Sampah dijadikan kompos adalah keniscayaan, ketika lahan pertanian makin kekurangan kandungan C-Organik, nutrisi, mikrobial makin rendah, serta umumnya tanah pertanian sakit, sampah organik sebagai bahan baku kompos yang mampu memperbaiki keadaan lahan tersebut berada di kota dan justru jadi masalah pada penciptaan sanitasi lingkungan perkotaan yang sehat.
Remaja di Bandung coba dikenalkan pada kompos berasal bahan sampah rumah tangga dan lingkungannya. Kampanye penyadaran akan pentingnya sampah organik yang didekomposisi menjadi nutrisi ( kompos) bagi tanaman hendaknya mengena ke berbagai lapisan masyarakat terutama remaja. CVSK melakukan itu dengan bantuan remaja- yang dengan sukarela menceritakan kehandalan komposter sebagai alat dalam proses dekomposisi agar higienis. Membuat kompos tidak lagi dicitrakan rendah, melainkan sebagai suatu kegiatan wajar yang dapat dilakukan oleh semua lapisan mulai pensiunan, ibu rumah tangga, remaja danb bahkan kanak-kanak.
Perusahaan CVSK di Bandung terus lakukan edukasi pada masyarakat dan advokasi pada Pemerintah perihal pengelolaan sampah menggunakan komposter. Dengan menggandeng remaja khususnya gadis-gadis, proses penyadaran keluarga akan besarnya masalah sampah di kemudian hari, mendapat perhatian banyak pihak ikut berperan serta mengolah sampahnya di level sumber masalah sampah yakni rumah tangga.
Gubernur Jawa Barat Drs Dany Setiawan, Msi memberi perhatian pada pengembangan Komposter bagi pengelolaan sampah rumah tangga di Jawa Barat. Tantangan akan penyediaan hasil pertanian yang berbasis pada bahan organik, bukan saja ideal bagi kepentingan kesehatan masyarakat dengan mengkonsumsi hasil pertanian organik, melainkan juga secara ekonomi di beberapa negara kini sudah mulai menolak sayur dan bahan makanan yang mengandung kimia serta belum menyehatkan.
Hj Zainuddin Bin Tuah Director Syariukat Undang Jaya Brunei datang ke Bandung guna mengoisasikan pengelolaan sampah di Brunei. Bahkan, Brunei sebagai negara yang kecil sangat khawatir jika saja sampah-sampah akan menyita lahan negara di masa yang akan datang. 
Mr Adzmy Deputy Secretary General Ministry Of Entreupreneurship Malaysia kunjungi Pengelolaan Sampah menggunakanj Komposter di Ciparay Bandung. Dengan melihat langsung peluang usaha kompos dari bahan sampah kota, Mr Adzmy berjanji akan mendorong usahawan kecil Malaysia untuk mau mengusahakan kompos bagi pengelolaan sampah di semua negeri se Malaysia.
Direktur Umum PT Aneka Tambang kunjungi Penglolaan sampah Menggunakan Komposter Biophoskko di Cibiru Bandung. PT Antam ( Persero) berminat menyalurkan PKBL kepada masyarakat sekitar lokasi usaha penambangan guna mengusahakan kompos sebagai upaya ikut mereklamasi lahan eks pertambangan.
Eva Natassa mulai akrab dengan Hand Rotary komposter biophosko. Sebagai remaja, Eva berkeinginan agar makin banyak pihak mengusahakan kompos dengan menggunakan komposter. Dengan teknologi ini, membuat kompos baginya bukan lagi bertendensi bau dan kumuh melainkan usaha bersih dan higienis sekaligus menghasilkan untung.
Dewi Dee RSD artis penyanyi sekaligus penulis Novel pun rela megolah sampah rumah tangga guna mendukung kesehatan lingkungan warga sekitarnya.


