Menyiapkan input Unsur Hara Pupuk, Mendukung Agribisnis Buah (Rambutan)

Rambutan, adalah buah tropis yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Selain itu, Rambutan juga mengandung berrmacam-macam khasiat, mulai dari akar, biji, daun bahkan kulitnya. Kulit buah Rambutan, mengandung tanin dan saponin yang berkhasiat sebagai penurun panas. Sementara, bijinya mengandung lemak dan polifenol, berkhasiat menurunkan kadar gula darah, memiliki indek glikemik rendah (hipoglikemik).  


Beberapa Varietas unggul tanaman rambutan yang sudah dilepas Kementerian  Pertanian Republik Indonesia hingga 2005 adalah ‘Rapiah’ dari Pasarminggu, ‘Bahrang’ dari Langkat, ‘Lebakbulus’ dari Pasarminggu, ‘Sibatuk Ganal’ dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan, ‘Nona’ dari Kampar, Riau, ‘Binjai’ dari Pasarminggu, ‘Antalagi’ dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan, ‘Sibongkok’ dari Sungai Luhut, Kalimantan Selatan, ‘Garuda’ dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan, ‘Tangkue Lebak’ dari Kecamatan Maja, Kalimantan Selatan, ‘Narmada’ dari NTB, dan ‘Kundur’ dari Riau


Rambutan tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, dan mengandung sedikit pasir, pH tanah 6,5 – 7,  pada segala tipe tanah, asal cukup mengandung bahan organik. Tidak tahan pada air yang dangkal dan menggenang. Tinggi tempat antara 30- 500 meter, di atas permukaan air laut. Curah hujan 1500 – 2500 mm dan merata sepanjang tahun. Pada waktu berbunga membutuhkan waktu 3 bulan kering. 


Tumbuhan ini menghasilkan bunga setelah 7 tahun jika ditanam dari biji, namun pada usia 2 tahun sudah dapat berbunga jika diperbanyak secara vegetatif. Rambutan biasanya berumah dua, tetapi bersifat androdioecious, ada tumbuhan jantan dan tumbuhan banci. Tumbuhan jantan tidak pernah bisa menghasilkan buah.

Pertumbuhan rambutan dipengaruhi oleh ketersediaan air. Setelah masa berbuah selesai, pohon rambutan akan bersemi (flushing) menghasilkan cabang dan daun baru. Tahap ini sangat jelas teramati dengan warna pohon yang hijau muda karena didominasi oleh daun muda. Pertumbuhan ini akan berhenti ketika ketersediaan air terbatas dan tumbuhan beristirahat tumbuh. 


Rambutan biasa ditanam di pekarangan atau secara kebun. Jarak tanam 10-14 m, ukuran lobang (60 x 60 x 60) cm. Waktu membuat lobang tanah galian bagian atas diangkat ke sebelah kanan lobang, tanah galian bagian bawah ke sebelah kiri lobang. Cara bertanam rambutan, setelah dibiarkan 2 – 4 minggu, tanah galian bagian bawah dikembalikan ke lobang bagian bawah. Tanah galian bagian atas dicampur dahulu dengan pupuk kandang atau pupuk organik kompos, lalu dimasukkan ke dalam lubang. Bibit yang telah disiapkan ditanam pada tanah galian bagian atas yang telah dikembalikan ke lubang, penanaman sebatas leher akar. Bila perlu diberi naungan atau penegak.    
                                                        
Pemupukan dilakukan dengan membenamkan pupuk kandang atau pupuk organik kompos dan setengah dosis pupuk NPK,MgSCa+ mikro sebagaimana yang terkandung dalam pupuk Gramafix Buah  ke dalam lobang atau rorak parit yang dibuat di sekeliling-batang tanaman, tepat di bawah tajuk daun. Waktu pemupukan pada permulaan musim penghujan. Pada akhir musim penghujan dipupuk lagi dengan separuh dosis pupuk tablet tersisa. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang tanah tepat di bawah tajuk daun. Semua pupuk yang dimasukkan ke dalam tanah segera ditutup lagi.     
Aplikasi pupuk tablet formula spesifik tanaman aneka buah, termasuk rambutan, masa pembibitan di polibag serta saat awal pemindahan ke lobang tanam:

Jenis Tanaman Dosis (tablet/tanaman) Interval (bulan)
Jeruk 2-4 3-4
Mangga 2-4 3-4
Apel 2-4 3-4
Salak 2-3 3-4
Rambutan 2-4 3-4
Lengkeng 2-4 3-4
Tanaman lainnya 2-4 3-4

Catatan:

Dosis disesuaikan dengan ukuran polibag dan umur tanaman.
 
Jenis Fase/Umur Ukuran dan  Dosis/pohon Dosis
Tanaman Gr Jumlah tablet Kg/ha./th.
Kelapa 1-6 bulan 3 6 2,5
Sawit (Pre nursery)
7-10 bulan 10 7 9,8
(main nursery)
1 tahun 10 50 – 70 70 – 98
2 – 3 tahun 10 80 – 100 112 – 140
4 – 8 tahun 10 120 – 140 168 – 196
9 – 13 tahun 10 180 – 200 252 – 280
14 – 20 tahun 10 160 – 180 224 – 252
>  20 tahun 10 100 – 120 140 – 168
Cengkeh 1 – 2 tahun 10 3 – 6 3,6 – 7,2
2 – 3 tahun 10 6 – 20 7,2 – 24
4 – 6 tahun 10 20 – 60 24 – 60
>  6 tahun 10 60 – 200 60 – 120
Karet Persemaian 10 3 4,5
di polybag 10 3 15
1 – 2 tahun 10 10 – 12 50 – 60
2 – 3 tahun 10 12 – 14 60 – 70
4 – 6 tahun 10 16 – 20 80 – 100
>  6 tahun 10 12 – 14 60 – 70

 

Jenis Pembibitan (10 gr) Tanaman belum Tanaman
Tanaman menghasilkan Menghasilkan
Teh 1 (3 gr) 2 – 4 2 – 4
Tanaman HTI 1 – 2 (3 Gr) 2 – 9 10 – 14
Kakao 4 – 6 6 – 12 15 – 20
Tebu 4 – 6 1 tablet/30 cm
Nanas 2 – 4 (3 Gr) 6 – 12 10 – 25
Apel 2 – 4 (3 Gr) 6 – 12 10 – 25
Pisang 4 – 6 6 – 10 10 – 14
Rosella 2 – 3 4 – 6 6 – 8
Kopi 4 – 6 6 – 12 20 – 26
Mangga 2 – 4 10 – 12 20 – 30
Alpokat 2 – 4 10 – 10 20 – 30
Salak 2 – 4 6 – 12 15 – 20
Anggur 3 – 5 6 – 12 12 – 16
Jeruk 4 – 6 6 – 12 20 – 30
Panili 4 – 6 6 – 12 20 – 30
Pala 4 – 6 6 – 12 20 – 30
Pepaya 4 – 6 6 – 12 20 – 30
Rambutan 4 – 6 6 – 12 20 – 30
Lada 4 – 6 6 – 12 20 – 30
Durian 2 – 4 10 – 15 20 – 30
Jambu 2 – 6 6 – 12 20 – 30

Pedoman besaran dosis diatas, dalam praktek seringkali dilakukan para petani dibawah dosis anjuran. Pada dasarnya, semakin subur kondisi lahan, masukan material atau zat hara akan semakin kecil seiring dengan tingkat kesuburan lahan dimana tanaman dibudidayakan. Sebagaimana diketahui, untuk mencapai target produksi dan mutu, setiap jenis tanaman diuji kemampuannya dalam mengangkut hara. Atas dasar kemampuan genetisnya dalam mengambil dan mengangkut unsur hara tersebut, menjadi pedoman dalam penentuan komposisi hara serta rekomendasi dosis pupuk.  Penentuan kualitas dan kuantitas serta menyiapkan input produksi, seperti langkah ini, sangat penting dilakukan, oleh semua pekebun, yang mengusahakan buah secara agribisnis.

Lihat juga Pupuk dan Pemupukan: Komposisi Hara Pupuk Tablet bagi perolehan Buah, pada Potensi Genetisnya