KONTRUKSI TPST ME 3T DAPAT DIPASANG DIBAWAH TANAH, HEMAT LAHAN DAN, TANPA MENGGUNAKAN LISTRIK PLN/ BBM.
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mandiri Energi ME 3 T adalah sistim pengolahan sampah anorganik ( kering, plastik) dan sampah organik bagi produksi biogas skala komersial ( mulai memberi pendapatan). TPST tanpa memerlukan asupan energi dari luar seperti umumnya ( menggunakan listrik PLN maupun Bahan Bakar Minyak/ BBM). Dengan mandiri energi, TPST dapat dibangun di lokasi manapun mendekati timbulan sampah target
Spesifikasi dan Kapasitas
TPST ME 3 T terdiri dari peralatan pengolahan sampah organik, khususnya material dengan kandungan air tinggi ( sampah dan limbah pasar, limbah dapur hotel restoran dan pusat jajan kuliner, pabrik tahu dan pengolahan makanan ) kapasitas 2 ton/ hari. TPST terdiri dari 4 unit BD 10.000 L, 2 unit mesin pencacah organik MPO 850 HD (elektrik), 1 unit separator ( dewatering) pemisah cairan dan padatan serta pompa lumpur.
Pemenuhan daya listrik bagi semua penggerak alat (dinamo motor) maupun kebutuhan penerangan dan energi panas (kompor) sepenuhnya darI PLTBM terdiri 4 unit reaktor digester 10.000 L, 1 unit pemurnian biogas ( methane purifier) MP 24150 (Stainless Steel), gas holder BRT 1010 kapasitas 3 m3, 1 unit generator Biogas BG 10 KVA (genset biogas daya 10.000 watt), bakteri aktivator metanogen GP-7 untuk aktivasi proses pembangkitan bakteri 1 bulan serta perlengkapan instalasi ( kompresor mini, slang, valve, manometer hingga fasilitas menyalakan kompor dan generator). Dalam harga paket Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mandiri Energi (ME) 3 T, bagi pengolahan jenis sampah kering kapasitas 1 ton/ hari, sudah termasuk Reaktor Pirolisis Plastik GS 100.
Output
Kapasitas olah pertama kalinya melakukan fermentasi 20 ton sampah organik, dan berikutnya 2.000 liter cairan licid, drain selokan sanitasi serta hasil pencacahan dan pemisahan dewatering/ hari, dengan output sekurangnya 20 m3 biomethan RNG.
Gas yang dihasilkan 20 m3 setiap hari memiliki daya nyala dan kalori setara dengan 10 kg LPG, atau bahan bakar gas tersebut dapat menjalankan 1 unit genset 10 KVA ( 10000 watt ) sebanyak minimal 200 KWH ( kilo watt hour) / hari atau terus menerus 20 jam/ hari. Pembangkitan 200 KWH diatas mampu memenuhi kebutuhan seluruh daya listrik bagi dinamo motor pada TPST ME 3 T serta kebutuhan penerangan dan menyalakan kompor masak personil operator.
Dari jenis sampah kering (anorganik non plastik) dengan gasifikasi GS 100 akan dihasilkan energi panas yang digunakan reaktor pirolisis, memusnahkan plastik menjadi minyak bakar.
PEMASANGAN BAWAH TANAH
Pengolahan sampah dengan metoda Biodigester memungkinkan hemat lahan, dapat dibangun dibawah tanah. Dengan peralatan modern ( agitator, chopper pumps, separator) manajemen alir material bahan baku dan hasil dapat dijamin memenuhi kaidah2 dalam proses fermentasi.
Pengolahan sampah di sumbernya, utamanya kawasan komersial ( pasar, komplek niaga, perumahan dan apartemen) umumnya terkendala lahan. Dengan konfigurasi Biodigester- Pirolisis- Gasifier, kini bagian terbesar sampah (organik) dapat dijadikan biogas bagi PLTBM – Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa, dibangun dibawah tanah, bisa digabung dengan septick tank, dan sedikit sarana di permukaan tanah.
Solusi atas kesulitan pengembang, pengelola property kawasan dan utamanya pasar dalam memusnahkan sampah di lokasi timbulannya kini terjawab dengan memanfaatkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mandiri Energi (ME) 3T (*)
“Unique- Healthy & Easy”