UKM Bandung Menyambut Bandung Batam Incorporated

Besarnya kebutuhan akan sarana pemasaran bagi para UKM, setidaknya ditunjukan oleh besarnya animo usahawan menghadiri penjelasan Bandung Batam Incorporated (BBI) di Graha Kadin Bandung 16 April 2007. Lebih dari 156 peserta usahawan kecil pengrajin, pengusaha handicraft, makanan, garment, herbal dan accessories serta para pejabat KPMD Kota Bandung, Kantor Perdagangan Kota Bandung dan Kantor Koperasi serta para pengurus BPPKU dan Kadin Kota Bandung – termasuk Ketua Kadin Kota Bandung- Deden Y Hidayat mencermati presentasi Usulan model Proyek BBI ( BBI Project) oleh Ir Sonson Garsoni, Direktur PT Paska KONSULTAN. Sebagaimana diketahui, PT Paska KONSULTAN – suatu perusahaan sister company dari PT Cipta Visi Sinar Kencana sebagai perusahaan e commerce yang berpengalaman lebih dari 3 ( tiga) tahun menjalankan pemasaran berbasis IT. Sementara lain, PT Paska KONSULTAN, saat ini, adalah pemilik 2 (dua) gerai atau Outlet MarkNet- suatu business services di Kota Bandung.

Gagasan membuat sarana pemasaran di Batam menuju target pemasaran “terpilih” di Semenanjung ( Singapura, Malaysia) dan sekitarnya ( Brunei, Thailand, Myanmar dan Kamboja serta Vietnam ) bagi aneka produk “terpilih” suatu daerah penghasil produk kreatif- seperti Kota Bandung- sangatlah tepat. Kesulitan akses pasar para Usahawan kecil, Mikro dan Koperasi, selama ini, pada dasarnya ketiadaan sarana pemasaran secara memadai sebagaimana dimaksudkan usulan BBI Project ini. Setelah para UKMK memiliki produk yang baik ( memenuhi standar mutu, perijinan dan syarat suatu produk baik lainnya)- promosi dan sarana penjualan dengan biaya terjangkau (cost effective) sangatlah dirindukan. Pemasaran ( Marketing), tidaklah persis sama dengan pengertian Penjualan (Selling). Banyak pembeli, dengan memposisikan diri membeli aneka produk ‘generik” para usahawan dan tentu saja mengambil “margin berganda’ dari ketidaktahuan informasi maupun benefit dari suatu merk ( brand). Dengan posisi itu, seringkali para UKMK menjadi objek para pedagang, yang memang sudah fitrahnya dan sah-sah saja mengambil maximum profit. Dalam forum siang itu juga mencuat akan pentingnya kesadaran branding bagi setiap produsen. Sebuah Tips penyaji usulan BBI, Ir Sonson Garsoni, tentang merk – yang mungkin mengutip suatu sumber entah darimana, menyebutkan : “ Produk adalah barang yang dihasilkan pabrik, sementara merk adalah sesuatu yang dicari pembeli. Produk amat mudah ditiru, sementara merk selalu memiliki keunikan dan nilai tambah secara signifikan. Produk cepat usang, sementara merk yang sukses akan bertahan sepanjang zaman”.

Dengan pemahaman atas kebutuhan para pelaku UKMK akan sarana pemasaran, dikemukakan akan disediakan sebanyak 25 kios toko di STC ( Star Trade Center), yang dapat digunakan para pengusaha Bandung membuka toko maupun display area. Sementara secara upperline, dibangun web e commerce – masih undercontruction– di

Berdasar itulah, Kadin beserta Pemerintah Kota Bandung menggagas Bandung Batam Incorporated (BBI) dengan menggandeng Kadin Kota Batam, Paguyuban Pasundan Batam serta bahkan Pemerintah Prov Kepri akhirnya ikut serta pula. Sekiranya saja masyarakat – dalam hal ini Paguyuban Pasundan turut serta membangun image “sunda” atau “Bandung” di Batam maupun bahkan semenanjung, dan kedua pemerintahan juga selalu memiliki komitmen membesarkan daya pemasaran produk dari kedua wilayah ( Bandung dan Kepulauan Riau) serta upaya diplomasi dagang mendorong mengalirnya produk ke Semenanjung, akan jadilah BBI Project memang sebagai suatu Bandung Batam “Incorporated”.

Tanpa kebersamaan para stakeholder ekonomi tersebut yakni masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha (dunia usaha), mustahil menjadi Bandung Batam Incorporated (BBI), paling-paling juga jadi sekedar Bandung Batam Insyaallah (BBI) sajalah………………………………………….+++++++++)

One thought on “UKM Bandung Menyambut Bandung Batam Incorporated

Comments are closed.