi secara optimal atas beberapa sifat khusus buahan. Permasalahan pengembangan buah nasional terkendala, karena sifat buah-buahan :
1. Mudah atau cepat busuk ( perishable), padahal selalu dibutuhkan setiap hari dalam keadaan segar. Sejak panen sampai pasar, buah memerlukan penanganan secara cermat dan efisien karena akan mempengaruhi kualitas dan harga pasar,
2. Memiliki nilai estetika, jadi harus memenuhi keinginan masyarakat umum. Keadaan ini sangat sulit karena tergantung pada cuaca, serangan hama dan penyakit, namun dengan biaya tambahan kesulitan itu dapat diatasi,
3. Produksi umumnya musiman, beberapa diantaranya tidak tersedia sepanjang tahun, contohnya : Durian, Langsat, Rambutan, Manggis dan sejenisnya,
4. Memerlukan volume besar (volumenes) menyebabkan ongkos angkut menjadi besar pula dan harga pasar menjadi tinggi,
5. Memiliki daerah penanaman (sentra) sangat spesifik, atau menuntut mikroklimat tertentu. Jeruk Tebas, Durian Balai Karangan, Langsat Punggur, Duku Palembang, Jeruk Garut, Mangga Indramayu, Markisa Medan, Rambutan Parit Baru, Nenas Palembang dan lain lain.
Buah ( Fruits) mengandung beranekaragam vitamin dan mineral yang bagus untuk diet. Beberapa buah tropis, terutama mangga dan pepaya misalnya, sangat baik sebagai sumber karoten atau pro vitamin A. Demikian juga buah jeruk dan jambu biji diketahui sangat baik sebagai sumber vitamin. Buah tropis dan subtropis juga kaya pekin, serat, selulosa, yang baik untuk memperlancar usus. Umumnya, buah sangat baik sebagai sumber asam organik, menambah nafsu makan, dan menjaga kesehatan pencernaan. Potensi pengembangan buah tropis tidak hanya untuk konsumsi saja. Penanaman buah tropis pada agroforestry dan hortikultura perkotaan kini menjadi penting diusahakan. Tanaman buah juga bisa berfungsi sebagai ornamen tanaman perkotaan yang mempercantik dan tidak hanya mampu memperbaiki udara, namun juga berkontribusi dalam keseimbangan ekologi. Kegiatan riset untuk meningkatkan produktivitas dan memperbaiki mutu buah dilakukan, salah satunya, dengan memperbaiki masukan hara berdasar potensi genetis serta keadaan kesuburan lahan. Teknologi pemupukan, salah satunya teknologi pupuk dan pemupukan buah, dilakukan dengan memproduksi pupuk bentuk tablet pada komposisi khusus (formula spesifik) bagi tanaman buah- buahan.
Pupuk majemuk lengkap tablet Gramafix® Buah (Fruits) diformulasi khusus untuk kebutuhan pemupukan tanaman buah-buahan seperti : durian, mangga, manggis, pisang, nangka berdasar pada hasil analisa jaringan dan daun kelompok tanaman tersebut.
Gramafix® Buah mengandung kelengkapan unsur hara makro ( NPK), makro sekunder ( Mg, S, Ca) dan mikro ( Zn, Fe, Cl, Mn, B, Bo, Mo ), disajikan dalam bentuk tablet ukuran 10 gram. Dengan bentuk tablet tersebut, pemupukan tanaman buah akan menjadi lebih efisien dan efektif. Kehilangan unsur pupuk, yang terjadi akibat pemberian seperti umumnya aplikasi pupuk bentuk tabur (prill) di permukaan tanah, menjadi terhindarkan dengan pembenaman tablet di kedalaman 10-15 cm.
Penggunaan pupuk kandungan lengkap, memiliki pengaruh akan rasa buah dan produktivitas menjadi signifikan sesuai potensi genetisnya. Komposisi hara dan dosis dihitung berdasar analisa kebutuhan unsur hara, didasarkan atas analisa jaringan dan daun, yang mencerminkan kemampuan pengangkutan hara pada jenis tanaman tertentu. Misal, pada jeruk, untuk target hasil buah 30 ton/Ha diperlukan 270 kg/Ha N, 60 kg/Ha P2O5, 350 kg/Ha K2O dan 30 kg/Ha Sulfur. Demikian juga peranan dari hara makro sekunder, MgO diketahui sebagai penyusun khlorofil dan aktivator enzim, sementara S diketahui sebagai penyusun protein dan koenzym, serta Ca dalam fungsi permeabilitas selaput. Unsur mikro esensial, kendati kandungannya sangat kecil, namun berpengaruh pada rasa buah. Peranan B (Boron ) dalam metabolisma karbohidrat dan angkutan gula memastikan pembentukan gula, pemberi rasa manis buahan. Tanaman buah, yang sudah cukup umur namun belum juga menghasilkan, yang dapat diduga terdapat kekurangan salah satu unsur makro sekunder maupun mikro, patut mencoba menggunakan pupuk tablet kandungan lengkap ini, dan lihatlah apa yang terjadi.
Pemupukan dimulai saat pembuatan lubang, dengan ukuran ( 20 x 20 x 20) cm bagi tanah gembur ( solum baik) . Berbeda bagi tanah solum keras, digali dengan ukuran ( 75 x 75 x 75) cm. Setelah di gali taburkan pupuk kandang atau kompos 10-20 kg, biarkan 2-3 hari terbuka, setelah 2-3 hari kemudian baru tanam benih pepaya yang telah disemai. Setelah 1 ( satu) bulan berikan dosis mulai 1 butir tablet @ 10 gram/ pohon, dan selanjutnya usia 3 bulan ( 3 butir) per 6 bulan sekali.
Contoh berikut, Pemupukan dengan menggunakan Pupuk Gramafix® Buahan pada tanaman buah nenas dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk Gramafix® Buah. Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Dosis pupuk yang digunakan adalah NPK tablet Gramafix ( Buah) Komposisi kandungan N-P2O5-K2O-MgO-CaO adalah 17-8-12-0-2+ mikro, bentuk pupuk berupa tablet, berat 10 gram setiap tablet, dosisi anjuran satu tablet tiap diantara 2 tanaman. Cara pemberian, Pupuk Gramafix® Buah dibenamkan atau dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Cara lain semprotkan Gramafert pada daun terutama diperlukan kandungan Nitrogen Organik ± 900 liter per hektar.
Dosis pada tanaman jeruk menghasilkan (TM- 5), 20 tablet @ 10 gram= 200 gram/ 6 bulan dan berikutnya bertambah sesuai keperluan. Benamkan tablet Gramafix di kedalaman 15 cm hingga 20 cm, dapat digunakan
Bor tugal atau Biopori.
Tanaman buah durian menghasilkan (TM5) sebagaimana direkomendasikan dosis oleh Balai terkait Hortikultura buahan adalah 166 kg Urea, 207 kg Sp36 dan 176 KCl/ Mop atau total jumlah kg dosis 549 kg/ Ha/ th akan memiliki kandungan nutrisi efektif setara 140 kg Gramafix® Buah / ha / thn. Pada populasi tanaman durian per Ha sebanyak 100 pohon, maka dosis/ pohon/ tahun sama dengan 1.400 gr/ phn/ tahun ( 140 tablet @ 10 Gr/ tahun) atau 700 gr/ 6 bulan.
Pada tanaman pisang baru ditanamkan, benamkan di sekitar perakaran sekitar 2, 5 kg kompos dan 50 gr ( 5 tablet @ 10 gram) pupuk Gramafix® Buah. Tablet ditugal pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah, untuk 6 bulan berikut benamkan lagi 50 gram.
Pedoman besaran dosis diatas, dalam praktek seringkali dilakukan para petani dibawah dosis anjuran. Pada dasarnya, semakin subur kondisi lahan, masukan material atau zat hara akan semakin kecil seiring dengan tingkat kesuburan lahan dimana tanaman dibudidayakan. Berdasar itu, diberikan pedoman minimal dosis pupuk tablet pada beberapa komoditi sebagai berikut :
Jenis |
Pembibitan |
Tanaman belum |
Tanaman |
Tanaman |
Menghasilkan |
Menghasilkan |
|
|
( per tablet @ 10 gram) |
( per tablet @ 10 gram) |
Teh |
1 |
2 – 4 |
2 – 4 |
Tanaman HTI |
1 – 2 |
2 – 9 |
10 – 14 |
Kakao |
4 – 6 |
6 – 12 |
15 – 30 |
Tebu |
4 – 6 |
1 tablet/30 cm |
|
Nanas |
2 – 4 |
6 – 12 |
10 – 25 |
Apel |
2 – 4 |
6 – 12 |
10 – 25 |
Pisang |
4 – 6 |
6 – 10 |
10 – 14 |
Rosella |
2 – 3 |
4 – 6 |
6 – 8 |
Kopi |
4 – 6 |
6 – 12 |
20 – 26 |
Mangga |
2 – 4 |
10 – 12 |
20 – 50 |
Alpokat |
2 – 4 |
10 – 10 |
20 – 50 |
Salak |
2 – 4 |
6 – 12 |
15 – 30 |
Anggur |
3 – 5 |
6 – 12 |
12 – 16 |
Jeruk |
4 – 6 |
6 – 12 |
20 – 50 |
Panili |
4 – 6 |
6 – 12 |
20 – 30 |
Pala |
4 – 6 |
6 – 12 |
20 – 30 |
Pepaya |
4 – 6 |
6 – 12 |
20 – 30 |
Rambutan |
4 – 6 |
6 – 12 |
20 – 70 |
Lada |
4 – 6 |
6 – 12 |
20 – 30 |
Durian |
2 – 4 |
10 – 15 |
20 – 50 |
Jambu |
2 – 6 |
6 – 12 |
20 – 50 |
Beberapa contoh aplikasi komposisi hara dan pupuk bentuk tablet pada tanaman buah tropika diatas, cukup menggambarkan akan kemajuan teknologi pemupukan dalam kepentingan perolehan buahan sesuai potensi genetisnya. Dengan mengetahui kemampuan tanaman dalam mengangkut hara, melalui uji jaringan daun dan jaringan, potensi keunggulan genetis tanaman ( buah) dapat diperoleh sesuai target produktivitas maupun kualitas sebagaimana direncanakan. Dan, kalau mengelola tanaman buah dilakukan secara agribisnis, budidaya pertanian pun, tidak ada bedanya dengan proses produksi dalam suatu pabrik (manufakturing).