Peluang Ekspor Alat dan Bahan Aktivator Kompos

SONSON EKSPOR PUPUK KOMPOS
KIRIM RATUSAN TON KE MALAYSIA DAN BRUNAI

BANDUNG, TRIBUN – Industri pupuk kompos memiliki prospek bagus. Tidak hanya dibutuhkan di dalam negeri, bahkan ekspor mencapai ratusan ton setiap bulan ke luar negeri. Buktinya, Kuala Lumpur memerlukan kompos hasil proses dari sampah sebanyak 260 ton per bulan, sedangkan Brunai, sebanyak 50 ton per bulan.

‘Saya menilai pengolahan kompos sebagai peluang ekspor yang sangat menjanjikan. Itulah sebabnya, kami menjalin kerja sama dengan Kuala Lumpur dan Brunai,’ ujar kata Direktur CV Sinar Kencana, Sonson Garsoni, di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara CV Sinar Kencana dan Syarikat Undang Jaya Brunai, di Lapangan Gasibu Bandung, Senin (10/7) siang.

CV Sinar Kencana merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kompos. Sonson, yang juga menjabat Ketua Aosiasi Produsen Pupuk Kecil Menengah Indonesia (APPKMI) Jabar, mengatakan, melihat kondisi pasar yang terbuka itu, ia coba memasok bahan kompos ke kedua negara itu.

‘Untuk Kuala Lumpur, kami mencoba untuk memasok bahan kompos sebanyak 260 ton per bulan. Sedangkan Brunai, kami coba sebanyak 50 ton per bulan,’ sebut Sonson.

Sonson mengatakan, bahan kompos itu dijual seharga Rp 105 ribu per ton. Jika demikian, untuk ekspor ke Kuala Lumpur, nilai ekspor kompos sejumlah Rp 27,3 juta per bulan. Sedangkan ke Brunai sejumlah Rp 5,25 juta.

Selain bahan kompos, Sonson pun mengekspor mesin pengolahan bahan kompos. ‘Namanya rotary clean,’ ucap Sonson. Mesin itu, memiliki kapasitas produksi sebesar 3 meter kubik per lima hari. ‘Hasil produksi itu setara dengan 1 ton kompos,’ katanya.

Diutarakan, untuk Kuala Lumpur, ia mencoba untuk mengekspor sebanyak 1 ribu unit mesin, yang masing-masing unitnya senilai Rp 15 juta.Sementar untuk Brunai, kami coba untuk mengekspor sebanyak 50 unit,’ ucap Sonson. (win)