Melayani Pelanggan Pupuk

Memupuk tanaman di masa tanah sudah jenuh dengan asupan berbagai hara kimia bertahun tahun lalu – ibarat mengurus orang keracunan, perlu hati-hati jika tidak ingin tanaman malah mati akibat jenuh unsur tertentu atau malah kerdil akibat defisiensi hara tertentu. Umumnya tanah kebun yang sudah dieksploitasi dengan penggunaan pupuk tabur, seperti pada kebun sawit, tanah sekitar perakaran sudah mengeras seperti tembok semen. Mikrobial tanah sudah mati, porositas menghilang, jasad renik mati termasuk cacing pun tidak akan bisa hidup dalam tanah yang demikian sakit.  Kondisi khusus berbagai lokasi mengharuskan pemupukan menggunakan jurus spesifik lokalita – ketahui terlebih dahulu diketahui unsur apa saja dan berapa jumlahnya unsur hara dibutuhkan oleh tanaman yang sedang diusahakan, kemudian diberikan asupan hara sebatas kebutuhan berdasar jenis dan fase pertumbuhan tanaman.

Dengan klaim menjadi salah satu pelopor dalam penyediaan pupuk majemuk formula flexibel di Indonesia, CVSK – sebagai prinsipal pupuk majemuk lengkap tablet Gramalet – memiliki sisdur dan tradisi menyediakan layanan kepada pelanggan dengan kuantitas order tertentu – guna mengukur kondisi kesuburan lahan sebelum aplikasi dan bahkan sebelum penempatan order.


Pada kesempatan memenuhi undangan agen Sumatera Utara guna menerima keluhan petani pekebun kelapa sawit di daerah Labuan Batu, Sosa sampai wilayah perbatasan dengan Riau, kami melakukan pengambilan sampel untuk analisa tanah dalam rangka menentukan formula pupuk Gramalet yang sesuai dengan lahan tersebut. Pengambilan sampel dan pengamatan fisik tanah tersebut antara lain di lakukan di lahan milik KUD Serbaguna, Desa Sosa, Kab. Rantau Prapat Sumatra Utara seluas 1500 ha. Selain itu, CVSK juga melakukan analisa lahan pada perkebunan rakyat di Desa Tanah Putih, Kec.Tanjung Belawan, Rokan Hilar, Riau dengan luas lahan 1000 ha. Jauh-jauh kami datang tidak lain karena mereka adalah pelanggan yang telah menggunakan produk CVSK ini sejak sekitar 5 tahun lalu.

Setelah sarapan Kopi Tiam dan Roti Selai Srikaya yang sangat enak, kami menempuh jalan berliku dari Rantau Prapat sejak pagi buta menuju kebun pelanggan. Sepanjang jalan kami amati di bagian kanandan kiri jalan banyak kebun sawit rakyat yang belum menggunakan Gramalet. Terdapat aneka kondisi tanaman seperti ada masalah dengan daun yang kurang mengkilat, cenderung kusam kurang kadar pigmen dalam chlorofil. Hipotesis kami menyatakan kalau lahan tersebut kekurangan Fe. Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.

Di bagian lahan lain juga terdapat gejala defisiensi / kekurangan Cu yang antara lain ditampakan oleh pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mengering serta batang dan tangkai daun lemah. Pengambilan sample tanah pada kebun tujuan kami sendiri dilakukan pada beberapa lokasi sample dan mengambil berbagai lapisan sampai puluhan cm dari permukaan. Ternyata di kebanyakan wilayah ini adalah didominasi tanah gambut. Sampai beberapa puluh cm hampir belum bisa kami temukan lapisan top soil berwujud tanah. Berdasar sifat asam gambut, dapat diduga bahwa bagian tanah ini kekurangan unsur Mo.

Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.

Dari pengalaman hampir 10 tahun menggeluti pupuk majemuk tablet, kami menarik kesimpulan kalau para pekebun hampir selalu melupakan peranan penting unsur mikro dalam pemupukan. Bahkan, unsur hara makro sekunder seperti Mg, S dan Ca juga seringkali diabaikan. Dianggapnya, pupuk Urea ( Nitrogen) pun cukup membuat tanaman hijau dan bertumbuh.
Mengambil sekedar segumpal tanah sampai ratusan km dari Bandung ke Labuan Batu bahkan Sidempuan, Sosa sampai Bagan di Riau- sebenarnya sangat membuat kesal. Mungkinkah kedepan teknologi 3 G mampu memberi instruksi ke petani pekebun agar mengambil sample tanah dan mengirimnya ke laboratorium terdekat ? Toh kami pabrik hanya perlu angkanya saja ? Namun capek dan kesal itu terlampaui ketika melihat kumpulan bunga ditanam dalam kemasan pupuk Gramalet tumbuh begitu suburnya. Tuh…kan baru kemasannya aja telah buat subur, coba apalagi pupuknya celoteh agen kami Mahadi Hasibuan ini. Oke juga ya……………………………..kemasan Gramalet jadi “pot bunga”. 
Dan kami pun sadar bahwa layanan dan perhatian kami sampai kepada analisa tanah dan kesuburan, kendati jauh dan melelahkan, namun justru itulah yang mungkin telah menjadi perekat hubungan saling menguntungkan antara banyak petani sawit di Sumatera Utara dan Riau, petani kakao di Sulawesi serta petani padi di beberapa daerah Jawa selama hampir 5 tahun. Sangatlah berarti bahwa berdagang, disamping mendapatkan laba guna mempertahankan perkembangan dan investasi kedepan juga- terlebih penting adalah adanya repeat order hingga beberapa tahun. Nah, dengan order berkelanjutan, sang agen pun dapat dapat hepeng ( uang), serta merta dapur kami di Bandung pun terjamin mengepul secara berkelanjutan pula. Akhirnya, saat pamitan itu, dengan logat Bataknya Hasibuan bilang : ” Hepeng mangatur nagaraon bah !!! Kami pun serentak sontak menjawab : ” Ya sama-sama Pak, kami pun menghaturkan terimakasih dong….” Dan mendengar jawaban kami yang sok yakin itu dia hanya tersenyum. Oi, rupanya ucapan bahasa Mandailing tadi – artinya bukan soal terimakasih, tapi : “uang mengatur segalanya “………………….Ah telah gega…bah pula kami rupanya++++++++++++)