
Pilihan kiat usaha menjadi sulit manakala harus menaikan harga, kami- selaku usaha mikro yang banyak dan menjalankan usaha monopolis- bukanlah ‘price maker’ yang bisa naikan harga dan mendikte konsumen untuk tetap membeli beli. ……………emangnya BUMN ? yang mengelola sumberdaya nasional bagi kepentingan rakyat banyak yang bisa naikan harga dengan tetap konsumen tidak akan berpaling ?? Usaha mikro dan kecil- berbeda dengan BUMN yang bermain di wilayah kebutuhan masyarakat yang vital dan “monopolis”, usaha kecil dan mikro umumnya bermain di wilayah ” entry barier business” yang rendah. Tanpa perlindungan pemerintah, hampir semua orang (termasuk konglomerat) bisa memasuki dan mengusahakan produk usaha mikro kapan saja diniatkan. Jadi, nampaknya usaha mikro dalam menghadapi perkembangan bisnis kedepan harus berstrategi juga.
Kekuatan usaha mikro adalah fleksibilitas dan inovasinya tersebut. Maka, strateginya adalah selalu pertahankanlah usaha dan produk yang unik berbasis bahan baku lokal agar tidak “direbut” usaha besar dan konglomerat………………Tapi apa benar bisa begitu ya ??? Buktinya tiwul, saos tomat, bumbu desa dan kampung, bumbu nasi goreng dan aneka masakan kampung telah juga beredar di pasaran sampai kampung dan nyata itu dibuat oleh usaha besar??? Jadi……………………usaha mikro harus usaha apa….dong ??????? (**)