Peluang Usaha Subtitusi LPG dengan Energi Listrik Biomassa

Tren makin naiknya konsumsi LPG (liquefied petroleum gas) dari tahun 2018 pada angka 6,23 miliar kg kemudian tahun 2019 mencapai 6,98 miliar kg, atau melampaui kuota APBN, sungguh mengkhawatirkan jika mengingat Indonesia masih harus impor LPG lebih dari 70%. Artinya makin besarnya konsumsi LPG ini, akan menggerus devisa bagi pembiayaan impor LPG.


Ditengah kekhawatiran diatas, terdapat harapan baru jika ketergantungan energi bagi kegiatan masak rumah tangga dan usaha kecil ini sejatinya bisa digantikan oleh kompor berenergi listrik. Sebagai salah satu ikhtiar menekan konsumsi LPG (Elpiji), kehadiran Kompor Panci Elektrik PC 6-1, memiliki fitur bagi 6 kegiatan masak ( menggoreng, mananak nasi, tumis, bubur, nasi goreng, dan sayuran) atau 6 in one, memberi keuntungan kepada konsumen bahkan kepada perekonomian nasional.  
Biaya LPG Rumah Tangga
Betapa tidak, kompor dengan kebutuhan daya rendah 650 watt ini, bukan saja berkemampuan menanak nasi, membuat sup, tumis, bubur dan nasi goreng melainkan lebih jauh berkemampuan menggoreng.  Pokoknya hampir semua kebutuhan masak memasak termasuk menghangatkan dan memasak sayuran bisa dilakukannya. Dengan mengacu pada pola konsumsi per 6-7 hari menghabiskan LPG melon 3 kg, atau rataan lama masak 1-2 jam per hari menghabiskan 0,5 kg ( setara 6000 kkal/ hari), dan harga acuan gas LPG non subsidi Rp 13.000/ kg, maka biaya masak rumah tangga adalah Rp 6.500/ hari.

Pada penggunaan lama masak rumah tangga sama 2 jam/ hari dengan Kompor Panci Elektrik PC 6-1 akan jauh murah. Pada tarif listrik PLN saat ini ( tahun 2020) Rp 1.500/ Kwh, lama masak pada penggunaan beban listrik 650 watt ~ 0, 65 KW adalah 0,65 KWh ( killo Watt Hour), hanya akan berbiaya 0,65 x Rp 1.500/ Kwh= Rp 975/ jam atau Rp 1.900/ hari.  

Disamping lebih murah biaya, menggunakan kompor berenergi listrik ini bermanfaat lebih bersih, anti meledak, mudah dan ringan dibawa serta tidak perlu menaik turunkan tabung LPG yang berat. Kompor Panci Elektrik PC 6-1 bisa digunakan dan aman di apartemen, kamar kost, ruangan sempit, kamar hotel, bahkan dibawa perjalanan untuk memasak di perjalanan ( menggunakan genset maupun inverter dari battery kendaraan mobil) maupun di lokasi tujuan. Bagi pemilik generator listrik, umumnya rumah tangga di daerah-daerah yang masih bermasalah dengan supply jaringan PLN, kompor panci 6-1 juga dapat menggunakan listrik dari generator.

Dari manfaat dan keuntungan demikian, sekiranya saja terdapat migrasi besar-besaran dari kompor konvensional gas LPG ke listrik, maka akan terjadi penghematan devisa. Berbeda dengan LPG yang 70% nya diimpor, pembangkitan listrik PLN masih banyak bersumber dari IPP ( Independent Power Producer ) bersumber daya lokal ( sedikit impor) seperti pembangkit listrik memanfaatkan air (hidro), batubara dan energi terbarukkan ( renewable energy). 

Harapan dan Prospek Energi Masak Depan
Berkembangnya kompor panci 6 in one berbasis listrik akan memacu pengembang teknologi genset berbahan bakar murah (no fossil fuel) memperkuat ketahanan energi bagi rumah tangga. Telah berkembangnya generator skala rumahan ( 1 KW hingga 15 KW) berbahan bakar biogas (methana CH4), gas alam (natural gas) bahkan hidrogen (H2) dari elektrolisa air (HHO), bahkan genset berbahan minyak bakar (heavy oil atau Rubber Compound Oil RCO) hasil pirolisis limbah plastik,  sangat memungkinkan bagi berkembangnya pembangkitan listrik untuk subtitusi LPG di rumah tangga.     
Dari langkah sederhana mengubah cara masak di rumah tangga dan usaha kecil dari kompor gas ke kompor panci elektrik, terdapat harapan kita untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada LPG Impor. Kebutuhan jutaan rumah tangga akan kompor panci berbasis listrik, selanjutnya akan membuka peluang usaha, khususnya bagi daerah yang memiliki rasio elektrifikasi masih rendah maupun keterbatasan supply PLN, berupa penyediaan generator berbahan baku murah seperti biomassa, hidrogen (H2) hasil elektrolisis air demineral (HHO) bahkan minyak bakar hasil pirolisis sampah plastik (**)