Hasil -hasil industri besar berupa aneka cemilan, bumbu, minuman instan dan keperluan rumah tangga sudah merambah warung-warung di desa. Dilain pihak, usaha mikro UPPKS harus berjuang mengatasi peningkatan kualitas produk, kemasan dan modal. Haruskah kita biarkan usaha mikro UPPKS- yang sebenarnya perintis inovasi produk berdasar keberadaan bahan baku setempat – mati ?
Bagaimana nasib perintis produk tiwul, mi kocok, nasi goreng, bumbu, keripik pisang, keripik singkong dan aneka cemilan ini mempertahankan diri jika harus bersaing dengan usaha besar bahkan impor ?
Awesome post.