Potensi Hubungan Bisnis Jawa Barat dan Sulut Lewat KPEL

Bagaimanapun Rumahnya Suku Minahasa, Tanaman Hias Pasti Ada




Rumah Kelapa di Manado, Potensi Pasar Rumah Tahan Gempa

Sulawesi Utara, Pasar Prospektif untuk UKM Jabar

MANADO, (PR).-

Pasar Sulawesi Utara (Sulut) prospektif untuk dikembangkan oleh para pelaku UKM (usaha kecil menengah) Jabar. Baik sebagai tujuan akhir produk UKM Jabar, maupun sebagai tujuan antara untuk kemudian diekspor lagi ke negara lain. Produk-produk seperti rajutan, produk penunjang pertanian, composter (pengolah sampah), kemasan dan aneka produk-produk islami, merupakan produk potensial untuk dikembangkan UKM Jabar dengan Sulut.

Demikian isu utama yang mencuat dalam rapat kerja Forum KPEL (kemitraan bagi pengembangan ekonomi lokal) Jabar dan Forum KPEL Nyiur Melambai, Sulut, di Kantor Badan Pengelola Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sulut, akhir pekan lalu. ”Kami yakin lewat KPEL Jabar dan KPEL Sulut ini, banyak kerja sama bisnis yang bisa dikembangkan antara pelaku UKM Jabar dan Sulut,” ujar salah Frankie Najoan pengurus KPEL Sulut.

Menurut dia dengan berbagai teknologi yang dimiliki Jabar, bisa disinergikan dengan kebutuhan UKM di Sulut. Misalnya dalam hal kemasan barang, yang sampai saat ini masih menjadi masalah bagi produk-produk UKM Sulut. Untuk itu, pelaku usaha Jabar berpeluang untuk memberikan solusinya.

”Bentuknya bisa apa saja, investasi langsung di Sulut ataupun dengan cara mengirimkan produk kemasannya saja. Apapun, yang jelas sangat dibutuhkan di sini. Terutama untuk pengembangan ke pasar ekspor,” katanya. Pelaku UKM Jabar juga memungkinkan memasarkan produk unggulan Sulut. Di antaranya berbagai produk yang berbahan baku kelapa.

”Saat ini yang paling menarik batok dan sabut kelapa. Karena di Sulut saat ini sedang kelebihan stok, setelah pasar Australia mengurangi pembeliannya. Batok dan sabut ini biasanya digunakan untuk bahan kerajinan, dijadikan arang, dan kebutuhan industri lainnya,” katanya.

Sementara Ketua Forum KPEL Jabar, Sonson Garsoni, menilai hal yang paling menarik adalah peluang ekspor di Sulut yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UKM Jabar. Memanfaatkan kerja sama kawasan ekonomi antara Brunei, Sulut, dan Filipina, banyak kemudahan yang bisa didapat apabila ekspor melalui Sulut.

”Ada insentif-insentif yang menguntungkan jika mengekspor dari Sulut. Apalagi dari Sulut ini jika ingin ke Filipina atau ke Brunei dibebaskan dari membayar fiskal, sehingga lebih memungkinkan membuka pasar secara intensif,” katanya.

Ekspor sulut

Selain itu, beberapa permintaan dari pasar ekspor Sulut berpeluang dipenuhi oleh UKM Jabar. Karena produk-produk tersebut tidak dipunyai atau masih sangat jarang di sulut. Terutama aneka produk halal untuk pasar Dacau, Filipina, yang sulit dipenuhi UKM Sulut.

”Di Sulut mayoritas penduduknya non-Islam sehingga produk-produk halal tak berkembang. Sementara Dacau, yang menjadi pasar terdekat Sulut, justru meminta produk-produk Muslim,” katanya.

Sementara Ir. Agus Hermawan, M.si., fungsional perencana muda Bappeda Jabar, yang menjadi Provinsi Suport Unit untuk Forum KPEL Jabar, mengatakan banyak manfaat yang didapat dari pertemuan dengan KPEL Sulut tersebut. Terutama peluang untuk melakukan sinergi bagi pengembangan ekonomi lokal kedua daerah.

”Saat ini kita sedang rumuskan hasil dari pertemuan tersebut, terutama untuk menyusun prioritasnya, yang mana kerja sama yang perlu segera ditindaklanjuti,” katanya. (A-135)***

2006 – Pikiran Rakyat Bandung