Brunei dan Malaysia Butuh Mesin Sampah
DIPONEGORO, (GM).-Dua negara Asia, Brunei Darussalam dan Malaysia membutuhkan mesin pengolah sampah menjadi kompos dari Kota Bandung. Brunei memerlukan 50 unit mesin, sedangkan Malaysia 1.000 unit.Ketua Asosiasi Produsen Pupuk Kecil dan Menengah (APPKMI), Ir. Sonson Garsoni menjelaskan, salah satu produsen mesin penghasil mesin kompos sudah melakukan penandatanganan kerja sama dalam pengadaan mesin tersebut. “Malaysia dan Brunei memang meminta kita untuk mengirimkan mesin pengolah sampah menjadi pupuk organik atau kompos,” kata Sonson Garsoni kepada wartawan di stan pameran “Cooperative Fair” di Lapangan Gasibu, Jln. Diponegoro Bandung, Senin (10/7).Dijelaskannya lagi, ia sudah menyiapkan mesin yang dimaksud untuk diimpor ke dua negara tersebut. Brunei memerlukan sekitar 50 unit mesin yang diberi nama Rotary Clean. Di Brunei, lanjut Sonson, terdapat sekitar 50 ribu m3 sampah/hari.Ia menambahkan, mesin pengolah sampah menjadi kompos terbuat dari besi dan fiber berbentuk seperti drum. Volume tempat komposing itu sekitar 3 m3 dan memproses sampah menjadi kompos selama lima hari.Di dalam mesin tersebut, menurut Sonson, sampah akan dihancurkan oleh mikroorganisme yang sengaja dimasukkan. Selain itu akan diberikan juga mineral untuk mempercepat proses penghancuran sampah menjadi kompos.Ditambahkannya pula, mesin penghancur sampah itu dijual dengan harga Rp 15 juta/unit. Ia pun akan memberikan kesempatan kepada semua kelompok masyarakat untuk memiliki mesin penghancur sampah ini. “Pembiayaannya sudah ada yang siap, dari Standard Chartered,” sambungnya seraya menambahkan, mesin pengolah ini akan memberikan masukan bagi masyarakat karena pupuk organik bisa dijual. Harganya Rp 1.000/kg dan bisa diperoleh setiap lima hari. (B.83)**