Pupuk Cair Kolam Ikan

Keadaan tanah pertanian yang secara umum telah mengalami kejenuhan akan unsur pupuk , selain memiliki masalah pengerasan tanah akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, masalah lain yang patut diperhatikan di Indoneia adalah indikasi proses pemiskinan atau pengurangan kandungan 10 jenis unsur hara meliputi makro sekunder yaitu Ca, S dan Mg ( 3 unsur hara makro sekunder) serta unsur hara mikro seperti Fe, Na, Zn, Cu, Mn, B dan Cl ( 7 jenis unsur) . Seperti diketahui saat ini ( Journal ilmiah soil science, 1998 ) dari sekian banyak unsur yang ada di dalam tanah dan alam, semua jenis tanaman memmerlukan secara mutlak ( atau dengan kata lain harus tersedia atau tidak boleh tidak ) 13 unsur hara untuk keperluan proses pertumbuhan dan perkembangannya – yang sering dikenal dengan nama unsur hara essensial. Unsur hara ini diperlukan dalam jumlah yang berbeda satu sama lain yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi unsur hara makro ( 6 jenis ) yang dibutuhkan dalam jumlah lebih banyak ( unsur N, P, K, Ca, S dan Mg) dan unsur hara mikro ( 7 jenis) yang dibutuhkan jumlah sangat sedikit ( Unsur Fe, Na, Zn, Mn, B, Cu dan Cl) .

Keadaan ekonomi petani- yang terbatas pendapatannya, seringkali menjadi penyebab kurangnya asupan 13 hara essensial ini secara lengkap. Tanah pertanian, dalam jangka lama, digerus untuk memproduksi pangan dan proses bertumbuhnya aneka tanaman. Atas dasar demikian, tanah pertanian memerlukan segera asupan 13 unsur hara essensial diatas. Salah satunya, produk dengan kandungan 13 unsur hara essensial tersebut, dapat dilakukan oleh Gramafert® .
Pupuk Kompos Cair ( PKC) Gramafert® adalah cairan yang dihasilkan dalam proses pengomposan ( dekomposisi ) secara aerob ( aerasi maksimal ) dalam komposter Biophoskko dengan menggunakan aktivator Green Phoskko® ( bakteri aktinomycetes- spesies aktinomyces naeslundii, Lactobacillus spesies delbrueckii, Bacillus Brevis, Saccharomyces Cerevisiae, ragi, dan jamur serta Cellulolytic Bacillus Sp) . Produk ini merupakan hasil sampingan dari kompos padat dalam dekomposisi menggunakan komposter. Dengan demikian, secara ekonomi, dihasilkan dengan biaya murah dan oleh karenanya disajikan kepada pelanggan dengan harga bersaing.

Aplikasinya pada pemupukan tanaman sangat praktis dan ekonomis. cukup dicampur dengan air sebanyak 10 sampai 20 x dibanding bahan ( biang pupuk kompos cair dalam setiap botol ini) . Tatacara aplikasinya, semprotkan pada akar, batang, dan maupun daun. Sebagaimana diketahui, dalam jumlah terbatas, tanaman mengambil unsur hara ( nutrisi atau makanan ) melalui proses respirasi, stomata daun dan batang. Pupuk ini anti polusi ( tidak berefek samping kimiawi) karena terbuat dari bahan sampah organik. Cocok digunakan pada tanaman bunga, buah, sayuran maupun tanaman pangan seperti jagung, serealia, padi dan kacang. Pupuk Kompos Cair ( PKC) mengandung unsur hara makro dan mikro yang sangat diperlukan semua tanaman dan memang mutlak diperlukan dalam implementasi pertanian organik

PKC dikemas dalam botol plastik, setiap botol berisi neto 500 ml, kemudian setiap 20 botol dimasukan kedalam karton duplex. Dengan mempertimbangkan pupuk kompos cair ( PKC) ini dihasilkan sebagai produk sampingan dalam proses pengomposan guna menghasilkan kompos padat serta mempertimbangkan kondisi pertanian nasional yang makin kritis dan menghawatirkan, sementara ini PKC Gramafert® dijual dengan harga murah dan terjangkau. Setiap karton berisi 20 botol @ 500 ml setara berat 20, 5 kg.

———————————————————-
PKC Gramafert juga dapat digunakan pada pemupukan kolam sebagai salah satu cara membuat pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan apapun. Pemupukan kolam tersebut dapat membuat benih atau bibit ikan yang kita tebar bisa tumbuh dengan cepat dan sehat. Akan tetapi perlu diingat, pemupukan kolam hanya dilakukan apabila kolam yang bersumber air dalam kondisi tidak subur. Untuk air yang sudah subur, pemupukan tidak perlu karena pakan alami akan tumbuh sendiri. Pemakainnya dengan cara mencampurkan terlebih dahulu dengan air sebelum dimasukkan kedalam kolam. Komposisi antara pupuk cair dengan air adalah 1 : 10.


Chek kualitas air : PH kurang dari 7 maka kolam perlu diberi dengan kapur dolomit. Pada pagi hari ( jam 6) cek DO jika kurang dari 4 ppm jgn diberi pupuk dulu, kolam diaerasi terlebih dahulu sampai DO mencapai 4 ppm. Cek alkalinitas jika kurang dari < 20 mg/ L maka perlu pengapuran terlebih dahulu sampai minimal 50 mg/ L. Jika air berlumpur, jangan dilakukan pemupukan terlebih dahulu. Biarkan lumpur mengendap baru diberi pupuk. Cek suhu pada air jika < 180C jangan diberi pupuk dulu biarkan suhu air naik sampai dengan 180C. Cek dengan secchi disk, jika menunjukkan angka kurang lebih 25 cm, maka air tidak perlu pemupukan karena air sudah ada pertumbuhan plankton yang memadai.