Komposter Biophoskko®, di launching pertama kalinya ke masyarakat, hanya selang 2-3 hari sejak bencana longsor sampah di TPA Sampah Leuwigajah Cimahi Jawa Barat, tepatnya tanggal 25 Februari 2005 lalu, hingga kini terus melakukan inovasi produknya. Model lebih fancy (Barel Kompos, Roler Kompos, komposter Elektrik KE 100L) maupun komposter skala besar ( Rotary Kiln kaps 3 m3 dan Rotary Kiln kaps 6 m3) telah dipasarkan ke berbagai kota dan bahkan ekspor ke mancanegara. Kini, di tahun ke lima, teknologi Biophoskko makin mendapat perhatian dari kalangan “public figur”, perusahaan besar ( Tbk dan branded company) serta masyarakat luas.
Salah satu contoh, di suatu kesempatan di awal pengenalan teknologi olah sampah ini, manajemen KencanaOnline.Com yang mengelola komposter Biophoskko, merasa tersanjung kedatangan seorang artis. Ceritanya suatu hari, koran Pikiran Rakyat edisi Minggu, 11 Juni 2006, memuat tulisan Dewi “Dee” Lestari tentang “Berburu Kompos”. Di tulisan tersebut, Dewi Dee memuat pendapatnya kalau komposter saat ini hanya ada di Jalan Pungkur. Bukan main ! Seorang artis Dewi Lestari Simangunsong, yang akrab dipanggil Dee, dulu dikenal sebagai seorang penyanyi yang tergabung dalam Trio RSD (Rida Sita Dewi) mau-maunya menulis dan memperhatikan pengolahan sampah mandiri di rumah.
Suatu siang – tanpa berita dan janjian sebelumnya, Dewi Dee Lestari sendirian datang ke kantor KencanaOnline.Com. Maka, perbincangan jadi lama dan asyik, maklum wanita cerdas yang mampu menulis novel non – fiksi “best seller” di usia muda ini, tak pernah kehabisan bahan perbincangan.
Sejak saat itu hingga kini, Dewi “Dee” yang namanya termasuk dalam jajaran penulis hawa yang diperhitungkan di belantara dunia sastra Indonesia – setelah ia meluncurkan novel “Supernova Satu” dan terlahir di Bandung, 20 Januari 1976, dengan sukacita memulai mengolah sampah secara mandiri di rumahnya yang asri dan besar di bilangan Awiligar Bandung*)
“Unique- Healthy & Easy”