Revolusi Biogas Bagi Kemandirian Pangan dan Energi

Pangan, energi dan air ( Food, Energy and Water/ FEW) merupakan kebutuhan mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Sayangnya, pada upaya swasembada nasional, 5( lima) komoditas yaitu beras, jagung, kedelai, daging, dan gula belum optimal, terlihat dari besarnya ketergantungan Indonesia terhadap impor.

Sedangkan pada sektor energi, konsumsi nasional masih didominasi oleh energi fosil (minyak bumi, gas bumi dan batubara) yang sifatnya tak terbarukan dan suatu saat akan habis.

Berdasar pada persoalan di atas, ketersediaan pangan dan energi baik harga maupun keterjangkauan masyarakat dalam mendapatkannya menjadi issue penting, khususnya dii Jawa Barat untuk mencapai sasaran :

1. Jawa Barat mandiri energi perdesaan untuk listrik dan bahan bakar kebutuhan domestik.

2. Jawa Barat bebas rawan pangan (Ketahanan Pangan)

Dalam ikhtiar menggerakkan partisipasi dunia usaha dan masyarakat, pada Sabtu, 19 Oktober 2013 jajaran Kadin Jawa Barat ( West Java Chambers of Commerce and industry), komunitas Posko Hijau – Green Phoskko Organic Product serta peminat lainnya telah menetapkan tekad melakukan Gerakan Mandiri Pangan dan Energi ( Gema Panen) dimulai dg merumuskan dan mencanangkan “Revolusi Biogas”.

Pada kesempatan sama, diperlihatkan juga percontohan energi terbarukan (renuwable energy). Biometan ( biogas termurnikan) telah sukses dijadikan bahan bakar generator dan menghidupkan kegiatan Las permesinan di bengkel PT Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK)– yang berlokasi di Jl Raya Banjaran No 390 Pameungpeuk KM 13 Bandung, T. 022-87800115.

Dengan pertemuan itu kini diyakini hadirin bahwa sampah organik dan biomassa ( gulma perairan, kotoran ternak, alga, limbah industri pengolahan hasil pertanian) yang dimiliki Indonesia, khususnya Jawa Barat, menjadi modal besar bagi produksi Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk untuk mewujudkan Masyarakat Mandiri Pangan dan Energ.

Indonesia dengan kekayaan biomassa yang ada di hampir seluruh pelosok, desa maupun kota, paket teknologinya bisa dibangun multi skala ( mulai kecil hingga sangat besar), dan dengan teknologi terbaru hasilnya berupa biometan ( yi biogas yg dimurnikan)- sehingga bisa dikompresi dlm tabung bertekanan dan dialirkan ke lokasi jauh dengan pompa kompresor, sejatinya mampu mandiri dan berdikari energi.

Karenanya, revolusi biogas adalah keniscayaan. Di seluruh pelosok negeri, sejatinya dapat kita bangun stasiun pengisian bahan bakar biogas (SPBBG) maupun PLTBM – Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa berbahan dasar biogas. Serta, dengan ikhtiar itu, sekaligus, akan dihasilkan pupuk organik skala besar bagi produksi pangan secara masif serta berkelanjutan (*).