Indonesia, sebagai negara dengan kemelimpahan sumber daya spesies flora dan fauna yang keduanya sumber biomassa (biomass), ditengah ancaman defisit energi sesungguhnya menyimpan potensi energi yang melimpah dan terbarukan yakni biogas. Dari beberapa jenis material dalam biogas (CH4, H2O, H2S,N2), yang merupakan sumber energi adalah kandungan metana (CH4), namun komposisi gas metana yang selama ini dihasilkan dari aktifitas pembangkitan gas bio secara sederhana, selama ini, belum optimal, masih berkisar antara 40-70 % sementara lainnya terdiri dari CO2, H2O, H2S dan N2. Dengan konsentrasi metana bervariasi tersebut, energi yang dihasilkan juga tidak optimal, khususnya apabila kadar metana dalam biogas lebih kecil dari 65 %. Metan berkadar rendah dalam biogas sebesar itu hanya bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam kegiatan masak memasak. Guna menaikan kemafaatan biogas sebagai energi baru terbarukan, perlu dilakukan tahap pemurnian metana secara mudah dan murah. Dengan sistem/ alat pemurnian (purifikasi) metana, biogas dapat diaplikasikan sebagai sumber bahan baku energi untuk dikonversikan menjadi energi listrik dengan menggunakan co-generator sehingga dapat diaplikasikan untuk kepentingan mensubtitusi bahan bakar minyak (BBM) yang kini makin mahal.
Sebagaimana diketahui, komposisi metana (CH4) yang terkandung dalam biogas sangat menentukan besaran kalori yang dihasilkan serta dampak negatif (abrasif effect) jika digunakan pada perangkat. Bagi menyalakan kompor, dapat digunakan kualitas biogas terendah, misalnya pada kandungan CH4 antara 40 hingga 50 %, walaupun memiliki kualitas nyala api rendah tapi sudah mampu menjadi bakar dalam memasak. Namun, ketika diperuntukan bagi bahan bakar co- generator set (genset), akan memerlukan komposisi metana minimal 70 % serta sedikit mungkin kandungan H2S, hidrogen (H2O), CO2 dan N2. Untuk menaikan efisiensi kalori dari metan (CH4), selain dimulai sejak pembangkitan misal dengan penggunaan aktivator bakteri metagenesis, diperlukan upaya pemurnian ( purifikasi) biogas.
Alat pemurnian biogas (biogas purifier) ditujukan bagi upaya menaikkan efisiensi panas biogas, agar berkualitas bagi penggunaannya sebagai bahan bakar pembangkitan listrik ( generator set), pengganti bensin premium yang makin mahal dan kepentingan menjadi sumber energi menjalankan perangkat elektrik seperti lampu maupun penanak nasi elektrik (rice cooker) biogas. Alat pemurni kandungan metan pada biogas itu kini mulai terdapat di pasaran. Salah satunya, terbuat dari tabung logam stainless, diameter 12 inch dengan tinggi 135 cm, berisi kantong pellet penyerap (absorbers) CO2, H2S dan H2O untuk memurnikan gas metan. Bagi kepentingan pemanfaatan metan tanpa tekanan tambahan (kompresi), dapat juga dipilih alat pemurni metan yang lebih murah, yang terbuat dari bahan PVC ber SNI.
Prinsip kerja alat pemurnian biogas ini adalah peran pellet penyerap (absorbsers) yang terbuat dari campuran aneka mineral tambang yang teraktivasi dan termodifikasi, antara lain dengan basa kuat NaOH. Pellet penyerap dapat diganti ( refill ) per 2 (dua) bulan pemakaian. Alat pemurni metan yang terbuat dari stainless steel berkemampuan menahan tekanan gas hingga 10,5 bar, sementara yang terbuat dari PVC hanya cukup bagi tekanan maksimal 1,5 bar. Pemurnian biogas (methane purifier) ini mampu menaikan efisiensi kalori, memperbesar manfaat dan meningkatkan kualitas biogas hasil pembangkitan biogas dari reaktor atau bak cerna (digester) dengan output 4 hingga 8 m3 gas per hari, serta menaikan komposisi metan antara 4 % hingga 20 %, dan bersaman dengan itu menurunkan kandungan CO2, H2O dan H2S. Pellet penyerap (absorbers) dapat diisikan ulang (refill) atau, lebih murah lagi, diregenerasi (pakai ulang) dengan cara direndam dalam air (aquades) untuk maksimal 5 x pemakaian atau setara dengan penggunaan 1 (satu) tahun. Pellet penyerap (absorbers) isi ulang (refill) berharga murah, dapat diperoleh dengan mudah, dan cukup dengan dosis 2,5 kg bagi pemurnian 4 m3/ hari selama 60 hari.
Beredarnya di pasaran alat bagi pemurnian biogas dari material yang tidak dikehendaki dalam pembangkitan bahan energi, misalnya antara lain H2S, H2O, N2 dan CO2, akan sangat penting bagi upaya masyarakat mendapatkan bahan energi secara murah dan mudah diperoleh. Biogas murni (mendekati komposisi metan 100%) akan merobah persepsi masyarakat selama ini terhadap biogas, yang seolah hanya digunakan para peternak sapi memperoleh bahan bakar panas bagi kegiatan masak memasak, menjadi tersadarkan adanya sumberdaya energi dari segala jenis sampah dan biomassa. Biogas murni bukan saja dilakukan di tahap pemurnian setelah pembangkitan, guna memperoleh kualitas terbaiknya harus dimulai sejak pemilihan bahan, penggunaan aktivator pembangkit metan, pemilihan bak cerna atau reaktor (digester). Di masa depan, ketika persepsi banyak pihak telah memahami adanya biogas murni (mendekati kandungan Ch4 100 %), bahan baku pembangkitan berupa biomassa dan sampah organik yang melimpah dan bahkan selama ini sering dianggap masalah, sesungguhnya itu adalah bahan energi baru terbarukan ( renewable energy) yang kemudian akan menjadi sumberdaya ekonomi baru Indonesia di masa depan*)
mau tanya pak…apa kalau biogas tidak dimurnikan alat pemurnian seperti itu tidak bisa digunakan pada genset sebagai bahan bakar pengganti bensin?
Ok, bagus ini utk antisipasi Krisis energi yang dipicu naiknya harga minyak dunia yang sekarang kita rasakan akan menghimpit kehidupan masyarakat berbagai lapisan di Indonesia, sehingga diperlukan usaha pencarian dan pengembangan energi alternatif non BBM seperti instalasi biogas lengkap ini. Pertanyaannya, apakah layak ekonomi pak ? atau ide peluang bisnisnya bagaimana krn saya lebih banyak melihat saat ini hanya petani sapi utk dapat bahan bakar kompor saja….
biogas tanpa pemurnian dari gas H2S dan H2O bisa menyebabkan korosif ( abrasive effect) karena pengendapan pada genset, akan memperpendek masa penggunaan generator…begitupun jika komposisi gas CO2 besar, menurunkan daya nyala atau kalori, Pemurnian, menaikan dari kandungan CH4 dalam biogas rata-rata 50 % menjadi > 80 % akan menaikan efisiensi kalori, tentu saja menaikan daya nyala kompor dan efisiensi bahan bakar genset hibrid maupun genset bio elektrik
kelayakan ekonomi suatu instalasi biogas secara komersial sangat tergantung pada tingkat teknologi yang digunakan, Pada pembangunan instalasi lengkap ( digester, tabung pemurnian, genset dan gas holder fiberglass) dimulai dari satu naungan (shelter) terdiri dari 3 digester 5000 L. Output produk yang menjadi pendapatan adalah biogas dijual sebagai bahan bakar kompor ke rumah2 penduduk, daya listrik dari genset, pupuk organik ( pengolahan lumpur slurry). Jika instalasi biogas ini ditempatkan di lokasi dengan tujuan mengolah sampah, akan didapatkan tambahan pendapatan dari typing fee ( jasa pembuangan sampah atau cleaning services) dari property seperti hotel, restoran, kawasan perumahan, pasar induk, pabrik, dll). Selamat mencoba bisnis bernuansa hijau ini…..
Pak, kalau saya boleh tau tempat penjualan absorber (refil) Dmna dan harganya Brp pak?
Mohon infonya, terima ksih pak
kalo mau lihat instalasi biogas sampah yang sudah berjalan lebih dari 1 tahun dimana pak?